IMBALAN

Keesokan hari telah tiba, namun saat nari sampai ke sekolah dan masuk ke dalam kelas tak ada sosok haneul dalam ruang kelas tersebut.

Yang ada hanya tatapan sinis dan ucapan menyakitkan yang datang dari berbagai macam sudut,

Nari berusaha mengabaikannya dengan terus berjalan sampai ke tempat duduk nya, saat ia telah sampai di depan mejanya pun ia mendesah dengan malas karna harus berhadapan dengan orang yang duduk di kursinya.

" Aku mohon, jangan ganggu aku hari ini... " ucap nari dengan nada penuh pasrah.

Sosok itu hanya diam dan terus duduk dibangku milik nari dengan kakinya yang terlipat dan juga kedua tangannya masuk ke dalam saku celananya.

Nari mulai kembali mendesah kasar lalu ia melihat kearah mejanya dan ia menotice sebuah coretan kata umpatan di mejanya yang ditulis dengan spidol permanen.

Entah benar atau tidak, mungkin kali ini ia harus berterimakasih. Kemudian nari mulai membungkukkan kepalanya, dan berterimakasih pada sosok tersebut.

" Jika kamu duduk disini agar orang-orang tidak mencoret mejaku, aku ucapkan terimakasih, Inho terimakasih. "

Senyum tipis mulai terukir di wajah pria bernama inho, lalu inho mulai bergerak, beranjak dari kursi nari dan berdiri dengan tegap di depan nari.

Inho mulai mendekatkan wajahnya lalu berbisik di sebelah telinga nari.

" Bermainlah denganku... " bisik lembut namun, penuh dengan nafsu dan gairah sosok inho.

" Aku hanya berterimakasih, tapi tidak dengan bermain denganmu " jawab tegas nari pada inho.

Inho menarik wajahnya lalu pergi namun dengan seringai yang tertanam di wajahnya.

Nari hanya mengabaikannya lalu duduk di bangkunya dan menatap kearah luar jendela.

Jujur dari dalam hatinya ia begitu gelisah, ia masih mendengar suara orang-orang berbicara tentangnya walau ia telah menutup telinganya dengan earphone dan mengeraskan volume sampai pada batasnya.

Ditengah kegelisahannya, ia merasakan sebuah kehangatan datang dari seseorang yang memeluk dari belakang dan dengan erat, lengan sosok tersebut mengalungi leher nari, dan nari merasa kehangatannya bertambah ketika sosok tersebut semakin menekan dadanya pada punggung nari.

Nari segera memutar kepalanya mencari tahu siapa yang telah memeluknya, dan ia berharap itu haneul.

" Haneu- "

Senyum diwajahnya memudar,ketika tau bahwa orang yang memeluknya bukanlah sahabatnya, dengan sekejap senyuman manis ya berubah menjadi raut kekecewaan.

" Maaf kamu siapa?, bisa tolong lepask- "

Belum sempat nari menyelesaikan perkataannya, sosok yang tak ia kenal itu semakin memeluk lehernya dengan erat hingga ia kesulitan bernafas.

Tangan nari mulai berusaha mencakar lengan sosok tersebut yang melingkar di leher nari dengan sangat erat, mulut nari bahkan kini mulai terbuka karna kesulitan bernafas, ditengah itu matanya melihat sekitar dan benar saja tak ada satupun yang peduli padanya, semua siswi hanya menertawakannya dan para siswa berusaha acuh dan tidak ingin ikut campur.

Disaat nari mulai akan kehilangan kesadarannya,sosok itu melepaskan pelukannya dan nari pun dengan rakus meraih udara disekitarnya.

Namun penderitaannya belum selesai, sosok tersebut menjambak dan menarik kasar kepala nari untuk lebih dekat dengannya.

" Setidaknya jika aku tidak bisa menyakiti b*jing*n kecil itu, aku bisa menyakiti pacarnya, "

ucap sosok laki-laki tersebut sembari terus menjambak nari.

Sosok itu mendekat ke wajah nari dan sebisa mungkin nari menjauh kan wajahnya namun saat ia menjauhkan wajahnya, laki-laki itu segera mencengkram rambutnya dengan lebih erat dan kasar.

" Dengar ini!. Haneul telah membuat aku dan temanku masuk ke dalam penjara remaja!, aku akan membuat haneul membayar atas apa yang telah ia lakukan padaku! "

Segera setelah sosok itu selesai mengucapkan hal tersebut, secara paksa dia menyeret nari dan membawa nari ke kamar mandi pria, lalu melepaskan nari dengan kasar hingga nari tersungkur.

Saat nari membuka matanya,dengan jelas ia melihat sosok, empat laki-laki berandal sekolah telah menunggunya di dalam toilet laki-laki sembari menyesap rokok mereka.

" Ini kan yang kau maksud?, " ucap sosok yang membawa nari.

Salah satu diantara mereka berempat mengangguk dan mendekati nari, lalu meraih dagu nari kemudian memasukan rokok bekas hisapannya ke mulut nari namun dengan cepat nari meludah kan rokok pada mulutnya.

Para berandal didalam kamar mandi itu menertawakan sikap nari, lalu salah satu diantara mereka menendang dan menginjak wajah nari.

" Hei, hei, apa yang kau lakukan, kau membuatnya takut, " ucap laki-laki yang memberikan rokok kepada nari kemudian sosok itu menyingkirkan kaki temannya dari wajah nari dan mengelus wajah nari.

" Lihat ini, kamu membuat wajah cantiknya terluka, " ucap laki-laki itu dengan lembut dan terus mengelus wajah nari.

" Maafkan aku boss, " ucap laki-laki yang telah menginjak wajah nari.

Sang pria yang dipanggil boss itu, segera menyuruh anggotanya yang lain agar keluar dari kamar mandi dan keempat anggotanya mengangguk setuju.

Sosok boss itu menyeringai lalu menjilat bibirnya penuh akan hasrat saat menatap nari, seluruh tubuh nari gemetar, ia ingin menangis dan berteriak namun, ia terlalu takut hingga suaranya seakan tertahan di tenggorokan.

Keempat anggota preman sekolah itu keluar dari kamar mandi lalu menguncinya dari luar, kemudian, mereka berdebat siapa giliran setelah boss mereka, sedangkan pemimpin mereka di kamar mandi telah bersiap melakukan hal tercela pada nari.

Nari terus bergerak ke belakang dengan sekuat tenaga menyeret kakinya yang gemetar setengah mati. Melihat hal itu pemimpin preman sekolah itu tertawa lalu mendekati nari, dan berjongkok dan mengelus pipi nari.

" Kamu cukup cantik, aku tidak akan kasar padamu kalau kamu tidak memberontak, " ucap pria itu dengan masih terus mengelus pipi nari.

Tangan laki-laki itu dengan lancang mulai membuka kancing seragam sekolah nari dan tanpa pikir panjang nari segera meludahi wajah laki-laki tersebut. Pria itu kini terkekeh sembari membersihkan wajahnya dari ludah nari.

Namun dengan cepat ekspresi laki-laki itu berubah menjadi marah, kemudian mencengkram pipi nari hingga membuat nari tak bisa membuka mulutnya untuk berbicara.

Dengan kasar tangan pria yang lain itu membuka paksa baju nari hingga beberapa kancing bajunya terlepas. Nari tak tinggal diam ia berusaha menggigit keras tangan laki-laki itu dan setelah melihat si lelaki kesakitan,nari tak menyia-nyiakan peluang, ia menendang keras ******** laki- laki tersebut, dan berusaha melarikan diri.

Namun, saat nari akan melarikan diri, laki-laki itu berteriak dan kemudian segera berdiri lalu berlari kearah nari dan menjambak kasar rambut nya lalu dengan cepat ia membenturkan kepala nari ke dinding dengan keras, hingga beberapa kali sampai nari mulai kehilangan kesadarannya.

Kulitnya dapat merasakan darah mengucur dari dahinya, namun, ia sudah tak bisa merasakan lagi rasa sakitnya,

Namun, ditengah keputusasaannya, seseorang datang dengan menendang pintu kamar mandi, nari tak bisa melihat jelas sosok itu karna kini pandangannya begitu buram namun ia bisa merasakan laki-laki yang menjambak dan membenturkan kepalanya ke tembok mulai meregangkan cengkeramannya, karena terkejut melihat seseorang yang masuk ke dalam kamar mandi, dan orang tersebut telah mengalahkan seluruh bawahannya.

Nari terjatuh lemas dan ia tak bisa menahannya lagi, ia pun pingsan tanpa mengetahui siapa sosok pemberani dan peduli pada dirinya.

......................

Sesuatu yang lembut,

Begitu lembut,

Ia dapat merasakannya,

Sangat lembut layaknya strawberry cheese cake favoritnya,

Tekstur lembut itu sangat terasa di bibirnya kini.

Perlahan nari mulai membuka kelopak matanya untuk mengetahui dari mana datangnya sesuatu lembut yang kini ia rasakan.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat sosok yang tak asing sedang mencium bibirnya kini, dengan lembut.

Sosok itu mulai menarik kepalanya dan menyudahi ciuman lembutnya karna melihat nari telah sadar dan membuka matanya,

" Hmm... kamu sudah bangun ?, aku masih belum puas, "

Sosok itu kembali menundukkan kepalanya untuk kembali mencium nari, namun, nari segera menutup mulutnya.

" Kenapa menutup mulutmu, sudah seharusnya aku mendapat imbalanku bukan?, " ucap pria itu dengan senyum nakal yang tersimpul diwajahnya.

" Inho, terimakasih telah menolongku, apa ini di uks ?, " tanya nari dengan mencoba untuk duduk dengan kepalanya yang masih terasa sakit.

Nari mulai memegangi dahinya, ia bisa merasakan plester serta kain kasa pada dahinya.

" Dokter uks menjahit dahimu 5 kali, tapi itu tidak penting, yang terpenting aku minta imbalanku, " ucap inho dengan nada bicara penuh hasrat serta senyum nakal yang terus terukir di wajahnya.

Nari menghela nafas panjang sebelum ia menjawab permintaan inho.

" Imbalan apa yang kamu inginkan dariku?. "

Setelah mendengar ucapan nari, inho menggigit bibir bawahnya erat-erat.

Inho mulai menyeringai memikirkan imbalannya.

" Bermainlah bersamaku besok, im nari. "

...****************...

Terpopuler

Comments

mom mimu

mom mimu

satu 🌹 untukmu, semangat terus 💪🏻💪🏻💪🏻

2023-07-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!