Satu bulan berlalu setelah pertarungan antara kedua pemimpin aliansi aliran hitam dan putih berlalu. Tidak ada yang mengetahui siapa pemenang dari pertarungan mereka. Hanya saja, pihak aliran putih menemukan sepotong lengan yang digadang-gadang milik pemimpin aliansi aliran putih, Shen Zhi.
Ditemukannya potongan tengan yang hancur itu membuat para pendekar aliran putih berspekulasi jika pemimpinnya sudah gugur di medan pertempuran. Namun, karena pemimpin dari aliansi aliran hitam pun tidak ditemukan mayat atau tanda-tanda keberadaannya setelah satu bulan berlalu, membuat para pendekar aliran hitam dan putih berspekulasi jika kedua jagoan itu gugur.
Selama satu bulan itu pun, aliansi aliran hitam perlahan mundur dari peperangan. Ini tentu saja menjadi angin segar bagi aliran putih, karena ini bisa berarti perang telah berakhir. Namun, tentu saja tidak ada yang senang dengan hasil peperangan ini.
**
Disebuah kurungan budak, seorang anak berumur sekitar Lima belas tahunan dengan tubuh yang kurus kering terlihat sedang memakan daging manusia lain yang telah mati. Perbuatannya membuat anak-anak di kurungan yang sama menjauh dan ketakutan padanya. Namun anak itu tidak peduli, dia tidak tahan dengan rasa lapar yang dideritanya. Para penjaga kurungan pun merasa jijik dan beberapa penjaga terlihat terhibur melihatnya, meskipun mereka tidak peduli.
Sambil mengusap mulutnya, dirinya menjauhkan mulutnya dari mayat yang dia makan. Tatapan matanya yang terlihat kosong membuat dirinya semakin menakutkan dimata anak-anak yang satu kurungan dengannya.
"Kurasa aku telah dikurungan ini lebih dari tiga puluh hari. Aku ingin tahu apakah aku masih bisa hidup nanti" gumamnya sambil melihat para penjaga kurungan yang tengah melihat kearahnya.
Dia kembali memakan mayat yang sebelumnya dia makan, tanpa mempedulikan orang disekitarnya. Lagipula siapa orang yang akan peduli disaat dirinya sendiri juga kesulitan?
Dari pintu masuk kedalam ruang bawah tanah yang menjadi ruang kurungan, seorang pria paruh baya dengan pembawaan yang menakutkan masuk bersama seorang pria dengan perut buncit.
Pria perut buncit itu tampak tengah berbicara kepada pria paruh baya itu dengan wajah yang tersenyum lebar, "Bagaimana menurut tuan? Aku rasa itu adalah tawaran yang bagus" tanya pria dengan perut buncit.
Pria paruh baya itu tampak memegang dagunya sambil memainkan jenggot pendeknya, "Sebenarnya aku hanya ingin membeli satu budak. Aku juga tidak yakin akan menemukan budak yang bagus disini."
Senyum pria perut buncit itu menipis, namun dia tetap mempertahankan senyuman khasnya. Sepertinya dia tidak ingin menyinggung pria paruh baya itu.
Saat mereka berdua melihat budak-budak yang ada didalam ruangan, pria paruh baya terlihat tertarik pada anak yang tengah memakan mayat dikurungannya.
"Bagaimana dengan yang satu itu? Kurasa dia cukup menarik." tanya pria paruh baya itu sambil menunjuk anak yang tengah memakan mayat.
Pria dengan perut buncit itu mengangguk, kemudian menyuruh penjaga untuk mengambil anak itu.
"Siapa namamu?" tanya pria paruh baya itu sambil memegang kepala si anak pemakan mayat.
Si anak hanya menatap pria paruh baya itu dengan mata yang kosong dan tak terlihat peduli.
"Hei, apa kau bisu, hah!? Jawab pertanyaan tuan!" teriak pria perut buncit.
Anak itu tetap diam, dirinya terlihat tidak peduli.
Pria buncit itu mengambil tongkat yang tak jauh darinya, kemudian memukul anak itu dengan keras. Namun tak ada reaksi apapun dari anak itu, ekspresinya tetap tak berubah.
Pria paruh baya itu tertawa, kemudian dia mengeluarkan kantung kulit berisi beberapa koin perak, dia memberikannya pada pria dengan perut buncit.
"Apa ini cukup?" tanyanya dengan wajah yang masih tertawa.
Pria dengan perut buncit itu membuka kantong kulit itu, dia tersenyum lebar dan mengangguk.
"Baiklah, mulai saat ini kau akan menjadi milikku." ucapnya sambil mengelus kepala si anak.
**
Satu minggu berlalu sejak dirinya dibeli oleh seorang pria paruh baya. Kini dirinya berada disebuah pemukiman yang berada di sebuah lembah, dirinya yakin tempat ini adalah sekte aliran hitam. Selama satu minggu itu, dirinya merasa aneh dengan orang yang membelinya. Itu karena, dia berkata jika dirinya dibebaskan berkeliaran kemana saja selama tidak keluar dari wilayah pemukiman itu —meskipun begitu, dirinya tak ingin mengambil resiko untuk keluar dari rumah pemiliknya, dia juga diberi makanan yang layak dan pakaian hingga dirinya pun tak merasa sebagai seorang budak.
Dirinya kini menghela nafas kesekian kalinya, "Aku tidak tahu ini akan baik atau tidak, tetapi aku harap ini sesuatu yang baik bagiku." gumamnya pelan dengan wajah tak berekspresi seperti biasanya.
"Sepertinya kau sudah baik-baik saja setelah hampir satu minggu keluar dari kurungan itu. Jadi, boleh kutahu siapa namamu? Kuharap kali ini kau menjawab pertanyaanku." tanya pria paruh baya yang sebelumnya membelinya.
Dia melihat pada sumber suara, dirinya diam sejenak, kemudian dia menjawab, "Dong Fang" dengan wajah yang tak berubah.
"Akhirnya! Setelah beberapa kali kutanya namamu, akhirnya kau menjawab. Dong Fang? Nama yang bagus. Namaku Xi Lang, jadi bagaimana pendapatmu mengenai tempat ini? Apa tempat ini menarik? Tempat ini disebut Sekte Raja Racun" tanya Xiang dengan tawa kecil, kemudian lanjut berbicara, "Meskipun nama sekte ini kurasa berlebihan, mengingat mungkin sekte ini hanya bisa disejajarkan dengan sekte kelas menengah." gumamnya pelan, namun masih bisa didengar oleh Dong Fang.
Dong Fang mengangguk, meskipun tempat ini sudah diketahuinya sebagai sekte aliran hitam yang membuatnya teringat akan balas dendamnya, dirinya sadar akan ketidak berdayaan dirinya. Namun, beberapa hari disini, membuatnya terarik untuk belajar ilmu yang diajarkan disekte ini. Tentu saja, setelah dia cukup kuat, dia berpikiran untuk balas dendam.
"Aku ingin bertanya satu hal." ucap Dong Fang.
Xi Lang mengangkat alisnya, dirinya terlihat heran, namun tak berkata apapun.
"Mengapa kau membeliku? Aku merasa aneh pendekar aliran hitam sepertimu bisa memperlakukan budaknya seperti ini" tanya Dong Fang setelah beberapa detik tak mendapat jawaban.
Xi Lang tertawa kecill, kemudian mengusap jenggot pendeknya, "Aku ingin mengangkatmu sebagai murid. Aku bisa melihat potensi dari dirimu, kau juga terlihat sangat berambisi untuk menjadi kuat." dirinya tertawa kecil, "Aku yakin, ambisimu itu berkaitan dengan berakhirnya kau di tempat penjualan budak." dirinya kemudian tersenyum kecil, Xi Lang kemudian membalas pernyataan Dong Fang, "Kami dari aliran hitam pun manusia yang memiliki hati, mungkin hanya seperempat dari kami yang berani membunuh orang tanpa alasan, dan hanya sedikit sekali dari kami yang sampai membunuh keluarga sendiri. Kami dari aliran hitam pun sama-sama memiliki rasa belas kasih."
Dong Fang yang mendengarnya tentu hanya menganggap itu sebagai omong kosong, dirinya menjadi saksi betapa kejamnya para aliansi pendekar hitam, namun dirinya tak mempedulikan perkataan Xi Lang.
"Kalau begitu, apa yang harus kulakukan? Aku hanya akan bergerak dengan perintahmu."
Xi Lang tersenyum, "Kita akan melakukan latihan esok hari, aku agak sibuk hari ini, kau bisa melakukan aktivitas seperti biasa, namun kuperingati jangan mencari masalah dengan orang-orang disini juga jangan memasuki bangunan itu." Xi Lang sambil menunjuk sebuah pagoda lima lantai yang memiliki tinggi sekitar tiga puluh meter dan terletak di tempat yang lumayan jauh, meskipun begitu bangunan itu masih terlihat jelas, "Itu tempat pengujian para murid sekaligus tempat Patriak sekte ini. Kau bisa merepotkanku jika kau membuat masalah."
Dong Fang menggangguk, meskipun dia terlihat tak berekspresi, dari awal dirinya tiba ditempat ini, dia selalu waspada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
~Kaipucino°®™
🤨🤨🤨🤨🤨
2023-06-11
0
~Kaipucino°®™
⚡⚡⚡⚡⚡⚡
2023-06-11
0
~Kaipucino°®™
Ssmangatlah buat dirimu MC 😁
2023-06-11
0