Memberi Kesempatan

Sehingga saat ini, El menatap lex, dan kedua anak anak yang berada di sisi ujung di pegang erat erat oleh Heru, dimana El tahu dan sadar, tidak boleh menangis sepanjang waktu, karena akan memberatkan yang telah tiada. Hanya kenangan, membasahi di pipi El saat ini ketika satu persatu akan pergi.

'Benar ada waktu aku harus mandiri, bibi pernah bilang kelak kebahagiaan datang pada non El, bibi akan pergi untuk urusan privasi. Yang mana aku tidak tahu jika bibi akan pergi untuk selamanya, sungguh waktu yang singkat membuat ku ingin sekali memutar waktu, andai aku menahan bibi untuk tetap ikut, jika kehilangan harta di rumah aku tidak masalah, tapi jika bibi saat itu ikut ke swiss mungkin ia masih ada.' batin El, penuh penyesalan.

Beberapa orang dari Saputra, meminta untuk mengurus pasien yang tiada, untuk di makamkan. Almarhum sang bibi dan suaminya, dimakamkan di tpu jeruk purut dimana itu adalah kampung halaman mereka, yang sempat El tahu dan amanat sang bibi semasa hidup, yang ingin dimakamkan di tanah kelahirannya.

Bukan tanpa alasan juga, dimana El saat ini merasa tak kuasa, menuju perjalanan mengiringi ambulance tak henti hentinya ia beristighfar.

"Sayang, aku titip anak anak di mobil ibumu, mereka ada di mobil ke empat."

"Ibu, ibu datang?"

"Iya, dengan suaminya dan pria remaja."

"Itu Agam. Dia adik tiri, anak kandung ayah Rahmat Dave Aliansyah."

Ah, rasanya mustahil tapi El benar benar tak bisa memikirkan hal lain, dimana ia mengecek ponsel dan video call pada ibunya. Benar saja, anak anak disana senyum meski ada merah sembab dimata kedua si kembar, wajah karena mereka juga kehilangan. Dimana sejak kecil, mereka tidak pernah lupa sikap perlakuan penyayang bibi Roh dan pak Supra.

"Bunda .."

"Sayang, jangan nakal sama nenek dan kakek ya, apalagi sama uncle!" El mengelus pipi kedua anak anaknya, yang ikut ibu Rini.

"Oke bunda, kami akan nurut kok." teriaknya serentak.

Setelah itu, El pun bertanya pada lex kala itu juga.

"Lalu bagaimana dengan Shela, jasadnya..?"

"Dia akan tiba empat sampai lima hari lagi, Ayah Saputra bilang ia memesan makam tepat disebelah bibi, meski keadaan kelak tidak utuh jasadnya sebab .., dokter memberikan pengawet agar tidak terlalu menyengat ke penciuman, akan tetapi.." terdiam lex.

"Aku berharap bibi bertemu anaknya, dan tuhan mengampuni sikap Shela."

"Amiin, semoga." balas lex, dan kembali menyandarkan kepala El pada bahunya, dimana mereka masih menuju perjalanan untuk ke makam.

El merasa ini adalah sebuah gambaran kehidupan, yang mana takdir tidak dapat di ubah, namun nasib sebisa mungkin bisa ia ubah, hanya bisa bersabar menjadi orang baik ketika disakiti, adalah hal El saat ini, yang mana semesta akan adil membalas apa yang ia terima.

'Terimakasih kebaikan bibi, El janji akan terus mendoakan bibi dan pak Supra, dan akan sering datang, bahkan tempat peristirahatan bibi akan El urus.' ujarnya menatap dua nissan, dan satu nissan kecil mirip nisan bayi dimana itu tanpa nama berada di sebelah sang bibi Roh, setelah perjalanan jauh.

Dan setelah sekian lamanya, El nampak telah berhenti menangis, dimana El harus merelakan kedua orang yang ia sayangi pergi saat ini juga.

"Sayang, ayo ini sudah mau hujan. Kita relakan dan bantu doa." ujar lex, dimana El mau tidak mau harus merelakan.

Bahkan kini mereka pergi pamit, dari makam membuat El yang berduka tak kuasa, jika saat ini semesta lebih sayang alm dan almarhumah Roh dan Supra.

Dan kini ada rasa tak percaya bagi El setelah pulang ke rumah hal itu membuat ia merasa nampak terkejut akan sang Ayah yang memberikannya wasiat.

"Apa ini ayah?"

"Buka saja putriku!" Titah Saputra, hal itu membuat mata El membola di meja makan malam, dimana disana sudah ada kedua anak kembar dan ibunya bersama suaminya, yang sengaja sang Ayah membawa mereka makan keluarga bersama.

"Surat Perjanjian Ahli Waris. Ayah apa ini semua?"

"Selama ini ayah sudah lalai, lalai akan perkembangan masa kecilmu bahkan menyianyiakan waktu, tapi percayalah Ayah berjuang demi kalian. Dan semua aset yang Ayah miliki, sudah sah jadi milikmu putriku! Dan kamu lex, setelah masa kontrakmu selesai, tolong jaga perusahaan untuk kedua cucuku, dimana perusahaan itu akan jatuh pada Bimasa cucu pertamaku, dan beberapa mansion serta bidang usaha lain untuk mereka."

"Ayah ini berlebihan, El tidak bisa .."

"Jika ayah tiada, lalu ayah belum memberitahumu dan mensahkannya, ayah akan merasa bersalah nak! Jadi simpanlah, dan gunakanlah sebaik mungkin. Jaga perusahaan agar selalu balance!"

"lex janji akan menjaga El dan anak anak."

"Itu harus lex, jadi tolong kau bayar saja finalti, urus perusahaan seperti biasa. Aku serahkan padamu, jangan sampai kau sakiti putriku seperti dulu!"

"Itu pasti Ayah mertua, lex tidak akan pernah mengulangi, sebab mereka adalah kehidupan penting bagiku!" ujar lex janji begitu saja.

El seolah pupus harapan, dimana menatap sang Ayah yang memberi wasiat membuatnya takut kehilangan lagi, dan kini El merasa hampa ketika semua yang ia miliki serba ada, namun satu persatu akan pergi begitu saja.

"El berterimakasih Ayah, tapi bisakah kita umroh bersama, ini bentuk rasa syukur kita berkumpul bersama, dan Ayah yang lapang menerima keluarga baru ibu."

"Ah tentu putriku, itu pasti apapun itu."

Nampak sekali raut wajah Dave seolah kesal, namun ia berusaha mengusap bahu Rini, untuk selalu dekat bagaimanapun dirinya takut tersaingi, dan Rini mempunyai benih cinta kembali masa lalunya.

"Bagaimana bu, ibu dan Ayah Dave ikut kami juga kan?"

"Kita sudah mendaftar haji tahun depan, sepertinya .." terpotong Dave oleh Rini.

"Sepertinya baik jika kita umroh bersama tahun ini, tenang saja El. Ibu dan Ayah keduamu pasti ikut, ibu akan bicara pada Agam untuk ikut juga, karena kita keluarga."

"Terimakasih bu."

Perbincangan pun berakhir dimana saat ini nampak sekali Dave terlihat mengalah, bahkan mengalah telah menjatuhkan harga dirinya demi rasa cintanya pada bu Rini, akan jamuan kepada mantan suaminya demi putri

satu satunya mereka.

"Yeaay kita liburan bareng kak."

"Iya dik." Bisik Kanya dan Bima kegirangan.

"Ini namanya liburan ibadah cucu cucuku! Ah gemasnya kalian berdua." Cubit pipi gembul mereka berdua, oleh Rini yang nampak mereka semua kegirangan.

Hingga beberapa jam kemudian, dari hari ke hari telah mereka lewati. Dimana saat ini, El dan seluruh keluarga bersiap umroh, tak sedikit acara di rumah mereka lakukan jamuan kepada tetangga dan kerabat untuk kepergian ibadah mereka, bahkan beberapa staff kantor dan bodyguard ada yang satu persatu di umrohkan ikut bersama, dan ada juga yang menunggu giliran karena kuota terbatas.

Dimana El menatap haru, sebab seluruh karyawan sang Ayah di berangkatkan ke mekkah demi keberkahan dan kejayaan perusahaan Ayah, bak langit dan bumi yang El sempat benci jika sang Ayah hianati ibunya, namun kenyataannya sang Ayah adalah Ayah yang luar biasa akan kebaikannya dan hangat pada karyawan yang bekerja padanya, pantas saja harya Ayah di dunia tak habis dan semakin bertambah.

Beberapa dari berita Shela nampak keluar dari berita pagi, bahkan makamnya di sebelah almarhumah bu Roh di samping makam kecil, di tpu jeruk purut. Hal ini membuat El menjenguk makam mereka sebelum berangkat ibadah umroh dan tak lupa memanjatkan doa.

Dan kebahagian El pun berakhir bahagia, happy ending dengan kehidupan yang luar biasa telah semesta anugerahkan, dimana kehidupan di pahit kini El nampak menerima balasan manisnya dan kesabarannya selama ini.

'Aku tahu semesta selalu melindungi umatnya, dan memberikan suatu ujian untuk mengingatkan dan menaikan derajat hambanya. Tuhan jangan biarkan El dan keturunan El, kebahagiaan El kufur nikmat dan lupa akan semua yang engkau titipkan. Sungguh El takut menerima surprise ini." lirihnya dan bangkit merapatkan tudung penutup kepala yang hampir turun.

Dimana saat ini El di gapai oleh lex, senyum dan mereka menuju mobil, untuk perjalanan menuju mekkah.

"Sayang, tetaplah bahagia dan berdoa untuk kebahagiaan kita dan anak anak selalu bersama seperti ini, aku janji akan melindungimu!" ujar Lex membuat El senyum.

"Terima kasih lex, tuntun aku jadi istri soleha, kamu menerima ku apa adanya dengan segala sikap ku yang .."

"Kita sama sama belajar dan saling mengingatkan sayang, perjalanan kita masih panjang dengan anak anak kelak di mansion menjadi keluarga hangat." Balas lex.

Berlanjut .. drama anak El dan Lex, yang akan membuat karma di ingat oleh Lex.

Kisah El dan Lex bahagia ya all, dan akan berlanjut Season 2.

Kisah Kanyana dan Bimasa akan drama rumah tangganya setelah dewasa. Dimana Ellena harus memberi kesempatan pada pria yang pernah khianatinya, namun karma akan menguak kisah El dan Lex di masa anak anak yang akan membencinya.

Terpopuler

Comments

𝑰𝒍 𝒏𝒖𝒍𝒍𝒂

𝑰𝒍 𝒏𝒖𝒍𝒍𝒂

Lanjut kak, sepucuk bunga untuk menyemangati mu🌷

2023-04-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!