Samuel kini berjalan mendekati seorang gadis cantik yang berbalut gaun hitam panjang dengan bintik-bintik kecil yang bersinar terang.
Lelaki itu berdiri di hadapan gadis tersebut dengan senyuman maut di wajahnya. Gadis berbalut dress hitam itu terlihat acuh tak acuh dengan penampilan dan daya tarik Samuel sehingga membuat laki laki itu penasaran dengannya.
"Mau?" ajak Samuel untuk berdansa. Lelaki itu menurunkan tubuhnya dengan tangan kanan yang dilipat ke belakang.
Galexa melirik ke arah Samuel sekilas namun kembali meminum minumannya. "Sorry, gue sibuk."
"Jadi gue ditolak?" tanya Samuel sedikit terkejut, namun ia segera menetralkan ekspresi wajahnya.
"Harus gue jawab lagi atau lo udah ngerti maksud gue?" Galexa menatap wajah Samuel dengan tatapan kesal menahan amarah.
Samuel menghembuskan nafasnya gusar sambil memandangi tubuh Galexa dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Lelaki itu menyeringai kecil sambil menaikkan salah satu alisnya. Galexa yang menyadari tatapan dari Samuel sedikit aneh, langsung bertanya secara langsung kepada laki laki itu.
"Kenapa lo?"
"Lo mau ke pesta pernikahan atau ke kuburan sih? Pake baju kok item.” balas Samuel dengan tatapan serta nada bicara mengejek.
Galexa memang mengenakan dress panjang berwarna hitam, namun permata-permata kecil yang berada di gaun tersebut membuat dress tersebut menjadi bersinar terang. Galexa merasa tidak ada yang salah dengan gaun yang ia kenakan saat ini.
"Emangnya apa masalahnya sama lo? Sahabat gue yang nikah kenapa lo yang ribet banget sih ngurusin baju orang lain." kesal Galexa kepada Samuel, gadis itu memutar kedua bola matanya malas menatap laki laki yang berada di hadapannya.
Samuel menyeringai kecil, "gue gak suka aja ngeliat orang pakai baju hitam ke pesta pernikahan. Bawa sial tau gak,"
"Lo tuh yang bawa sial."
Galexa pergi meninggalkan Samuel sendirian dan beralih ke Steffy yang sedang duduk manis tak jauh darinya. Samuel menatap kepergian Galexa dengan sebuah senyuman kecil, lelaki itu tahu bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Dia semakin dibuat penasaran dengan sosok Galexa yang sangat jutek.
Asya dan Alvin yang sedang asik berdansa pun langsung menghentikkan aksi mereka ketika orangtua Asya datang mendekati mereka.
Asya memeluk kedua orangtuanya secara bergantian dan Alvin hanya tersenyum simpul sambil memberikan salam dengan sopan. Orangtua Asya membalas pelukan dari Asya dengan perasaan tidak rela, mereka tidak rela bila putri mereka satu-satunya kini telah menikah.
"Om.., Tante..," sapa Alvin sambil tersenyum simpul kepada orangtua Asya.
Ibunda Asya atau kerap dipanggil Alea menggeleng pelan menatap Alvin. "Panggil mama sama papa aja, kan kamu udah nikah sama Asya."
"Ma.., Pa..," sapa Alvin sekali lagi dengan sopan kepada kedua orangtua Asya.
Andra selaku ayah Asya mengangguk sambil tersenyum menatap Alvin dan Asya. Andra menyentuh bahu Alvin sambil menatap laki laki itu dengan tatapan yang dalam. "Jaga Asya baik-baik ya, Nak. Sayangi dia dan lindungi dia. Dia emang keliatannya kuat dan tahan banting, tapi dia sebenarnya lemah dan rapuh."
"Iya, Pa. Alvin janji bakal selalu sayang dan jagain Asya, itu janji Alvin ke Papa." ucap Alvin sambil menatao ayah Asya dengan tatapan serius.
"Asya juga jangan terlalu nyusahin Alvin ya." pinta Alea kepada putri semata wayangnya itu.
"Mama tenang aja. Asya anaknya mandiri kok." kata Asya sambil tersenyum.
Alvin melirik ke arah Asya yang berada tepat di sampingnya. "Mandiri banget."
"Sarkas atau jujur?" tanya Asya sambil menaikkan salah satu alisnya. Alvin membalas tatapan Asya, "sarkas."
Kedua orangtua Asya pun tertawa kecil menatap sepasang kekasih yang ada di hadapannya saat ini. Mereka lalu meninggalkan Asya dan Alvin berdua disana.
Asya kembali berdansa bersama Alvin lalu kemudian memilih untuk berkeliling, Alvin memperkenalkan Asya kepada sahabat serta clientnya.
Sudah berjam-jam acara berlangsung. Kini para tamu mulai berbondong-bondong meninggalkan gedung. Setelah pernikahan yang cukup mewah itu selesai, Alvin dan Asya pun berniat untuk meninggalkan gedung.
Kaki Asya yang sudah begitu sakit karena terlalu lama memakai high heels membuat gadis itu kesusahan untuk berjalan. Alvin datang menghampirinya lalu menatap wajah Asya dengan lembut.
"Makanya kalau gak bisa pakai sepatu tinggi, jangan dipaksain." tutur Alvin kepada Asya dengan nada tidak suka. Asya hanya menunduk dengan wajah murung.
"Aku kan mau keliatan cantik, terus keren gitu." Asya menunduk murung tak ingin menatap wajah Alvin.
Alvin mengacak-acak rambut Asya dengan lembut. Gadis itu pun menaikkan kepalanya hingga ia bisa melihat wajah tampan suaminya. Alvin tersenyum tipis lalu mencubit hidung Asya gemas.
"Jangan kelihatan cantik, nanti banyak yang suka." ucap Alvin kepada Asya, gadis itu lalu tersenyum menatap Alvin.
"Kalau banyak yang suka kenapa?" goda Asya menaikkan salah satu alisnya menatap Alvin.
"Aku gak suka, aku cemburu." jawab Alvin dengan sangat jujur, lelaki itu mulai mendekatkan wajahnya kepada Asya.
Asya lalu tersenyum mengejek membalas tatapan dari Alvin. "Tapi aku suka liat kamu cemburu."
Alvin menatap wajah Asya sambil menaikkan salah satu alisnya, Asya hanya tertawa kecil membalas tatapan dari Alvin. "Iya iya, aku becanda. Aku cuman pengen keliatan lebih tinggi aja, bosen jadi orang pendek mulu."
Alvin hanya diam tidak menanggapi perkataan Asya. Laki laki itu tiba-tiba saja menggendong Asya seperti bridal style. Asya tertegun dengan perlakuan Alvin, gadis itu segera membulatkan kedua matanya.
Detak jantung Asya menjadi tidak karuan, Asya pun memeluk Alvin begitu dalam, ia takut bila nanti ia akan terjatuh. Asya berulang kali menyuruh Alvin untuk menurunkannya namun sayangnya permintaan Asya tidak dituruti oleh Alvin, laki laki itu tetap membiarkan tubuh Asya hanyut dalam dekapannya.
"Jangan pakai high heels lagi, aku gak suka liat kamu terluka." pinta Alvin sambil menatap Asya begitu dalam.
Asya menatap wajah Alvin sekilas, tatapan datar terlihat jelas di wajah laki laki itu. Asya hanya mengangguk pelan membalas permintaan Alvin lalu kembali memeluk lelaki tersebut begitu erat, wajah gadis itu ia tenggelamkan dalam dekapan Alvin.
"Dipeluknya erat banget, modus?" tambah Alvin menggoda.
Gadis itu memukul lengan Alvin dan tak ingin menatap Alvin, pipiny bersemu merah. Alvin hanya tertawa kecil menatap tingkah istrinya yang begitu lucu baginya. Asya sangat senang melihat senyuman Alvin, rasanya begitu tenang dan damai.
Asya masih sedikit heran mengapa laki laki itu tidak mau menunjukkan senyumannya kepada orang-orang, padahal senyuman Alvin sangatlah manis. Bahkan lebih manis daripada senyuman Samuel ataupun Leon.
Ketigas sahabat Alvin yang masih belum meninggalkan gedung pun memperhatikan seluruh gerak-gerik Alvin beserta Asya. Samuel dan Leon melongo kaget saat melihat Asya dengan mudahnya membuat Alvin tersenyum dan tertawa.
"Alvin udah balik kayak dulu lagi." papar Leon menatap kepergian sahabatnya yang baru saja menikah.
Samuel mengangguk pelan, "beruntung banget Alvin bisa dapetin cewek kayak Asya. Gue jadi iri,"
Leon melirik ke arah Samuel, "dari semua mantan lo gak ada yang sifatnya beneran baik, Sam?"
"Enggak," jawab Samuel dengan nada sendu sambil menggeleng.
"Makanya cari cewek yang bener." balas Edward kepada Samuel.
Samuel menatap datar wajah Edward yang sedang menatapnya, "setidaknya gue gak pernah galau cuman karena ditinggal cewek."
"Gue tuh lagi proses move on." ujar Edward membalas tatapan Samuel dengan datar.
Samuel tertawa mengejek, "proses move on kok gak berhasil-berhasil, udah berapa tahun ini?"
"Cewek terus dipikirin." heran Leon sambil menggeleng pelan lalu meninggalkan kedua sahabatnya yang sedang beradu mulut.
"Jomblo sih dari dulu," ejek Edward menatap punggung Leon yanh semakin menjauh.
"Si Leon mah pacaran sama buku, hahaha." ejek Samuel sambil tertawa kencang.
Leon tak peduli dengan ejekkan kedua sahabatnya, ia tetap melenggang pergi meninggalkan gedung dan juga kedua sahabatnya disana.
Setelah kepergian Leon, Edward dan Samuel pun ikut meninggalkan gedung. Kini gedung besar nan megah yang berisi dekorasi-dekorasi mewah itu sudah kosong-melompong.
...—Bersambung—...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments