" Bermainlah bersama ku im nari. "
" Aku ingin kau bermain bersamaku. "
" Aku akan memberimu dua pilihan. "
" Jangankan bilang, pilihan itu, iya atau iya, " tebak nari dengan ekspresi malas, setelah melihat senyum menyebalkan inho.
" Tepat sekali, kamu pintar, " ucap inho sembari mengacak rambut pada puncak kepala nari.
Nari menggelengkan kepalanya saat inho mengacak rambutnya, dan berusaha meraih tangan inho yang sedang mengacak rambutnya.
" Hei, berhenti melakukan itu, " ucap nari kesal, namun, inho memberi reaksi tak terduga karena sikap imut nari.
Mata inho terbuka lebar, ia merasa sesuatu menggelitik dari dalam dirinya ketika melihat im nari. Raut wajah kesal, pipi yang memerah, dan ucapan yang menyuruhnya untuk berhenti. Inho tak bisa menahannya lagi, kemudian memeluk nari karena gemas.
" Kyaaa, nari kamu lucu sekali, " ucap inho sembari memeluk dan menggesekan pipinya pada kepala nari karena gemas.
Nari yang merasa risih, kemudian , berusaha melepaskan pelukan inho, kedua tangannya berusaha menjauhkan wajah inho dari kepalanya, namun, inho kini malah mencubit pipinya dengan gemas.
" Imutnya, " ucap inho sembari mencubit pipi nari dengan main-main.
Kemudian, tatapan inho mulai berubah, kini ia meraih dagu nari dan sedikit mengangkat dagu nari keatas, lalu ia mulai mendekatkan bibirnya pada milik nari, sembari menatap nari, dan jarak mereka kini hanya terpaut beberapa milimeter saja, hingga nari dapat merasakan nafas hangat milik inho.
" Kamu sangat imut, dan itu membutku semakin ingin memilikimu, " ucap inho sembari tersenyum dan masih mengangkat dagu nari.
Inho mulai memejamkan matanya, kemudian, mendekatkan dirinya pada nari.
" APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN!. "
Setelah mendengar suara asing yang menegur mereka, nari segera mendorong tubuh inho menjauh darinya dan mencoba menjelaskan kesalah pahaman ini.
" T-tidak, b-bukan seperti yang anda lihat, saya tidak-. "
Dengan terbata-bata nari berusaha memberi tahu orang yang telah tak sengaja memergokinya dengan inho.
Inho melirik sinis pada dokter uks yang telah mengganggu momen berharganya.
" Ya ampun kalian ini, " ucap sosok tersebut sembari memegangi kepalanya dan menggeleng pelan.
Inho berjalan kearah sosok tersebut, lalu berbisik, kemudian tak lama setelah inho berbisik, wajah dokter rin mulai berubah menjadi kemerahan dan setelah itu, inho keluar dari ruangan uks, meninggalkan nari dan dokter rin yang tersipu malu, lalu dokter rin menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya dan lari meninggalkan nari sendirian di dalam uks.
Nari terperangkap dalam kebingungan, ia mulai merenung, menundukan kepalanya dan meliat kedua tangannya.
" Apa yang sudah aku lakukan ?, " ucap nari dengan penuh kebingungan.
Nari masih terus menundukan kepalanya sembari terus melihat kedua tangannya.
" Ini sangat aneh, aku tidak mau dicium olehnya, tapi, tubuhku tidak mau bergerak. Dia seperti menarikku dan mengikatku hingga tak bisa menolak permintaanya, jika bukan karena dokter rin, mungkin aku tidak akan sadar. "
" Ini aneh, benar-benar aneh, ada sesuatu hal yang aneh dari dalam diri inho. "
Tanpa sadar, tangan nari mulai bergetar memikirkan inho, semakin ia fikirkan semakin ia yakin, bahwa, inho adalah seseorang yang berbahaya.
......................
Setelah kemarin mengalami kejadian yang lumayan membuat dirinya shock, dan juga mengalami beberapa jahitan pada dahinya. Nari memutuskan untuk tidak pergi kesekolah untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Seharian ia dirumah hanya berbaring mengurung diri dikamarnya.
Hingga, tak terasa hari sudah mulai malam dan ia memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sebentar, ia juga belum melihat sang ibu di rumah, yang artinya sang ibu belum kembali dari pekerjaanya.
Jadi, nari memutuskan untuk membeli beberapa makanan di mini market dan pergi menemui ibunya. Sesampainya ia di tempat kerja ibunya, nari langsung menghampiri resepsionis di lobby hotel milik ibunya.
" Permisi, bisa tolong panggilkan ibuku, " ucap nari kepada kedua resepsionis yang berjaga di lobby hotel.
" Nari... tumben sekali malam-malam begini, datang kesini, " tanya salah satu resepsionis perempuan sembari menekan tombol pada telepon kabel yang akan langsung terhubung pada atasan mereka yaitu, ibu nari.
" Iya, aku agak kangen dengan ibu, aku juga khawatir dia belum makan jadi, aku beli beberapa makanan dan camilan, oh iya aku juga beli camilan ini untuk kak ah yeong dan kak beom seok, " ucap nari dengan menyerahkan sekantung keresek berisi camilan pada kedua resepsionis tersebut.
Resepsionis laki-laki itupun langsung berterimakasih kemudian, menerima camilan dari nari.
" Kudengar juga hari ini kamu tidak berangkat sekolah karena sakit. Semoga cepat sembuh ya nari, " ucap resepsionis laki-laki pada nari, melanjutkan percakapan.
Nari yang mendengar hal itu hanya tersenyum dan mengangguk, kemudian, suara sang ibu mulai terdengar dari dalam telepon kabel tersebut, lalu resepsionis perempuan menjelaskan bahwa, nari ingin bertemu dengan atasannya.
Setelah sang ibu mengiyakan dan berkata bahwa, akan turun kebawah menemui anaknya, nari segera meminta ijin untuk menunggu di kursi di dekat pintu masuk.
Nari berjalan ke arah kursi yang ia tuju, kemudian duduk disana, menunggu sang ibu datang. Namun, siapa sangka, dari kejauhan ia telah diawasi oleh seseorang.
" Oy... inho, sedang apa kau. "
Betapa terkejutnya inho saat ia sedang mengamati nari, tiba-tiba temannya memegang pundaknya dan menanyakan hal tersebut.
" Sialan!, kalau mengejutkanku lagi, kubunuh kau, " ucap inho sembari mengangkat tangannya yang terkepal dan mengarahkannya kepada temannya, seperti orang yang akan memukul.
" Hehe, maaf... maaf. Kau sedang liatin apa sih, sampai sebegitunya, " ucap teman inho sembari mencari sosok yang tengah diawasi oleh inho.
" Bukan urusanmu. "
" Baiklah, baiklah aku tidak akan ikut campur dengan wanita cantik yang sedang duduk sendirian itu. Ah benar juga, aku kemari kan untuk memberi tahu mu, wanita yang meminta berhubungan dengan mu sudah di kamar, dia sudah siap. "
Inho tak memberikan respon apapun dan kini ia kembali memandang sosok nari sejenak lalu, pergi menghampiri nari yang masih duduk sendirian, kemudian duduk tepat di depan nari.
" Hey... im nari. Tak kusangka kau berada di tempat seperti ini, saat malam hari. Apa ini pekerjaan sampinganmu ?, " tanya inho yang membuat nari mengalihkan pandangannya.
" Bukan urusanmu, " jawab nari singkat kemudian, kembali mengalihkan pandangannya kearah kaca tembus pandang disampingnya.
" Aku kecewa padamu nari, kupikir kau spesial tapi, ternyata sama saja. Dari pada bermain dengan orang lain, bukankah lebih baik bermain bersamaku. "
Setelah mendengar ucapan dari inho, nari segera menoleh kembali, kearah inho dengan mengerutkan kedua alisnya.
" Kau ini bicara apa sih, aku tidak mengerti. "
Inho tak menjawab apapun dan hanya menatap nari dengan pose tangan yang menyangga pipinya.
" Oy, inho ya. "
Tiba-tiba seorang laki-laki memanggil memanggil inho, dan memecahkan keheningan diantara keduanya.
" Cepatlah, dia sudah menunggumu di kamar. Kami juga ingin segera mendapatkan giliran kami, " ucap laki-laki tersebut sembari memegang pundak inho kemudian, pandangannya beralih pada wanita di depan inho.
" Ah ada wanita cantik rupanya, pantas saja inho kemari. Hai cantik, jangan mau dengan inho, dia brengs*k, mending dengan ku saja, " ucap laki-laki tersebut sembari mengangkat kedua alisnya.
Nari hanya menatap keduanya dengan datar sembari berkata dalam hatinya.
" Memang apa bedanya kalian berdua. "
Inho yang mendengar hal itu dari temannya, langsung berdiri dan pergi menjauhi nari, sembari menarik kerah baju temannya.
Nari hanya mengamati kedua orang tersebut kemudian tak lama, sang ibu pun datang.
" Nari, " panggil seseorang yang tidak asing dari kejauhan.
" Ibu, " ucap nari sumringah dan langsung mengalihkan pandangannya kemudian, berdiri, lalu mengayunkan tangannya pada sang ibu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
mom mimu
aku mampir lagi kak, semangat 💪🏻
2023-07-25
0