Langit cerah dengan warna biru sebagai background dan awan putih yang terlihat seperti sebuah lukisan benar-benar terlihat indah.
Pemandangan inilah yang membuat Nari begitu merasa tenang.
Ia tak menyukai keramaian seperti kebanyakan orang lain, Saat di sekolah ia lebih memilih menikmati langit biru di atap sekolah daripada harus berinteraksi dengan teman-teman satu kelasnya.
Langit biru, suasana yang tenang, angin sepoi-sepoi itu sudah cukup baginya.
ia tak ingin penyakitnya sering kambuh karna itu benar-benar merepotkan, itulah kenapa ia selalu melakukan hal tersebut.
Sama seperti hari-hari yang telah ia lalui, kini saat jam istirahat Nari pergi ke atap sekolah untuk menikmati waktu santainya sembari memakan sebuah roti dan susu strawberry.
Waktunya yang tenang dan santai, tiba-tiba terusik oleh seseorang yang mendobrak pintu dengan kasar.
BRAAKKK...
Suara pintu yang bertabrakan dengan kerasnya dinding, sukses mengagetkan Nari yang sedang bersantai. Dari balik dinding ia mengintip siapa orang yang mengganggu waktu santainya.
Terlihat Seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan rambut denim blue berjalan keluar. Nari berusaha acuh, ia berfikir mungkin orang itu juga sama ingin menikmati langit indah seperti dirinya.
Saat Nari berusaha acuh, ia menangkap sosok itu berjalan mendekati pinggiran gedung, Nari berfikir tidak... tidak mungkin kan... dia akan melakukan hal itu?.
Namun saat nari berusaha berfikir positif, sosok itu kini berada di pinggiran gedung bersiap untuk melompat.
Dengan naluri kemanusiaan nya Nari segera berlari menuju sosok itu dan menarik lengannya untuk menjauh dari pinggiran gedung.
Keduanya kini terjatuh, saling kehilangan keseimbangan karna ulah Nari tadi.
Tanpa memikirkan keadaan nya saat ini, Nari mengomel pada sosok laki-laki tersebut.
" YAK!! ... PABO YA!!...SETIDAKNYA PIKIRKAN DULU SEBELUM BERTINDAK!!.
KAU PIKIR AKAN SEPERTI DI ANIME!... SETELAH MENINGGAL MASUK ISEKAI?!!. PIKIRKAN ORANG-ORANG YANG MENYAYANGIMU!"
Bukannya tercerahkan karna omelan sosok yang telah menolongnya, Pria itu hanya menatap Nari sinis dan pergi meninggalkan nya.
KRRINGGGG.....
Tak terasa waktu istirahat nya telah usai, bell kini telah berbunyi tanda ia harus kembali ke kelas.
Waktu santainya terbuang sia-sia karna seorang pria menyebalkan. Dengan berat hati ia kembali ke kelasnya dan kembali pada keramaian.
Entah kenapa beberapa hari ini Nari merasa, Suasana sekolah semakin ramai. Biasanya memang ramai karna perempuan dari kelas lain berbondong-bondong datang untuk melihat wajah sahabatnya, namun kini benar-benar lebih ramai dari biasanya. Nari berusaha melewati kerumunan dengan susah payah untuk menuju ke kelas.
Sesampainya ia dikelas, ia langsung duduk ditempat duduknya yang berada di samping jendela dan berada di barisan ke 2 dari belakang.
Disebelah kanan kursinya, terdapat tempat duduk sahabatnya yang kini sedang mengobrol dengan para teman laki-laki nya.
Tidak seperti Nari introvert, sahabat nya memiliki banyak teman dan mudah bergaul, tapi dari yang Nari ketahui temannya ini hanya bergaul dengan para lelaki dan teman perempuan yang dia miliki hanya Nari.
Saat melihat Nari kembali ke tempat duduk, sahabat nya mengakhiri obrolan dengan temannya dan beralih pada Nari.
" Nari...lihat aku mendapat sepotong kue, kau mau? " ucap sahabatnya mengajak mengobrol.
Nari tau bahwa kue itu adalah pemberian dari para perempuan yang ingin mendekati sahabatnya, Lagi pula kini dengan jelas perempuan yang kemungkinan memberi kue itu sedang menatap Nari sinis, sembari meremas sebuah kaleng soda kosong hingga mengerut.
" tidak usah... Aku sudah kenyang. "
" ya sudah kubuang saja... aku juga tidak terlalu suka. "
Mendengar ucapan dari sahabatnya, Nari terkejut dan segera memarahi sahabatnya. Tanpa ia menoleh pasti ia tau kini perempuan yang memberi kue pada sahabatnya kini sangat marah.
" Kim haneul... kau tidak boleh membuang-buang makanan!. "
Haneul yang mendengar omelan sahabatnya hanya tersenyum dan menatap sahabatnya dengan gemas.
" Baiklah kalau kau berkata seperti itu, aku tak akan membuangnya.
Akan ku bawa pulang untuk Anjingku. " ucap haneul.
Uhuk...
Nari tersedak, setelah mendengar ucapan ngawur sahabatnya. Haneul yang melihat langsung menanyakan keadaan Nari dan tak lama guru pun datang, dan pelajaran pun dimulai.
KRIIINGGG....
Setelah 8 jam lebih bersekolah, akhirnya bell pulang pun berbunyi. Seperti biasa Nari dan Haneul pulang bersama dengan berjalan kaki.
Seperti biasa pula semua tatapan mengintimidasi dari para kaum perempuan datang untuk menghancurkan mental Nari, tangannya mulai gemetar namun Haneul langsung memberi sebelah headset wireless nya pada Nari sembari berusaha menenangkannya.
" Abaikan mereka Nari. "
Baru beberapa langkah mereka keluar dari kelas, kini langkah mereka terhenti karna kerumunan para kaum hawa yang kini memenuhi jalan.
Haneul merasa lelah, seharian ia telah belajar kini saat ingin menghabiskan waktu bersama sahabat nya dengan santai harus bertemu hal menyebalkan seperti ini.
" MINGGIR... KALIAN SEMUA MENGHALANGI JALAN! " ucap Haneul dengan suara keras.
Semua kerumunan itu kini berbalik arah memandang Haneul yang tengah memasang raut wajah kesal.
Para wanita itu kini menepi memberi jalan pada Haneul.Setelah para kerumunan menepi kini jalan pun terlihat dan kini mereka tau apa yang membuat para kerumunan ini berkumpul.
Terlihat dari kejauhan segerombol laki-laki dengan pemimpinnya yang tampan, berekspresi datar dan kedua tangannya masuk kedalam saku celana, terlihat seperti sikap laki-laki dingin pada umumnya,sedang melempar pandangan satu sama lain pada Haneul.
Aura mereka sangat kuat hingga membuat para wanita disekitar nya semakin tergila-gila pada mereka berdua.
Visual mereka seakan beradu, tidak ada yang mau mengalah satu sama lain.
Haneul melangkah maju diikuti oleh Nari yang kini berada di belakangnya, dengan terus menundukkan kepalanya karna ia tau jika ia melihat sekitar rasa cemasnya pasti akan kambuh kembali.
Semua wanita berbisik membicarakan kejadian langka ini.
" Wah lihat Haneul tampan sekali... "
" Apa mereka akan bertarung?... haduh aku tak bisa memilih... mereka berdua sama-sama tampan "
" Kyaaa Haneul semakin mendekat... ini benar-benar adu visual... "
" Iih... lihat dia selalu mengekor pada Haneul...
dasar perempuan centil. "
" Mengotori pemandangan indah saja, perempuan itu!! "
"MENYEBALKAN!!... DASAR CAPER!!. "
Nari berusaha menutup telinganya rapat-rapat agar tak terdengar satu kata pun yang keluar dari mulut para perempuan yang iri melihatnya.
Haneul yang melihat Nari tersiksa, sesegera mungkin berjalan menuju pintu keluar dan mengabaikan sosok tampan yang kini menatapnya sinis karena telah berjalan melewati nya.
Setelah drama singkat yang mereka alami, kini merekapun keluar dari bangunan sekolah. Haneul dengan cepat menanyakan keadaan Nari.
" Nari kau baik-baik saja ?, " ucap Haneul sembari memegang kepala Nari.
" Ayo... pulang... abaikan mereka. "
Keduanya kini saling berjalan bersebelahan sembari mendengarkan music pada headset Haneul.
Nari membuka percakapan, dengan menanyakan siapa orang tadi.
" Haneul apa kau tau siapa orang tadi? "
" Oh laki-laki yang sok bersikap dingin tadi.
Dia In ho murid pindahan dari sekolah lain.
Kenapa kau bertanya?... apa kau menyukai nya? " tanya haneul sembari menendang sebuah batu kerikil kecil.
" Kau ini bicara apa... aku hanya penasaran, aku bertemu dengannya saat jam istirahat. Saat itu dia akan melompat dari atap jadi aku menarik lengannya, menghentikan tindakan bodoh itu. "
Mendengar perkataan dari sahabatnya, mata Haneul terbuka lebar dan dengan cepat ia mencengkram kedua lengan sahabatnya dan memarahinya.
" Kenapa kau lakukan hal berbahaya seperti itu!!, bagaimana jika saat itu kau yang terjatuh!!, kau ini benar-benar membuatku khawatir setiap hari!!. "
" Iya maaf... maaf, " ucap Nari sembari cengengesan melihat sahabatnya mengkhawatirkan dirinya.
" Baiklah mulai besok aku akan selalu mengikuti mu kemanapun kau pergi Nari. "
" Ya ampun konyol sekali, dengar ya kim haneul kau punya teman yang harus bermain denganmu... hidupmu itu tidak harus selalu mengurusi aku. "
" Tidak masalah, lagi pula yang kubutuhkan juga hanya kau Nari. "
" Hufftt... sudahlah... ayo cepat pulang. "
...****************...
Keesokan harinya.
Sama seperti sebelumnya, saat jam istirahat Nari pergi ke atas atap sekolah, Namun, ditengah perjalanannya Nari melihat sebuah keributan.
Disana ia melihat seorang siswi didorong dengan kasar hingga terjatuh, Saat siswi lain disekitarnya hanya terdiam, Nari berlari menghampiri siswi tersebut.
Sosok laki-laki yang mendorong perempuan itu hanya menatapnya dengan jijik sembari melakukan gerakan tangan membersihkan bajunya yang tak kotor.
Nari segera berjongkok menyeimbangkan posisinya dengan perempuan yang terjatuh.
Ia berusaha menolong wanita itu, namun niat baiknya justru ditolak dan ia di dorong dengan kasar oleh wanita tersebut.
" Minggir... dasar menjijikkan!!, " ucap perempuan itu sembari mendorong Nari hingga ia kehilangan keseimbangan nya.
Untung saja tangan nari dengan sigap mendarat, menyangga tubuhnya.
Sosok itu kini mengomel kepada Nari.
" Ini adalah kehormatan bagiku karna bisa disentuh oleh Tuan In ho!!... Jadi jangan menolongku!! "
Nari yang mendengar nya hanya bisa terdiam. Orang orang mulai membicarakan Nari. Pori-pori kulit Nari mulai mengeluarkan keringat, Ia mulai merasakan panik karna perkataan orang-orang yang di dengar olehnya.
Tak lama Sosok laki-laki bernama inho menendang perempuan yang mendorong Nari sembari berkata,
" Kau menjijikkan... "
In ho mendekati Nari dan berjongkok,
Tanpa basa basi, bibir merahnya dengan cepat mencium bibir mungil milik Nari.
Bukan hanya Nari, namun semua pasang mata yang melihatnya kini terbelalak, bola mata mereka bahkan hampir keluar dari tempat nya.
Nari segera melepaskan ciumannya dan menampar Pria bernama In ho.
PLAKK...
Pria itu kini hanya tersenyum tipis setelah mendapat tamparan cukup keras dari Nari. Tangan dan kaki Nari gemetar, keringatnya pun makin mengucur deras membanjiri tubuhnya.
BUKK...
Satu bogeman mentah datang dari arah yang tak terduga yang membuat Inho jatuh tersungkur. Nari yang menyaksikan itu di depan matanya segera mencari tau sumbernya.
Orang yang memberi tinjuan itu adalah sahabatnya, Haneul dengan cepat menggenggam erat kedua tangan Nari kemudian menggendong nya ke ruang Uks.
Dengan panik Haneul meletakan tubuh Nari diatas kasur dan menenangkan nya.
" Nari... tarik nafasmu 4 detik lalu tahan 7 detik, kemudian lepaskan perlahan selama 8 detik.Ayo kita lakukan seperti biasanya... aku mulai... " ucap Haneul memberi instruksi sembari menggenggam erat kedua tangan Nari.
Nari pun mengikuti instruksi dari sahabatnya dan perlahan mulai tenang.
Haneul menghela nafasnya panjang, tanda ia lega Nari telah tenang.
Tanpa mengucapkan sepatah kata Haneul memeluk Nari erat, dan mencium kepala bagian belakang Nari.
Nari membalas pelukan Haneul dan berterimakasih padanya.
" Ya ampun kau lagi... "
ucap seorang dokter uks yang sedari tadi melihat drama yang mereka berdua lakukan.
Nari dan Haneul segera melepaskan pelukannya masing-masing.
" Dunia seperti milik sendiri... aku sampai diabaikan dan tidak dianggap. "
Nari dan Haneul tak merespon perkataan sang dokter karna terlalu malu.
KRIINGG...
Bel tanda berakhir nya istirahat telah berakhir.
Nari menyuruh sahabatnya untuk kembali ke kelas.
" Kembali lah kekelas, aku sudah baikan... terimakasih. "
" Tidak... aku akan izin, untuk menjagamu. "
" Haneul... kau harus belajar agar jadi dokter yang hebat kelak sama seperti ayahmu. Lagipula ada dokter rin disini. " ucap Nari sembari tersenyum manis.
Dengan berat hati Haneul kembali ke kelas atas permintaan Sahabatnya.
dokter penjaga uks pun kembali ke kursinya setelah mengecek kondisi Nari.
Nari mulai menarik selimut lalu membaringkan tubuhnya dan melihat keluar jendela, langit biru serta awan putih favoritnya.
Nari berusaha mengistirahatkan tubuhnya dan menutup matanya perlahan.
CEKLEK...
Saat tubuhnya setengah sadar ia mendengar suara pintu uks yang terkunci kemudian diikuti suara langkah kaki yang mendekat kearahnya.
Matanya perlahan terbuka dan terbangun untuk memastikan siapa orang tersebut.
" Dokter Rin?... kau disana?... "
"..... "
Tak ada sahutan, hanya suara langkah kaki yang semakin mendekat.Nari mulai panik, ia menggenggam selimutnya erat-erat dari balik Tirai putih yang menutupi nya.
SREEKKK...
Suara Tirai yang berbunyi karna ditarik.Terlihat sosok laki-laki yang membuka tirai tersebut.
" In ho " ucap Nari lirih.
In ho menatap Nari kemudian menghampiri nya dan dengan lancang sebelah kakinya naik keatas kasur Nari, tubuhnya mendekat, tangan memegang puncak kepala Nari, kemudian In ho mencium kening Nari dengan lembut.
Nari hanya terdiam karna terkejut akan perbuatan In ho.
Kini In ho menurunkan sebelah kakinya dan mengambil sebuah kursi untuk ia duduki di sebelah kasur Nari.
In ho duduk dan membaringkan setengah badannya kepangkuan Nari, Tangannya mulai menarik tangan Nari dan meletakkan nya keatas kepala Inho. Inho menggerakkan tangan Nari seolah-olah meminta Nari untuk mengelus-elus kepalanya.
Nari segera melepaskan nya dan bertanya apa maksud In ho melakukan semua itu.
" Apa yang kau lakukan?... "
Mendengar pertanyaan Nari, kini In ho meletakan kedua tangannya diatas pangkuan Nari dengan posisi menyilang dan menyandarkan kepalanya diatas tangannya.
Inho hanya menatap Nari, tak lama mulutnya mulai berucap.
" Kau milikku... "
Nari merespon dengan mengernyitkan dahinya.
" APA YANG SIBODOH INI KATAKAN, "
ucap Nari dalam hatinya.
Tak lama terdengar suara pintu yang digedor berkali-kali dan terdengar suara Dokter Rin yang berteriak dari arah luar.
In ho terbangun dan berdiri. Kini tangannya mulai menggenggam tangan Nari dan Mengecup punggung tangan Nari lembut.
Nari segera melepaskannya dan mengelap punggung tangannya pada selimut.
Bukannya marah inho malah memberi respon tak terduga, mulutnya tersenyum tipis kemudian berbisik pada Nari,
" Ayo kita bermain besok... "
Setelah mengucapkan itu In ho pergi dan tak lama dokter rin masuk.
Dasar orang aneh.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
mom mimu
semangat, lanjut lagi 💪🏻💪🏻💪🏻
2023-07-21
0
Penelop3
semangat kak
salam kenal dari Lolipop
2023-05-24
0