Nasib nya gimana

Naya melihat Hans masuk ke mobil tersebut dengan tatapan kosong "Tu orang waras kan!! Buat gue jantungan aja" ujar nya sembari melanjukan mobil nya

Sesampainya dirumah, Naya telah ditunggu oleh kedua orang tuanya. Melihat wajah orang tua nya menatap dirinya dengan dingin membuat langkah kaki Naya terhenti "dari mana? Kenapa jam segini baru pulang" ujar pak Ilham dengan tegas. "Maaf pah, Naya pulang telat karena ada tugas" ujar Naya nada gemetar. "Telat katamu!! Kamu gak pulang seharian Naya! Papa sama Mama hampir aja telpon polisi buat nyariin kamu" ujar pak Ilham dengan tegas yang membuat Naya semangkin takut. "pah, sabar" ujar ibu Arum mengelus pundak suaminya agar bisa tenang. "Gak bisa mah! Ini anak keterlaluan. Setidaknya kalo mau menginap dirumah temannya. Ya ngasih kabar biar kita gak khawatir" ujar pak Ilham sembari menghatur nafasnya. "Maaf mah, pah. Naya emang mau ngasih kabar tapi handphone Naya lowbat" ujar Naya dengan perlahan menghampiri orang tua nya.

"Tadi malam kamu menginap dimana nay? Papa sama Mama telpon semua teman-teman mu tapi gak ada yang tau keberadaan mu" ujar ibu Arum dengan lembut sembari memberikan suami nya air putih untuk minum

Mendengar pertanyaan ibunya, Naya hanya terdiam dan kembali mengingat kesalahan yang telah ia lakukan bersama Darren. Orang tua Naya yang melihat anak nya hanya diam pun tersadar bahwa anak nya memiliki masalah

"Kamu punya masalah apa ndok? Sini cerita sama mama" ujar ibu Arum sembari memegangi kedua pundak putrinya

"Nggak ada kok mah, Naya cuma capek aja seharian bikin tugas" ujar Naya sembari tersenyum paksa dan pergi ke kamar meninggalkan orang tua nya

"Naya kenapa ya pah?" Ujar ibu Arum yang melihat putrinya naik tangga dengan tatapan kosong. "Ah, paling lagi bertengkar sama teman nya mah! Biasalah, namanya anak muda" ujar pak Ilham sembari beranjak pergi ke ruang tamu untuk membaca koran

Disisi lain, Naya dengan lemas menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur sembari menangis dan menyesal telah bermain api dengan Darren.

Tak lama, handphone nya berdering yang membuat Naya terkejut. Ia melihat bahwa Darren menghubungi nya. Namun, Naya tak menghiraukan dan mengabaikan telpon dan pesan yang telah dikirim oleh Darren. Karena lelah dan pusing akan masalahnya. Ia pun tertidur

Sedangkan Darren tetap berusaha menemui Naya dengan datang kerumah nya. Naya terbangun dengan suara ayahnya yang sedang marah-marah. "Papa marah sama siapa sih?" Ujar Naya sembari keluar dari kamarnya dan hendak melihat apa yang terjadi. Namun, langkah kaki nya terhenti saat melihat Darren tengah berusaha untuk berbicara secara baik-baik dengan ayah nya. "Darren? Ngapain dia kesini" ujar Naya sembari pergi menghampiri nya

"Stop pah! Kenapa sih ribut-ribut" ujar Naya sembari merangkul tangan ayahnya agar tak memukul Darren. "suruh anak ini pergi! Papa gak mau dia ada disini" ujar pak Ilham dengan tegas. "Tapi om" ujar Darren hendak berbicara. Namun, pak Ilham menutup pintu dengan keras

"Kamu masih berhubungan dengan dia!" Ujar pak Ilham dengan tegas sembari menunjuk ke arah pintu. dimana Darren masih menunggu di depan

Pak Ilham melihat putrinya hanya diam merunduk pun telah mengetahui jawabannya. Dengan amarah yang masih bergejolak. Pak Ilham melemparkan gelas yang ia pegang ke lantai. Membuat Naya semangkin takut "udah papa bilang berkali-kali! Jangan berhubungan sama anak itu! Kenapa kamu gak mau dengar papa Naya" jelas nya dengan kesal. "Om, ini bukan salah Naya kok" ujar Daren yang tiba-tiba membuka pintu untuk menjelaskan.

Melihat Darren yang belum pergi, pak Ilham hendak menghampiri nya. Namun, di tahan oleh istri nya agar tak terjadi keributan. "Nay, suruh dia pulang" ujar ibu Arum dan Naya pun segera menghampiri Darren dan menarik nya ke luar

"Lo apa-apaan sih! Udah tau papa gak suka sama Lo tapi masih aja nekat datang ke sini" ujar Naya dengan kesal dan sesekali melihat kebelakang untuk memastikan bahwa ayahnya tak ikut menghampiri. "Itu Karna kamu gak jawab dan bales pesan dari aku Nay! Aku khawatir sama kamu" ujar Darren sembari memegang kedua pipi Naya yang tembem. Naya yang takut hal tersebut dilihat orang tuanya pun segera menepis tangannya. "Udah Ren, Lo balik sekarang! Kalo papa gue liat Lo masih disini bisa gawat" ujar Naya sembari mendorong pelan tubuh Darren agar cepat pergi

"Gue gak akan pulang sebelum Lo mau maafin gue nay? Please jangan gini. Kita ngelakuin itu Sam.." ujar Darren yang terhenti karena mulutnya ditutup oleh Naya agar tak ada orang yang mendengar hal tersebut

"Lo gila atau gimana! Kalo ada yang dengar bisa gawat" ujar Naya dengan panik sembari melihat ke kiri dan kanan untuk memastikan tak ada orang

"Iya, maaf nay! Lagi-lagi aku buat kesalahan" ujar Darren dengan merasa bersalah. Ia pun memegang kedua tangan Naya agar ia dapat memaafkan dirinya

"Nay, please jangan ngejauh dari gue. Gue tau, gue salah. Tapi tolong jangan tinggalin gue" tambah Darren dengan memasang wajah yang sedih. Melihat hal tersebut, membuat Naya merasa iba dan akhirnya memaafkan Darren. "oke, tapi Lo harus pergi dari sini sekarang! Ntar papa liat" ujar Naya sembari terus menoleh kebelakang. sedangkan, Darren yang senang pun tidak ingin pergi sebelum Naya mencium pipinya "gila ya! Kalo papa liat gimana?" Ujar Naya tersipu malu. Pipinya yang memerah pun membuat Darren semangkin gemas dan terus mencubiti nya "mangkanya cepet, biar papa gak liat" ujar Darren menggoda Naya sembari menyentuh pipinya untuk memberi kode.

Agar Darren segera pergi, Naya pun memperhatikan sekitarnya dan memastikan tidak ada seorang pun. dengan cepat, ia mencium pipinya dan berlari masuk ke dalam rumah.

Sedangkan Darren yang masih mabuk cinta pun terdiam mematung sembari memegang pipi nya yang telah di kecup oleh Naya "lucu banget sih, jadi pengen Bawak pulang" ujar Darren sembari tersenyum dan akhirnya ia mau untuk pulang ke rumahnya

Naya yang sedang berbunga-bunga pun masuk kerumah dengan senang. Ayahnya yang masih marah pun segera menghampiri nya dan hendak memastikan bahwa Darren benar-benar telah pulang "tenang pah, dia udah pulang kok" ujar Naya sembari tersenyum dan memeluk tangan ayahnya "kamu kenapa? Kayak orang lagi jatuh cinta" ujar ayahnya yang sempat Bingung. Tak lama, ayahnya tersadar kembali akan hubungan Naya dan Darren "kamu udah putuskan sama anak itu!!" Jelasnya dengan tegas. "Udah pah, mangkanya Naya seneng" jawab nya sembari kembali ke kamar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!