"TOM KUCING, KELUAR KAU!!"
Aster datang dengan marah-marah. Dia menggedor pintu rumah Tomy dengan sangat keras. Membuat sang empunya yang masih tertidur pulas langsung melek seketika. Setelah menghubungi Aster, Tomy melanjutkan lakon. Dia tidur kembali.
Dengan mata masih setengah melek, Tomy berjalan menuju pintu utama. Dia ingin tau orang gila mana yang telah mengganggunya di pagi buta seperti ini. Apa orang itu sudah tidak waras atau mungkin tidak memiliki hati?
Dia bekerja dari hari Senin sampai Sabtu, dan hanya memiliki waktu libur dihari Minggu. Tapi dengan kurang ajarnya seorang tamu datang dan menghancurkan rencananya untuk tidur sepanjang hari.
"Aster!!" Tomy terkejut bukan main setelah melihat siapa yang datang. "Apa yang kau lakukan disini pagi-pagi begini?" yang menatap perempuan itu dengan penasaran.
Bukannya sebuah jawaban. Malah amukan yang Tomy peroleh dari Aster. Gadis itu memukulnya dengan brutal dan memarahinya habis-habisan.
"Bagus, ya. Kau menghubungiku dan memintaku pergi pagi-pagi sekali untuk mengambil dokumen, jelas-jelas ini adalah akhir pekan. Bahkan kau tidak peduli dan malah mengancamku. Tapi kau malah enak-enakan tidur. Kau benar-benar cari masalah, ya?!" Aster mendekati Tomy yang terlihat mundur beberapa langkah kebelakang.
Tomy menggelengkan kepala. "Dengar dulu, Aster. Kau jangan salah paham, semalam aku lembur makanya~!!"
"ALASAN!!" Aster menyela cepat. "Dasar atasan tidak berhati. Aku tidak mau tau, pokoknya bulan ini aku mau bonusku dilipatgandakan menjadi dua kali lipat. Jika kau menolaknya, aku akan melaporkanmu ke Bos besar supaya posisimu di turunkan dari Manager pemasaran!!"
Kedua pupil mata Tomy pun membelalak sempurna setelah mendengar ancaman Aster. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya dan menatap Aster dengan pandangan memohon.
"Aster, jangan. Baiklah, aku akan melipatgandakan bonusmu bulan ini. Tapi jangan melaporkanku pada, Direktur. Aku sangat mencintai posisiku saat ini. Dan sebagai gantinya, aku akan meringankan pekerjaanmu selama satu bulan penuh. Bagaimana?" Tomy memohon pada Aster. Dan dia mencoba membuat kesepakatan dengannya.
Gadis itu menyeringai mendengar tawaran Tomy. "Kedengarannya tidak buruk. Baiklah aku setuju!! Iya, Manager. Ini adalah dokumen yang kau minta. Kalau begitu aku pergi dulu, ya. Sudah kau lanjut tidur lagi sama. Aku pulang," Aster menepuk pipi Tomy dan pergi begitu saja.
Rasanya Tomy ingin sekali menyumpahi Aster dengan berbagai sumpah serapah. Dari semua karyawan dan bawahan yang dia miliki, hanya Aster satu-satunya yang sering kali membuatnya naik darah karena sikap dan perilakunya.
Melipatgandakan bonus menjadi dua kali lipat. Itu artinya Tomy harus merelakan uang-uangnya. Karena bonus itu bukan dari uang kantor, melainkan dari uang pribadi miliknya. Karena kantor tidak memberikan bonus lebih. Kecuali ada persetujuan dari Direktur utama.
"Rugi bandar. Benar-benar apes. Tadinya mau untung malah buntung!! Nasib-nasib,"
Tomy menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar menyesali kesialan yang baru saja menimpanya. Dan kesalahan terbesarnya adalah menyuruh Aster mengambil dokumen tersebut.
.
.
Keanu memicingkan matanya ketika tiba di kediaman utama dan mendapati beberapa mobil asing terparkir di halaman depan. Dari teras, Keanu mendengar suara gelak tawa dan obrolan beberapa wanita serta kakeknya.
"Kakek, siapa perempuan-perempuan ino dan apa yang mereka lakukan disini?!" sebuah pertanyaan meluncur begitu saja dari bibir Keanu setibanya dia di dalam rumah.
Kakek Xiao tersenyum melihat kedatangan cucunya. "Key, kau sudah datang. Kemarilah, Kakek ingin mengenalkanmu pada mereka. Mereka adalah~!!"
"Maaf, Kakek. Tapi aku tidak berminat!!" Keanu menyela ucapan kakeknya. "Jadi suruh mereka semua keluar dari rumah ini sekarang juga!!"
"Tapi, Key~!!"
"Silahkan kalian semua pergi. Dan jangan pernah kembali lagi kemari, rumah ini bukan tempat ajang pencarian jodoh. Satu hal lagi, jangan pernah memaksaku untuk menerima calon-calon yang telah kau siapkan. Karena mereka bukan seleraku!!"
Keanu sangat menyesali kepulangannya hari ini. Jika saja bukan karena kakeknya yang memaksanya untuk pulang, dia tidak mungkin pulang. Ditambah lagi Kakek Xiao mengatakan jika dia sedang kurang enak badan. Dan hal itulah yang memaksa Keanu untuk pulang karena dia pikir jika kakeknya benar-benar sakit.
Dengan perasaan dongkol, Keanu meninggalkan kediaman Kakeknya. Waktunya yang berharga harus tersita oleh kebohongan kakeknya.
Diusianya yang hampir memasuki kepala tiga, Keanu ingin memiliki seorang keturunan. Tapi masalahnya dia tak ingin memiliki sebuah keterikatan dengan lawan jenisnya apalagi membuat komitmen.
Namun disisi lain, Keanu membutuhkan seorang anak yang kelak akan mewarisi seluruh harta kekayaannya. Bukan anak hasil adopsi, melainkan darah dagingnya sendiri. Dan saat ini otaknya sedang bekerja keras mencari jalan keluar untuk permasalahan tersebut.
.
.
"Aster, kau darimana saja? Tiba-tiba kondisi nenekmu drop lagi, dan Papa baru saja membawanya ke rumah sakit."
Kepulangan Aster di rumahnya langsung disambut dengan berita yang tidak mengenakan dari ayahnya. Kondisi Neneknya tiba-tiba menurun lagi. "Lalu bagaimana kondisi Nenek sekarang, Pa? Apa dia menjalani rawat inap?" tanya Aster memastikan.
Paruh baya itu menggelengkan kepala. "Tidak, Nenekmu menolak untuk rawat inap dan memaksa untuk pulang. Dokter juga memberitahu Papa supaya Nenekmu segera melakukan operasi, karena kondisinya sudah semakin parah. Tapi masalahnya kita tidak memiliki uang sebanyak itu. Apa perlu Papa meminjam lagi dari rentenir?"
"Tidak, Pa!!" Aster menggelengkan kepala. Dia tidak setuju dengan rencana ayahnya. "Aku tidak setuju. Hutang Papa yang sebelumnya saja belum terbayarkan dan sekarang malah mau hutang lagi. Selain itu bunganya sangat tinggi, bisa-bisa kita kehilangan rumah ini jika Papa sampai nekat pinjam lagi." Ujar Aster panjang lebar.
"Lalu Papa harus bagaimana lagi, Aster? Papa, benar-benar bingung dan sudah tidak tau lagi. Nyawa Nenekmu berada diujung tanduk saat ini."
Aster menghela napas. "Aku tau, Pa. Dan aku memahami bagaimana perasaan, Papa. Tapi kita tidak bisa mengambil resiko lebih besar lagi. Aku akan mencari cara untuk mengatasi masalah ini." Ujar Aster.
Mana mungkin Aster akan membiarkan ayahnya jatuh ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Hutang yang sebelumnya saja belum selesai,dan sekarang malah ingin menambah lagi. Tentu saja Aster menolak ide gila ayahnya. Dia akan mencari cara untuk mengatasi masalah ini. Dan mendapatkan uang untuk biaya operasi Neneknya.
"Aku ke kamar dulu, Pa. Tubuhku rasanya gerah semua. Tadi saat pergi aku belum sempat mandi. Setelah mandi aku akan melihat kondisi, Nenek." ucap Aster lalu beranjak dari hadapan ayahnya.
Aster tidak tahu kenapa masalah harus datang secara bertubi-tubi dalam hidupnya. Memangnya ujian seperti apa lagi yang akan Tuhan berikan padanya. Dan Aster tidak tahu kenapa Tuhan harus memberikan ujian yang berat kepadanya.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Rohimatul Amanah
bagus kak
2023-09-19
0
Hadris R
cerita x bagus menantang
2023-08-18
0
Indie Yasha
sabar aster
2023-05-10
0