Aster berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit dengan perasaan bercampur aduk. Wajahnya sembab, matanya tampak memerah. Sesekali dia menghapus air matanya yang tak berhenti mengalir dari pelupuknya.
Dari jarak 10 meter, Aster melihat ayahnya yang duduk sendirian di depan ruang operasi. Aster mempercepat langkahnya dan bergegas menghampiri ayahnya. "Pa," seru Aster dan langsung menyita semua perhatian paruh baya itu.
"Aster, akhirnya kau datang juga. Ada sesuatu yang ingin Papa tanyakan padamu, kenapa tiba-tiba Nenek bisa di operasi? Dan pihak rumah sakit juga mengatakan jika semua biaya operasi Nenek sudah di lunasi. Darimana kau mendapatkan uang sebanyak itu? Kau tidak melakukan hal yang tidak-tidak bukan?" tanya paruh baya itu meminta penjelasan.
Aster menggelengkan kepalanya. "Papa, tenang saja. Uang yang aku dapatkan untuk operasi Nenek itu bersih. Bukan dari hasil mencuri apalagi menjuall diri, aku meminjamnya dari atasanku. Jadi Papa tenang saja." Ucap Aster sambil menggenggam tangan ayahnya.
Mendapatkan banyak uang dengan cara menyewakan rahimnya jika bukan menjuall diri lalu apa namanya?! Aster tidak mungkin mengambil sebuah keputusan sebesar itu jika bukan karena terpaksa. Dan apa yang dia lakukan semata-mata demi keluarganya.
Aster bekerja keras selama ini demi memenuhi kebutuhan hidup dan juga membiayai pengobatan neneknya serta untuk melunasi hutang-hutang ayahnya pada seorang lintah darat.
Meskipun gajinya tak mampu untuk mengatasi permasalahannya saat ini, tapi setidaknya Aster sudah bekerja keras dan berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarganya. Ayahnya pun sudah sakit-sakitan, jadi tidak mungkin dia bisa bekerja membanting tulang seperti ketika tubuhnya masih sekuat dulu.
Aster menoleh kebelakang, namun tak terlihat batang hidung Keanu. Jelas-jelas dia tadi ikut bersamanya, tetapi tiba-tiba dia hilang begitu saja. Namun Aster tak peduli dan tak mau ambil pusing. Toh dia bukan anak kecil yang akan hilang karena tak tau jalan.
"Aster, biaya operasi nenekmu tidaklah sedikit. Bagaimana bisa atasanmu memberimu pinjaman sebanyak itu? Sungguh, Nak. Papa, merasa tidak enak pada dia karena sudah merepotkannya." Ucap paruh baya itu.
Aster menggelengkan kepalanya. "Papa, tidak perlu merasa tidak enak padanya. Aku bekerja di sana, jadi sudah pasti dia mau membantuku. Lagipula perusahaannya juga membutuhkan tenagaku, diantara pegawai dan atasan ada hubungan yang saling menguntungkan. Jadi Papa tidak perlu cemas apalagi merasa tidak enak padanya, yang terpenting adalah kesembuhan nenek dulu."
Sebagai seorang ayah Jovan merasa malu, dia selalu saja merepotkan putrinya. Harusnya dirinyalah yang bekerja keras banting tulang untuk biaya pengobatan ibunya, dan membayar hutang-hutangnya pada rentenir, bukannya Aster. Bahkan dia harus rela putus kuliah dan mengubur dalam-dalam impiannya sebagai seorang desainer. Dia merasa tidak berguna sebagai seorang ayah.
"Apa yang Papa pikirkan? Jangan karena hal ini kau akan menjadi tidak enak hati, aku akan bekerja lebih keras lagi supaya bisa segara melunasi hutangku pada perusahaan,"
"Aster, maafkan Papa, Nak. Karena kondisi keluarga kita saat ini kau jadi sangat menderita. Seharusnya kau masih kuliah dan mengejar cita-citamu untuk menjadi seorang desainer. Tapi keadaan yang membuatmu harus mengubur dalam-dalam impian terbesarmu itu." Ucap Tuan Jovan penuh sesal.
Aster menggeleng. "Berhenti meminta maaf, Pa. Apa yang aku lakukan untuk keluarga kita memang sudah seharusnya, jika bukan aku yang bekerja keras untuk keluarga ini lalu siapa? Tidak mungkin aku membiarkan Papa yang bekerja banting tulang sementara kondisimu sudah tidak lagi memungkinkan. Dan sebaiknya sekarang kita berdoa saja untuk keberhasilan operasi, Nenek." Ujar Aster yang kemudian dibalas anggukan oleh paruh baya itu.
Keanu terdiam saat mendengar obrolan ayah dan anak tersebut. Begitu miris kisah hidup yang Aster jalani selama ini, dia melewati banyak sekali cobaan dalam hidupnya yang datang bertubi-tubi. Dan hal itu membuatnya merasa iba.
Direktur tampan itu melanjutkan langkahnya dan menghampiri mereka berdua. "Aku belikan makanan untuk kalian berdua. Ini sudah waktunya makan siang, jadi sebaiknya kalian makan dulu. Bagaimana pun juga kalian harus memiliki tenaga sampai operasi selesai."
Aster dan Tuan Jovan mengangkat kepalanya dan menatap Keanu yang berdiri menjulang dihadapan mereka berdua. "Dia adalah atasanku, Pa. Dan padanya aku meminjam uang untuk biaya operasi, Nenek." Ucap Aster seolah-olah mengerti apa yang ayahnya pikirkan.
Mendengar hal itu, buru-buru Tuan Jovan berdiri dan menjabat tangan Keanu serta mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya padanya karena telah memberikan bantuan kepada keluarganya. Karena tanpa bantuannya, mungkin sampai saat ini operasi Ibunya belum terlaksana juga.
"Tuan, terimakasih atas bantuan Anda. Saya sungguh-sungguh tidak tahu apa yang akan terjadi pada ibu saya jika tidak ada bantuan dari Anda. Saya sungguh-sungguh berterima kasih karena Tuan sudah mau membantu kami. Dan entah bagaimana kami bisa membalas kebaikan Anda ini, Tuan,"
Keanu mendekati Aster lalu merangkul bahunya. Membuat perempuan itu terkejut bukan main. Sontak Aster menoleh dan menatap Keanu dengan pandangan bertanya.
"Aku dan putrimu akan segera menikah, dan kau hanya perlu memberikan restu pada kami. Anggap saja itu sebagai ucapan terima kasih karena aku telah membantu kalian. Aku dan Aster saling mencintai, dan kami berdua sudah sama-sama mantap untuk melenggang ke jenjang yang lebih serius, yakni jenjang pernikahan!!"
Pupil mata Aster membulat sempurna setelah mendengar apa yang Keanu katakan. Telinganya tidak bermasalah kan, atau mungkin dirinya yang salah dengar?! Dengan terang-terangan Keanu mengatakan pada ayah Aster jika dia dan perempuan itu akan segera menikah. Bukan hanya Aster saja yang terkejut tetapi ayahnya juga.
"Apa ini semacam konspirasi pernikahan?! Anda memberikan uang dan lalu memintanya untuk menikah dengan Anda seperti yang ada di drama-drama romantis? Maaf, Tuan Muda. Tapi saya tidak bisa memberikan Restu untuk pernikahan kalian berdua, karena saya tak akan menjual putri saya apapun alasannya!!" Ucap Tuan Jovan menegaskan.
Aiden menggeleng. "Kau salah paham, aku dan putrimu saling mencintai dan kami berdua telah berjanji akan segera menikah dan hidup bersama selamanya, bukannya begitu Sayang." Keanu mengecup kening Aster di depan Ruang Jovan.
Rona merah seketika muncul di kedua pipi Aster setelah mendengar apa yang baru saja Keanu lakukan. Bisa-bisanya dia menciumnya di tempat umum dan di depan ayahnya. Apa dia tidak tau jika dirinya sekarang tengah malu setengah mati karena ulahnya.
"Jangan hanya diam saja, Sayang. Jangan sampai ayahmu salah paham padaku." Ucap Keanu sambil mencengkram lengan kanan Aster.
Perempuan itu menoleh dan membuat mata mereka berdua saling bertemu pandang. Keanu tersenyum, bukan senyum tulus melainkan senyum ancaman. Dan rasanya Aster ingin sekali menggantungnya hidup-hidup.
"Ya, Pa. Benar apa yang dia katakan dan kami berdua memutuskan untuk segara menikah!!"
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️
tiba2 saling mencintai padahal baru kenal ngakak baca 🤣🤭
2024-01-25
0
mur ciyu...ah
wkwkkkkk..kami saling mencintai.....ngakak aku bacanya....emangnya kulkas 12 pintu bisa romantizzzz?????
2023-12-22
0