...Ketahuilah :...
...“Setiap trauma memberikan pelajaran, dan setiap pelajaran merubah seseorang, tidak ada penyesalan....
...Kita hanya kurang beruntung bertemu seseorang.”...
Happy reading💗😘
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Segala sesuatu akan berlalu, tapi tidak semuanya dapat di lupakan. Karena segala macam penderitaan yang di hadapi sekarang akan menjadikanmu semakin kuat.
Malam ini Kezia sedang berdiri di luar balkon kamarnya, menatap langit yang nampaknya sedang tidak di isi oleh penghuni bintang. Hanya redup bulan yang mampu bisa terlihat di manik matanya, selain itu adalah awan hitam yang begitu pekat.
“Ternyata aku sudah berjalan sejauh ini ya berjalannya” ucap Kezia pada dirinya sendiri.
Gadis cantik berkulit putih susu itu mengulas senyum tipis seakan bangga pada dirinya sendiri karena sudah sampai pada titik ini.
“Aku pasti bisa. Aku kuat dan aku pasti bisa” batin Kezia. Ia berusaha menguatkan dirinya dari peliknya hidup yang ia jalani.
Perlahan Kezia menutup matanya dan menarik nafas panjangnya seolah hendak melepas sesak yang sedang menghimpit kalbunya, dan dalam diam pula, Kezia kembali menitikkan air matanya. Seakan semesta sedang mengerti rintihan hati Kezia, perlahan angin berhembus menembus tubuhnya dalam malam gelap seakan memeluknya dalam pilu dan kerasnya dunia.
Kezia kembali membuka perlahan matanya dan menghapus air matanya, “Rasa haru yang luar biasa, karena setelah jatuh berjuang, hampir putus asa, bangkit lagi. Aku berharap bisa memenangkan pertarungan ini. Ya, pertarungan dengan diriku sendiri, dengan egoku, dengan malasku, dan pikiran-pikiran negatifku” ucap Kezia begitu pelan.
“Ayo Kezia, kau sudah melakukan yang terbaik hari ini. Kau pasti bisa membuat yang lebih baik untuk esok hari” ucapnya pada dirinya sendiri. Ya, Kezia menyemangati dirinya sendiri, setelah itu Ia masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat lebih cepat mengingat besok pagi Ia akan berangkat kembali ke Indonesia.
Tanpa di sadarinya, seseorang sedang mengamatinya dari CCTV, seorang pria yang ikut meneteskan air matanya melihat sosok gadis yang begitu rapuh, menangis dalam diam dan menguatkan dirinya sendiri.
“Rupanya anak Papa sudah besar” batin William.
Benar, William diam-diam selalu memantau perkembangan Kezia di negara yang di kenal sebagai negeri paman sam. Ia memantau 24 jam tentang apa yang di lakukan putri semata wayangnya itu melalui Damian sang asisten yang Ia percayakan sebagai penjaga Kezia kala dirinya tak bisa secara langsung memperhatikan Kezia.
Untuk kepulangan Kezia pun sudah Ia ketahui. Damian sudah menceritakan tentang bagaimana kerasnya Kezia agar dia bisa kembali ke Indonesia. Damian pun sampai memohon padanya agar Kezia bisa pulang. Sebenarnya William masih sempat menolak karena takut putrinya itu akan menjadi incaran para musuhnya namun Damian meyakinkan dirinya bahwa semuanya baik-baik saja, semua kekhawatiran itu tidak akan terjadi. Akhirnya Ia luluh dan mengizinkan Kezia pulang ke Indonesia.
“Baiklah, anak gadis papa. Sampai bertemu besok, dan selamat bertemu dengan dunia mimpimu malam ini” ucap William melihat Kezia yang sudah tidur di peluk oleh selimut tebalnya dan bantal yang siap menjadi tempat kepalanya berteduh.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Paginya kisaran jam 5 pagi, Kezia langsung bangun dan menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap untuk keberangkatan mereka pagi ini.
Butuh 20 menit Ia habiskan untuk mandi di lanjut dengan merias dirinya dengan sedikit liptint yang akan memberi warna pada bibir tipisnya.
“Oke, sudah siap.Sempurna!” ucapnya melihat dirinya pantulan kaca riasnya.
Setelah itu, Kezia langsung keluar kamar menemui Damian yang sudah menunggunya di meja makan.
“Sudah siap memulai perjalanan hari ini Kezia?” tanya Damian sembari memberi segelas susu hangat pada kezia.
“Sudah sangat bahkan lebih dari siap Om” jawab Kezia antusias. Tak lupa senyuman yang terus mengembang di wajahnya.
“Hahaha.. kau sangat semangat sekali gadis kecil. Minumlah susumu, kau harus sarapan. Perjalanan kita akan sangat panjang hari ini” jelas Damian pada Kezia, Ia juga menyodorkan sepotong sandwich pada Kezia dan tentunya Kezia selalu menerima.
Di tengah Kezia yang sedang asik mengunyah rotinya, Damian menatapnya diam-diam, Ia hendak menyampaikan sesuatu pada Kezia hingga Kezia mampu menangkap sorot mata yang di lemparkan Damian padanya.
“Kenapa Om menatapku seperti itu, ingin menyampaikan sesuatu padaku?” tanya Kezia, Ia bahkan berhenti memakan rotinya.
Damian ragu-ragu membuka mulutnya untuk menyampaikan hal ini pada Kezia, Ia takut apa yang di sampaikan nya akan membuat mood gadis remaja ini berantakan.
“Kezia, Tuan William sudah mengetahui kepulangan mu hari ini” ucapnya gamblang.
Deg..
Seketika Kezia langsung mematung dan menatap diam Damian yang sedang duduk berhadapan dengannya.
“Lalu, apa dia menolaknya lagi. Begitu?” ucap Kezia dengan sorot mata kecewa bahkan senyuman yang awalanya menghias di wajahnya kian memudar.
“Tidak, Tuan tidak menolaknya. Dia bahkan tengah menanti kedatangan Kezia” lanjut Damian lagi. Bahkan reflek Damian mengulas senyumnya pada Kezia.
Sementara Kezia, seketika langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Seakan tidak percaya dengan apa yang di sampaikan Damian barusan.
“Om, tidak sedang bercanda kan?.” Kezia memastikan bahwa Damian tidak membohonginya seakan memberi harapan palsu padanya.
“Tentu saja tidak, jadi bersiaplah. Semoga ini menjadi awal yang baik” tutur Damian ikut senang melihat Kezia yang merasa terharu. Kezia sendiri hanya mengangguk saja, kemudian kembali melanjutkan memakan rotinya. Namun raut wajahnya memang tidak bisa berbohong, Kezia memancarkan senyum bahagianya dengan begitu jelas tanpa harus Ia utarakan lewat untaian kata.
...----------------...
Mengikhlaskan hari kemarin, mensyukuri hari ini, dan menjadi lebih baik lagi untuk hari esok✨✨👏
Next💗😘?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
π$@|m∆π~sang putra
setuju kk cantik
2023-06-04
2
🥀⃟ʙʀRos🥀
ni efek Kezia terlalu lama berias jd cuma sebentar dialog selesai chapter nya,semangka Thor nya
2023-05-15
2
Mommy Lingling
papa Willi sudah legowo💕
2023-05-06
1