Dasar orang aneh.
Kehidupan ku yang normal, kenapa harus terusik oleh orang aneh.
Sudah cukup dengan penyakit yang menyebalkan ini, tapi kenapa harus bertambah dengan bertemu orang aneh.
Nari berusaha melupakan apa yang sudah terjadi dan kini kembali mengistirahatkan tubuhnya.
...****************...
Keesokan harinya nari berangkat sekolah seperti biasanya. Hari ini haneul memintanya untuk berangkat terlebih dahulu. Rasanya sedikit aneh karena biasanya ia dan haneul selalu berangkat bersama.
Nari bukan tipe orang yang berangkat sekolah pagi-pagi sekali jadi ketika ia masuk ke kelas sudah banyak murid di dalam kelas.
Tak banyak yang bisa nari lakukan setelah masuk ke kelas, disaat yang lain saling mengobrol ia hanya mendengarkan lagu melalui earphone nya, kemudian membaca buku yang akan dipelajari saat kelas dimulai nanti.
Sekarang ia mulai merasa khawatir karna haneul belum juga muncul, mungkin hari ini nari agak kesepian karna tak akan mendengar celotehan dari sahabatnya itu.
Nari kembali fokus pada buku yang tengah ia baca, namun tiba-tiba saja seseorang melepaskan earphone di sebelah telinga sebelah kanannya dan berbisik lirih.
Suara bisikan lirih serta hembusan nafas yang datang melewati lubang telinga sebelah kanannya membuat nari merinding, hingga akhirnya menoleh dan melihat sosok yang telah berbisik padanya.
" Apa yang kau lakukan!... kembalikan earphone ku! " pinta nari pada sosok yang kini berdiri di sebelahnya.
Nari berdiri dan berusaha meraih earphone yang kini berada dalam genggaman sosok tersebut.
Karna perbedaan tinggi badan, nari berjinjit berusaha meraih earphone miliknya.
" Aku mohon kembalikan. " pinta nari kembali seraya masih berusaha meraih earphone miliknya.
Setelah mendengar permintaan nari sosok tersebut kini menurunkan tangannya dan menatap nari.
Nari sedikit takut karna tatapan itu, ia berjalan mundur, namun sosok itu mulai mendekat padanya hingga nari tak bisa lagi berjalan mundur karna meja yang ada di belakang nari.
Walau tak bisa berjalan mundur tapi sosok itu terus mendekat dan memaksa nari hingga bagian tubuh atasnya sedikit naik ke meja miliknya.
Sosok itu kini benar-benar berada sangat dekat di depannya. sosok itu menaruh kedua tangannya di sebelah kanan dan kiri meja hingga akhirnya memblok pergerakan nari.
Dari arah bawah wajah sosok tersebut semakin mendekat ke wajah nari, hingga ia mengalihkan pandangannya dari sosok tersebut.
GRRAB...
Sepasang tangan datang memegang kedua sisi samping perutnya kemudian sosok pemilik tangan tersebut mencium leher nari.
Ia bahkan bisa merasakan saat kulit yang berada di lehernya bersentuhan langsung dengan bibir sosok tersebut.
Hembusan nafas sosok tersebut bahkan terasa hingga mengenai bagian tengkuknya.
Nari tak tinggal diam dan berusaha mendorong tubuh sosok tersebut.
" mmm... lepaskan! " pinta nari sembari berusaha melepaskan diri dari pria yang dengan lancang melakukan hal ini padanya.
Nari masih terus berusaha melepaskan diri, namun kekuatan laki-laki yang sedang melakukan hal tak pantas pada dirinya itu terlalu kuat.
Tubuh laki-laki itu terasa berat dan sekeras baja, nari bahkan tak bisa mendorongnya sedikitpun.
Tak lama keberuntungan datang padanya,sahabatnya datang kemudian menarik kasar seragam sosok tersebut dan memberinya sebuah tinjuan tepat pada wajah sosok tersebut hingga terkapar.
BBUUK...
Saat sosok itu terkapar haneul memeriksa leher sahabatnya dan terlihat jelas bekas ciuman berwarna kemerahan yang tertinggal di sana.
Haneul mengepalkan kedua tangannya dan bersiap untuk menghantam kembali sosok yang tengah terkapar itu.
Haneul memposisikan dirinya diatas sosok tersebut, tanpa basa basi ia memberikan beberapa kali bogeman mentah pada sosok itu.
Haneul tak pernah terlihat semarah ini, ia sampai menggertakan giginya tanda ia begitu marah pada sosok itu.
Seluruh siswa berkumpul berbondong-bondong melihat apa yang tengah terjadi, kini kejadian itu tak hanya terlihat oleh siswa dikelas nari saja, namun kini hampir seluruh siswa berbondong-bondong datang melihat kejadian itu.
Haneul masih terus memberikan tinjunya dan kini ia meraih kerah sosok tersebut dengan kasar.
" YAK!... CHOI IN HO!, KAU MAU MATI?! " ucap haneul yang kini memegang erat kerah inho sembari terus menggertakan giginya.
" Menarik... " jawab inho kemudian dilanjutkan dengan menyeringai.
Tak terima mendapatkan jawaban seperti itu, haneul kembali akan melanjutkan tindakannya, namun, kini dari arah bersebrangan sebuah kepalan tangan datang dan membuatnya terlempar agak jauh dari posisinya saat itu.
Haneul tak bisa merasakan pergerakan inho, dia sangat cepat dan juga kuat, haneul merasa bahwa inho adalah orang yang berbahaya.
Saat ia tengah terfokus dengan pikirannya tiba-tiba,
tes... tes..
Darah mulai menetes dari balik hidung nya dan ia reflek menutup lubang hidungnya dengan tangannya.
" HANEUL!... "
Sebuah panggilan yang mencurahkan rasa khawatir datang dari sahabat haneul.
Nari datang menghampiri haneul dan memberinya sapu tangan. Dengan tubuh yang terus gemetar ia berusaha membawa haneul menuju ruang uks untuk diobati.
Sepanjang perjalanannya ke uks, seluruh siswa hanya melihat tanpa membantu nari mengantarkan haneul.
Hingga sampai saat ia ke ruang uks, dokter rin begitu terkejut melihat kondisi hidung serta mulutnya kini bermandikan darah.
Dokter rin segera memeriksa kondisi haneul, dan yang ia takutkan benar saja terjadi. Tulang hidung laki-laki muda itu patah dan harus segera dirujuk ke rumah sakit.
" Haneul... ini parah, tulang hidungmu patah. Aku akan merujuk mu ke rumah sakit. " ucap dokter rin yang kemudian juga meminta Nari untuk menemani haneul dirujuk ke rumah sakit.
Seluruh sekolah gempar atas kejadian ini dan hal itu menjadi trending topik di sekolah tersebut.
Setelah perjalanan yang tak menyita waktu cukup banyak itu mereka telah sampai di rumah sakit. Entah takdir atau mungkin kebetulan, yang menangani operasi haneul adalah ayahnya sendiri.
Ayah haneul adalah dokter dan salah satu orang berpengaruh di rumah sakit itu, itulah kenapa haneul sangat menghormati ayahnya dan ingin menjadi orang hebat seperti ayahnya.
Diruang tunggu, Nari terduduk sembari menggigiti kuku jarinya, tubuhnya juga terus bergetar hebat mengingat apa yang telah terjadi.
Nari merasa khawatir, ketakutan, marah, dan sebagainya. Ia merasa begitu campur aduk saat ini.
Karena terlalu merasa khawatir, Nari tak sadar bahwa kini ayah haneul yang telah selesai menjalankan operasi datang dan duduk di sebelahnya.
" Nari... " panggil ayah haneul sembari menepuk pelan pundak nari.
Nari menoleh dengan ekspresi khawatir serta iris bola matanya kini melebar.
" paman kim, aku minta maaf, ini salahku.
Karna aku, haneul jadi begini, aku benar-benar minta maaf. " ucap nari dengan menyeka kasar air matanya.
" Tak apa nari, haneul akan segera sembuh.
Jangan terlalu difikirkan.Aku juga tak mau kau bertambah sakit Nari.
Kau bisa menemuinya sekarang. "
Setelah mendengarkan perkataan ayah haneul, akhirnya nari masuk ke kamar haneul yang ada di rumah sakit.
" Nari... " panggil haneul lirih
Nari kini hanya bisa terduduk dan tertunduk di kursi sebelah kasur milik haneul sembari sesekali menyeka air mata yang keluar.
" Jangan menangis, aku baik-baik saja... " ucap haneul berusaha menenangkan sahabatnya itu.
" maafkan aku haneul, aku terlalu lemah dan selalu menjadi bebanmu. Maaf... "
Haneul tersenyum tipis dan menggenggam tangan nari.
" Nari... ini sudah menjadi tanggung jawabku menjaga mu?... ingat tidak janji yang kuberikan saat ayahmu meninggal dulu?.
Aku berjanji akan selalu melindungi mu, dan aku bersumpah pada ayahmu aku akan selalu menjagamu. "
" Tapi itu hanya janji ketika kita masih anak-anak. " ucap nari pada haneul.
" bagimu mungkin hanya perkataan anak-anak, tapi aku menepatinya hingga sekarang bukan?. "
Tangan haneul kini semakin erat menggenggam tangan sahabatnya itu.
" Nari... mendekat lah padaku. " pinta haneul pada nari yang disetujui oleh nari.
Nari mendekatkan setengah tubuhnya ke arah haneul. Saat wajahnya telah benar-benar dekat di depan wajah haneul tak disangka,
" ARGGGHH...SAKIT " ucap nari kesakitan.
Haneul mencubit pipinya dengan gemas dan tertawa dengan senangnya diatas penderitaan nari.
" Hahaha maaf ya... sana pulang, besok kita akan ke sekolah bukan? "
" Tapi kau bagaimana... "
Haneul mulai terkekeh setelah mendengar kata kata yang diucapkan oleh sahabatnya itu hingga nari yang kesal dan akhirnya memukul lengan sahabatnya.
PLAK..
" Dasar bodoh... "
" Hey itu sakit nari ku sayang. "
" Berhenti membuat lelucon itu haneul, aku benar-benar merinding sekarang "
" Sayang ku Im nari, sayang... sayang. "
Seolah tak mendengarkan perkataan sahabatnya, haneul terus menggoda nari.
Nari menyerah menghadapi lelucon sahabatnya itu dan kini ia pamit untuk pulang.
" Ya terserah saja, aku pulang dulu... sampai jumpa besok haneul, semoga cepat sembuh " ucap nari diiringi dengan senyum manis yang terpancar di wajahnya.
Haneul hanya membalas dengan senyuman tipis dan ia melihat bahwa sahabatnya kini telah keluar pergi meninggalkan kamar ruangannya untuk kembali pulang kerumah.
" Aku menyukai mu nari...
aku merasa seperti pengecut.
Aku takut saat aku menyatakan perasaanku padamu, hubungan kita tak lagi sama seperti sekarang.
Aku benar-benar menyukai mu nari... "
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Nenieedesu
jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak dinovel baru aq kak Dicintai ketua geng motor
2023-06-19
0