03

"Ibu, Aileen mau masuk ke sekolahnya adek. tapi, Aileen mau kalau identitas Aileen berubah menjadi adek."

Aileen memberikan buku harian milik sang adik kepada Kirani, isi buku yang sebagiannya menceritakan bagaimana kehidupan sang adik di sekolah yang selalu di rundung dan juga di tekan oleh orang-orang yang memiliki banyak koneksi dan kekuasaan.

"Alana, dia..."

"Iya, Ibu. adek selalu di rundung sama orang-orang yang ada disekolah, mereka bahkan sampai membuat Alana dilarikan ke rumah sakit."

Kirani berkaca-kaca, selama ini yang ia tahu tentang anak bungsu nya hanyalah kebahagiannya, Alana sama sekali tidak pernah bercerita jika dirinya selalu di rundung, dia selalu melihat putrinya tersenyum saat membicarakan masalah sekolahnya.

"Tapi, bahaya juga untukmu-"

"Tidak, aku akan membalaskan dendam mereka yang sudah membuat Alana kehilangan masa depannya, aku harus mencari tahu kenapa mereka berbuat seperti itu kepada Alana."

"Bagaimana dengan sekolahmu? jika Alana sembuh, lalu bagaimana denganmu?" tanya Kirani yang sebenarnya khawatir.

"Aku akan keluar saja dari sekolahku, Ibu. aku mohon bantuan dari Ibu juga, aku bahkan tidak tahan setelah membaca buku harian Alana. aku ingin menemukan mereka dan mereka harus membayar semua yang telah mereka lakukan kepada Alana."

Kirani nampak berpikir keras, jika Aileen masuk ke Indepty High School sama saja jika dia sedang mendorong anak sulungnya untuk menemui Tuhan, sama seperti anak bungsunya. apalagi saat dia mengetahui kebenaran tentang sekolah itu, Kirani menjadi sangat takut sekali.

"Baiklah, Ibu akan membantumu untuk menyiapkan semuanya. tapi, kamu harus berhati-hati."

Aileen tersenyum lebar, ia pun langsung memeluk sang ibu dengan sangat erat, ia akan memulai hidup yang baru dengan menjadi sang adik, dia akan membalaskan dendam sang adik yang sekarang sedang terbaring koma di atas ranjang rumah sakit.

.

.

.

Safira, meskipun usianya 42 tahun tapi ia masih terlihat muda dan juga cantik. semenjak kematian suaminya yang masih menjadi misteri, Safira harus mengurus anak semata wayangnya itu seorang diri. semenjak kasus kematian suaminya yang tidak diketahui apa penyebabnya itu di hentikan oleh polisi, Safira semakin curiga jika ada dalang dari balik ini semua, ia harus menyewa beberapa detektif dan juga gangster untuk menguak penyebab kematian suaminya.

"Ini foto-foto tadi, Edgar dan juga Gisela." seorang laki-laki bertubuh tegak memberikan beberapa lembar foto kepada Safira, dimana foto tersebut memperlihatkan aktivitas *** antara Edgar dan juga Gisela di kamar mandi beberapa jam yang lalu.

"Bagaimana dengan anak-anak? apakah mereka masih merundung murid-murid yang ada di sekolahnya?"

"Masih, tapi Edgar sudah membereskan semuanya dengan cara menyuap kepala sekola dan juga beberapa guru yang terlibat, semenjak kasus bunuh dirinya seorang gadis yang katanya selalu di rundung oleh anak-anak, semua yang ada di sekolah tidak ada yang berani membicarakannya, semuanya menutup mulut karena Edgar yang telah membayar mereka."

"Menjijikan sekali, sejak kapan Gisela dan juga Edgar saling menyukai, tidak terbayang bagaimana jika Calvin dan juga Meryl mengetahuinya."

"Untuk guru palsu itu, dia masih melanjutkan pekerjaannya untuk merekayasa nilai anak-anak dan pastinya itu suruhan dari Edgar dan juga Sarendra. jika menyakut soal anak anda, Haikal juga selalu merundung anak-anak yang ada di sekolah itu."

Memang sengaja Safira menyewa beberapa gangster untuk mengawasi anak-anak di sekolah dan juga teman-temannya yang selalu bersikap mencurigakan. semenjak kematian suaminya, tidak ada satu orang pun yang jujur ataupun ikut membantu untuk mencari tahu penyebab kematian suaminya, padahal jika di cari tahu, Edgar ada di TKP kematian suaminya, tapi setelah di intograsi oleh polisi, Edgar mengatakan jika dirinya sedang berada di luar kota.

"Aku akan mengawasi anakku, kalian awasi saja anak-anak yang lainnya dan juga Edgar."

Laki-laki bertubuh tegak itupun membungkukan sedikit badannya, lalu keluar dari ruangan bawah tanah yang selalu menjadi tempat Safira untuk menguak kematian suaminya.

Wanita cantik itupun memperhatikan papan tulis yang sudah di tempeli foto-foto tersangka atau orang yang ia curigai, tangannya bergerak untuk mengetuk-ngetuk meja yang sedang di dudukinya.

"Jika memang kalian penyebabnya, aku akan meminta pertanggung jawaban kalian semua."

Disisi lain seorang laki-laki tampan dengan jangkung 189 cm tengah mengamati layar laptopnya, dimana benda tersebut sedang memutarkan vidio perundungan anak-anak sekolahan yang ada di Indepty High School.

"Apakah kau yakin akan mengambil kasus ini?" tanya temannya yang bernama Nailufar.

"Diantara kalian tidak ada yang mau mengambilnya, jadi aku saja yang mencari tahu tentang kasus ini."

"Indepty High School, bukan hanya kasus bullying saja tapi perekayasaan nilai murid dan juga penyalahgunaan jabatan," seru Nailufar.

"Tidak ada yang mengetahui bagaimana kondisi di dalam sekolah itu, katanya juga ada seorang gadis yang bunuh diri akibat selalu di rundung oleh murid-murid yang memiliki kekuasaan disana."

"Kau tahu dari mana?" tanya Arshaq.

"Aku mengetahuinya di salah satu akun sosial media murid yang ada disana, tapi sepertinya sudah di hapus oleh si pemilik akun."

"Bullying, perekayasaan nilai dan juga penyalahgunaan jabatan." lirih Arshaq seraya berpikir keras.

"Bagaimana kau akan menguak semuanya?"

"Tentu saja, jika ingin menguak kasus ini, aku akan menjadi guru disana."

"Apa?!"

***

Keesokan harinya Arshaq sudah berada di Indepty High School, ia sudah memakai kemeja dan membawa beberapa dokumen lamaran kerja, kini ia sedang berada di ruangan kepala sekolah.

"Saya harap anda akan betah untuk mengajar di sekolah ini, saya lihat jika anda pandai matematika, semoga saja anda bisa mengajarkan anak-anak dengan baik."

"Baik, Pak." Arshaq mengangguk sambil tersenyum lebar, rasanya penyamarannya akan berhasil, bahkan identitasnya sebagai detektif pun tidak di ketahui.

"Anda akan mengajar di kelas MIPA 4 dan juga 2, untuk kelas MIPA 2 saya sarankan anda harus lebih memperhatikan Meryl, Calvin, Helen, Miri dan juga Haikal."

"Bagaimana, Pak?" tanya Arshaq tidak mengerti.

"Mereka berlima adalah anak dari orang-orang yang terpandang di sekolah ini, jika kau melihat sesuatu anggap saja jika kau tidak melihatnya."

"Ini sudah hampir masuk jam pelajaran pertama, saya harap anda bisa menyesuaikan diri disini dengan baik," lanjut Kepala sekolah.

Masih merasa bingung, Arshaq pun kemudian berpamitan kepada pimpinan sekolah untuk segera keluar dari ruangannya, hari ini dia akan mengajar di kelas MIPA 2.

Di tempat lain Aileen baru saja memasuki kelas barunya, semua mata kini tertuju kepadanya, ada yang terkejut dan ada juga yang kebingungan saat melihatnya.

"Alana, lo udah sembuh?" tanya salah satu murid yang ada disana.

"Gila, loncat dari lantai tiga loh."

"Gue kira lo udah mati atau patah tulang, tapi ga nyangka banget kalau sekarang lo baik-baik aja."

Meryl dan teman-temannya bahkan tidak percaya dengan kedatangan Alana yang sudah kembali masuk ke sekolah, Alana yang menjadi hambatan Meryl untuk mendapatkan nilai yang bagus.

Berbeda dengan Calvin, entah kenapa saat Aileen menatapnya, laki-laki itu malah tersenyum tipis, ekspresi wajahnya pun tidak menunjukan jika dirinya kesal ataupun marah.

"Gue baik-baik aja, senang bisa bertemu dengan kalian lagi." kata Aileen dengan ekspresi wajahnya yang datar, ia pun berjalan menghampiri meja yang terlihat masih kosong, meja tersebut tepat berada di depan meja Calvin.

"Gue? What, sejak kapan lo terbiasa manggil dengan sebutan gue?" tanya Miri tidak percaya.

"Apa masalahnya?" tanya Aileen.

"Heh cupu, lo itu sekalinya cupu ya tetap cupu!" seru Helen seraya mendorong kepala Aileen kebelakang.

"Apakah mereka berdua yang selalu merundung adek gue?" batin Aileen.

"Ada guru, ada guru!" teriak Haikal sambil berlari ke mejanya.

Begitu pun dengan yang lainnya, Aileen menarik nafas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.

"Lo disini bukan cuman balas dendam, tapi lo harus mewujudkan keinginan Alana untuk mendapatkan nilai yang bagus."

...Jadwal updatenya setiap hari rabu dan juga minggu ya guys, bye....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!