"Apa ini?!"
Aster mengangkat kepalanya dan menatap bingung sebuah kertas yang Keanu sodorkan padanya. "Aku ingin kau menandatangani surat perjanjian ini. Dan kau bisa membacanya terlebih dulu untuk mengetahui isi perjanjiannya." Ujar Keanu.
kemudian Aster mengambil kertas itu dari tangan Keanu dan mulai membaca rincian perjanjian yang tertulis di sana.
Ada beberapa poin yang menurutnya sangat tidak masuk akal dan berat sebelah, salah satunya adalah dia tidak boleh bertemu dengan keluarganya selama hamil dan harus meninggalkan bayinya setelah dia dilahirkan. Dan ada beberapa poin lagi yang membuatnya sangat keberatan.
"Kau sudah membacanya? Segera tanda tangani surat perjanjian itu dan aku akan memberikan uang itu padamu,"
Aster meletakkan kertas itu di atas meja lalu membalas pandangan Keanu. "Aku tidak setuju, surat perjanjian ini berat sebelah. Jelas-jelas isi surat perjanjian ini sangat memberatkan ku, jangan kau pikir karena aku adalah seorang wanita yang tampak lemah maka kau bisa menindas ku seperti ini!! Aku tidak menyetujuinya!! Jika kau ingin aku memberimu anak, datang pada ayahku dan katakan baik-baik jika kau ingin menikahi ku!!"
"Sayangnya aku tidak ingin membuat komitmen!!" Keanu menyela cepat.
"Memangnya siapa juga yang ingin membuat komitmen dengan kulkas dua pintu sepertimu?! Setidaknya perjanjian ini sama-sama menguntungkan dua belah pihak, dan jangan hanya berat sebelah. Jika kau tidak ingin kita menikah, setidaknya buatkan aku akta nikah. Setidaknya aku memiliki status yang pasti, aku tidak ingin dipandang rendah sebagai seorang wanita!!"
Keanu menatap gadis itu dengan tatapan datar. Tapi apa yang Aster katakan memang ada benarnya juga, memangnya wanita mana yang mau menjadi mesin anak tanpa ada kepastian dan status yang pasti?! Setidaknya dia mendapatkan akta nikah.
"Baiklah, masalah itu biar asisten pribadiku yang mengurusnya. Besok malam aku akan pergi untuk menemui ayahmu, tidak perlu menandatangani surat perjanjian itu. Aku akan membuat yang baru!!"
Tiba-tiba Aster bangkit dari kursinya lalu mengulurkan tangannya pada Keanu. Laki-laki itu menautkan alisnya dan menatap Aster penuh tanya. Gadis itu mendengus, bagaimana mungkin ada manusia yang tidak peka seperti Keanu.
Dengan gemas Aster menarik tangan Keanu lalu menjabatnya. "Deal, kesepakatan dibuat. Kalau begitu cepat tandatangani dokumen itu, aku masih banyak pekerjaan!!" Setelah mendapatkan tandatangan dari Keanu, Aster pun bergegas meninggalkan ruangan atasannya tersebut.
Keanu mengeluarkan benda tipis dari saku celananya dan menghubungi seseorang. "Aku ingin kau mencari informasi tentang perempuan bernama, Aster Veronica. Malam ini juga aku ingin data-data tentangnya ada di mejaku!!"
Keanu memutuskan sambungan telfonnya begitu saja lalu memasukkan kembali benda tipis itu ke dalam saku celananya.
Dia merasa familiar dengan gadis itu, makanya Keanu meminta orangnya untuk mencari tahu tentang perempuan itu.
.
.
Aster memasuki ruangannya dengan lunglai. Dia tidak tau mimpi buruk apa yang telah ia alami semalam sampai-sampai harus berhadapan dengan masalah yang begitu pelik dan rumit. Entah benar atau salah keputusan yang dia ambil. Namun Aster berharap dia tak akan menyesali keputusannya ini di kemudian hari.
"Apa yang sedang kau lamunkan?" seseorang menghampiri Aster sambil membawa dua cup kopi yang salah satunya dia berikan pada perempuan itu.
Aster mengangkat kepalanya dan menggeleng. "Tidak ada. Ngomong-ngomong terimakasih untuk kopinya."
"Aishh, kenapa kau jadi sungkan begini. Kita kan teman, lagipula kau sering membelikan kopi untukku. Oya, aku dengar dari manager Kim kau baru saja bertemu dengan, Direktur Xiao. Memangnya dia orang yang seperti apa? Ada yang bilang dia sudah tua, dan ada yang bilang dia masih muda dan tampan. Kau kan sudah bertemu langsung dengannya, jadi cepat beri tahu aku dia itu orangnya seperti apa?!"
Aster menatap temannya itu dan menghela napas. "Dia memang masih muda, tampan tapi sangat menyebalkan!!" jawab Aster.
Perempuan itu tersenyum lebar. "Sudah aku duga, dan tebakanku memang tidak pernah salah. Tunggu dulu, tapi kenapa kau menyebut dia menyebalkan? Apa kau memiliki kesan yang tidak baik saat bertemu dengannya?" perempuan itu menatap Aster penasaran.
Aster mendesah berat. Memangnya apa tidak ada topik lain yang bisa di bahas selain Direktur menyebalkan yang suka menindas orang itu?!
"Tidak bisakah kita membahas hal lain saja?! Aku langsung kehilangan Moodku setelah membalas tentangnya!!"
"Hei, kalian berdua. Bisa-bisanya kalian bersantai di jam kerja seperti ini?! Natasha, kembali ke mejamu sendiri. Kalian ini benar-benar, ya. Direktur bisa marah besar jika melihat kalian malas-malasan seperti ini!!"
Natasha pun buru-buru kembali ke meja kerjanya dan meninggalkan ruangan Aster. Aster adalah sekretaris yang berkerja di kantor cabang. Namun sejak dua Minggu yang lalu dia di pindahkan ke kantor pusat untuk mengisi posisi sekretaris yang kosong akibat ditinggalkan oleh sekretaris lama yang sudah hampir melahirkan.
Ponsel milik Aster tiba-tiba berdering. Nomor yang tidak asing tertera di layar ponselnya yang menyala terang. "Iya, suster. Ada apa kau menghubungiku?"
"Maaf, Nona Veronica. Kondisi Nenek Anda semakin menurun. Beberapa kali beliau tak sadarkan diri, kita tidak bisa menundanya lagi. Operasi harus segera di lakukan. Jadi segera datang ke rumah sakit untuk tandatangan dan melunasi semua biayanya."
"Kalau begitu lakukan saja operasinya. Minta ayahku untuk segera tanda tangan dan masalah biaya akan segera ku usahakan. Asalkan nyawa nenekku bisa di selamatkan!!"
Kemudian Aster memutuskan sambungan telfonnya begitu saja. Dia tidak memiliki pilihan lain selain pergi menemui Keanu, karena hanya dia satu-satunya orang yang bisa membantunya saat ini. Aster tidak perduli meskipun akan kehilangan muka di depannya, karena nyawa neneknya lah yang harus dia utamakan saat ini.
.
.
Dobrakan pada pintu mengalihkan perhatian Keanu dari dokumen yang sedang dia periksa. Keanu mengangkat kepalanya dan mendapati Aster berjalan menghampirinya.
"Apa kau tidak memiliki sopan santun sebelum masuk ke ruangan atasanmu?!" Keanu berkata sini tanpa menatap lawan bicaranya.
"Aku membutuhkan uang itu sekarang. Jadi cepat berikan uang itu padaku sekarang juga!!"
Gerakan tangan Keanu terhenti. Kemudian dia mengangkat kepalanya dan menatap Aster dengan pandangan meremehkan. "Apa kau sudah tidak sabar untuk segera menikmati uang itu, sampai-sampai kau begitu terburu-buru."
"NENEKKU SEDANG SEKARAT DI RUMAH SAKIT!!" teriak Aster menyela ucapan Keanu. Kedua matanya berkaca-kaca. "Jika bukan karena terpaksa, aku sekarang tidak mungkin ada disini. Nenekku sedang kritis di rumah sakit dan aku membutuhkan uang yang sangat banyak untuk biaya operasinya. JADI CEPAT BERIKAN UANG ITU PADAKU SEKARANG!!"
Keanu menatap Aster dengan tatapan yang sama, datar. Dia melihat kesedihan, keputusasaan di dalam manik Hazel-nya. Dan air mata yang mengalir dari pelupuknya adalah bukti nyata jika dia benar-benar berada dalam situasi yang sangat sulit.
Laki-laki itu bangkit dari kursinya lalu menghampiri Aster yang sedang menangis sesenggukan di depan meja kerjanya. "Kalau begitu kita pergi sekarang!!"
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
π!!
bagus tapi kenapa kok tidak ada yang komen
2023-09-07
0