Kasih mulai bersiap-siap untuk pergi ke tempat kerja suaminya. Walaupun sebenarnya dia merasa bosan di rumah tapi jika keluar tidak ada tujuan jelas dia juga tidak mau.
Kasih yang milih sebuah dress sederhana lalu memoles sedikit make up. Setelah dirasa rapi dia mengambil tas kecil tidak lupa memasukkan dompet dan juga HP lalu pergi keluar dari kamar.
Sampai di depan rumah sudah ada mobil yang mau siap mengantar Kasih karena mungkin suaminya yang sudah meminta supir mengantarkan dia pergi.
"Bagusnya bawa apa ya untuk mas Abi?"
Tidak mungkin datang dengan tangan kosong saja walaupun nanti di tempat kerja suaminya ia bisa meminta bantuan kepada orang membeli makanan tapi dia merasa itu terlalu merepotkan karena dia baru dari luar alangkah baiknya langsung saja membeli apa yang dia mau.
"Beli kue aja kali ya,"
Memutuskan membeli kue kesukaan suaminya dan mampir di sebuah toko kue terkenal di kota ini.
Mobil melaju lagi setelah mampir ke toko kue dan tidak butuh waktu lama gadis itu sampai di tempat kerja suaminya.
"Terima kasih ya pak, langsung pulang aja ya pak aku balik sama mas Abi nanti,"
Kasih masuk sambil menenteng paper bag, sepanjang jalan menuju ruangan suaminya kasih menjawab dengan ramah orang-orang yang bersisian dengannya.
Walau dia istri dari atasan mereka yang ada di sana, namun jiwa ramah dan menghargai sesama itu tetap ada dalam diri Kasih.
Tok..
Tok..
Setelah mendapatkan jawaban dari dalam baru kasih membuka pintu dan masuk ke dalam.
Dapat dia lihat suaminya sedang fokus bekerja dan tidak melihat siapa yang mendatangi ruangannya.
"Selamat siang pak,"
Kasih sedikit suaranya agar tidak mudah di kenali suaminya.
"Siang, silahkan duduk,"
Menjawab tanpa melihat siapa lawan bicaranya dan gadis itu langsung duduk di depan suaminya yang berbatasan meja kerjanya.
Meletakkan paper bag yang dia bawa di atas meja dan memperhatikan suaminya yang belum menyadari tentang kehadiran dirinya.
Memperhatikan wajah tampan itu yang semakin mempesona saat lagi fokus bekerja.
'Aku jatuh cinta lagi berkali-kali pada orang yang sama'.
Melihat suaminya, rasanya tidak akan pernah ada rasa bosan.
Seperti lagu kesukaan walau di putar tiap saat tetap candu.
"Ada apa?"
Kasih menyerngit heran atas pertanyaan suaminya.
Apanya yang ada apa? Bukannya dia sendiri yang menyuruh datang! Lalu kenapa bertanya begitu.
"Tidak ada,"
Kasih menormalkan suaranya hingga suaminya mendongak melihat pemilik suara itu.
"Sayang,"
Bangun dari duduk lalu menghampiri istrinya dan di peluk tubuh mungil itu.
"Kangen tau,"
Gumam mas Abi yang sudah meletakkan wajah di ceruk leher istrinya.
Menghirup aroma yang begitu candu untuknya.
Aroma yang lebih menenangkan dari aroma terapi apa pun.
"Iya aku tau, aw,"
Balas Kasih yang dapat gigitan kecil hadiah dari suaminya.
"Aku serius sayang, kangen tau,"
Mencium leher itu hingga Kasih harus sekuat tenaga mengontrol suaranya agar tidak kelepasan.
"Aku juga serius taunya,"
Kasih tertawa mendengar dengusan kecil suaminya.
Menyerah.
"Iya aku juga kangen, makanya datang,"
Tau mau mengerjai suaminya lebih lama jika tidak ingin di kerjai balik nanti malam.
"Ayo duduk,"
Menuntun istrinya duduk di kursi kebesarannya.
Lalu mas Abi jongkok di depan istri lalu menyembunyikan wajah di dengkul istrinya di antara kedua paha mulus itu.
"Bawa apa?"
Suara itu sudah menyerupai seperti gumaman karena suaranya tertelan di paha istrinya.
"Bawa cinta dan badan,"
Mendongak menatap saat mendengar jawaban istrinya.
"Untuk di nikmati keduanya,"
Semburat merah muncul di wajah kasih saat mendengar kata menikmati.
Menikmati dalam artian suaminya juga berbeda.
"Iya menikmati, itu aku bawa kue untuk kita nikmati berdua,"
Membantu suaminya berdiri lalu mengambil paper bag dan membuka isinya.
"Nih pasti nikmat,"
Menyodorkan sepotong kue ke mulut suaminya dan di sambut dengan sebuah gigitan.
"Hhmm enak sih tapi lebih enak lagi yang menyuapi,"
Kasih hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar ucapan suaminya karena jika dibalas pasti akan berbuntut panjang.
Dia terus menyuapi suaminya hingga satu potong kue yang dipegang habis tak tersisa bahkan jari lentik itu pun tak luput dari emutan mulut suaminya.
"Nikmat sampai titik terakhir,"
Berucap setelah melepaskan jari istrinya dari dalam mulut.
Mengambil minuman yang ada di dalam lemari pendingin di pojok ruangan itu.
Akhirnya kasih duduk di kursi suaminya dan Mas Abi menarik kursi kecil lalu diletakkan sebelah istrinya duduk dan dia bekerja ditemani istrinya.
Mas Abi bekerja hanya dengan sebelah tangan dan sebelahnya lagi digunakan untuk mengerjakan yang lain.
Kasih sesekali menepis tangan yang sudah merayap kemana-mana bahkan dengan berani menelusup masuk ke dalam celah dress yang di gunakan.
"Kerja aja yang benar mas,"
Padahal dia bekerja hanya sebelah tangan tapi jarang melakukan kesalahan sama halnya dengan sebelahnya lagi yang tahu ke mana saja akan berlabuh.
"Ini kerjanya benar kok,"
Tidak menghentikan kegiatan tangannya yang meraba kemana-mana dan jika menemukan tempat yang disuka maka akan diremasnya pelan untuk meninggalkan sensasi yang menggelitik.
"Terserah,"
Kasih tidak tahu mau berucap apa lagi karena untuk menghentikan suaminya pun sangat sulit bahkan ada saja jawaban dari setiap ucapannya.
Jadi yang bisa dilakukan sekarang hanyalah mengontrol suaranya agar tidak lepas dan akan membuat tangan itu semakin gencar menggodanya.
Nggak waktu terus berlalu dan sudah beberapa jam gadis itu menemani suaminya bekerja dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.
Dia merasa pinggangnya cukup tegang karena duduk terlalu lama apalagi suaminya melarang untuk dia pindah duduk ke sofa yang bisa di gunakan untuk berbaring.
"Sebentar lagi selesai kok,"
Entah kalimat yang ke berapa kali yang terus diulang hingga kasih merasa semakin bosan karena tidak bisa merubah posisi duduk.
Dia seperti orang yang sedang menjalani sebuah hukuman karena duduk berjam-jam lamanya.
Mau hendak berdiri untuk pindah saja badannya sudah ditahan dan duduk kembali ke posisi awal.
"Kenapa cepat bosan duduk dekat mas sayang?"
Kasih memberengut kesal, dia mau pindah bukan karena tidak betah di sebelah suaminya lama-lama hanya saja pinggangnya terasa kaku dan butuh diregangkan sedikit.
Apa suaminya ini menunggu pinggang dia suruh digerakkan dulu baru menyadari bahwa dia memang sudah tidak nyaman.
"Terserahlah paling nanti saat aku bangun pinggang ku seperti nenek-nenek yang mengalami encok,"
Sudah tidak diberi kesempatan untuk berpindah duduk dan gadis itu lebih memilih memainkan HP untuk mengusir rasa bosan dan menghilangkan sedikit rasa panas yang menjalar di pinggangnya.
Sehingga mereka berdua larut dalam kegiatan masing-masing.
Untuk orang seperti kasih maka duduk lama bukanlah hal yang menyenangkan berbeda dengan orang yang sudah biasa duduk berjam-jam dengan posisi yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Cleydra
kok gadis si thor,kan dh ga perawan🙃
2023-06-22
0