02

Dua Minggu Berlalu...

Setelah kejadian beberapa minggu lalu, sekolah berjalan seperti biasanya, tidak ada yang mempertanyakan ataupun mencari tahu penyebab Alana lompat dari lantai tiga di gedung sekolah.

Meryl sedang berada di ruang keluarga, menghadap kedua orang tuanya yang sedang melihat nilai ulangan fisikanya, wajahnya memerah padam dan juga keningnya berkerut dalam, dengan dingin sang Ayah yang bernama Edgar lantas merobek-robek nilai ulangan Meryl.

"Siapa gadis yang bunuh diri itu?"

"Alana."

"Papah liat nilai dia sangat sempurna, tidak bisakah kamu sepertinya? singkirkan dia jika perlu, jangan ada orang yang bisa menghalangi jalanmu, nilaimu harus sepertinya!" tekan Edgar dengan nafas yang memburu karena menahan amarah.

Meryl hanya bisa mengangguk pasrah, ia pun memunguti robekan kertas di lantai. "Fasilitas kamu, Papah sita, sampai kamu mendapatkan nilai yang bagus." kata Edgar lalu berlalu pergi meninggalkan ruang tamu.

"Papah!" teriak Meryl seraya menggigit bibir bawahnya.

"Sekali-kali kamu harus nurut sama orang tua, jangan kebanyakan main, setelah ini pergi ke kamar lalu belajar, Papah sama Mamah mau menghadiri acara reunian." seru Camella, ibu kandung Meryl.

Gadis cantik itu pun terdiam, menatap kepergian Ibunya yang berlari kecil untuk menyusul sang suami yang sudah berjalan keluar rumah, tekanan dari orang tuanya untuk mendapatkan nilai yang sempurna kadang kala membuatnya stress dan depresi.

"Sialan!" teriak Meryl seraya menendang kursi yang ada di depannya.

.

.

.

Meryl berhasil kabur dari rumah, dirinya dan juga Calvin sudah berjanjian untuk bertemu di taman yang dekat dengan rumah Meryl. rasanya gadis cantik itu ingin sekali menangis, dia tidak kuat sekali dengan tekanan orang tua yang menuntutnya untuk mendapatkan nilai yang sempurna.

"Mer?"

"Vin, gue..." Meryl tidak kuasa menahan air mata, ia pun langsung memeluk tubuh Calvin, menyenderkan kepalanya di dada bidang Calvin.

"Gue ga tahan banget, orang tua gue selalu nuntut gue buat dapetin nilai yang sempurna, gue capek."

Dengan perlahan, tangan Calvin bergerak mengelus punggung Meryl, mencoba untuk menenangkan gadis cantik itu, tidak ada yang bisa ia bantu selain menenangkan Meryl, karena dirinya pun sama, jika nilainya turun 99 saja, Calvin sudah di pukul ataupun di cambuk oleh sang Ayah.

"Lo udah sejauh ini, lo hebat, jangan nyerah."

Meryl sedikit mengeratkan pelukannya, ia semakin terisak dengan ucapan Calvin tadi. baginya selama ini, Calvin adalah satu-satunya orang yang paling mengerti dirinya, Calvin adalah rumah baginya, Calvin adalah tempat bersandar untuknya.

Disisi lain Aileen tengah membersihkan kamar sang adik, walaupun Alana sedang berada di rumah tapi kamarnya harus terlihat bersih dan juga rapih. selain membereskan kasur, Aileen juga membereskan meja belajar Alana, gadis cantik itu menata rapih buku-buku pelajaran sang adik.

Tapi tiba-tiba saja Aileen dibuat penasaran dengan buku yang berukuran kecil, cover buku bewarna pink polos dan ada tulisan di depan buku tersebut 'Indepty High School'.

"Sekolahnya adek?"

Karena penasaran Aileen pun memilih untuk membuka dan membaca isi dari buku tersebut, ia pun sangat penasaran sekali dengan kehidupan sang adik di sekolahnya, apakah indah atau malah sebaliknya.

*Satu tahun sekolah di Indepty High School

Entah gue ada salah apa sama mereka, mereka yang memiliki banyak uang, koneksi dan juga kekuasaan disini selalu merundung dan mengucilkan yang lemah, termasuk gue.

Di pukul, ditendang bahkan kulit punggung gue melepuh karena di bakar. semua orang yang ada disana menutup mata dan juga telinga, ga ada yang berani speak up ataupun membantu satu sama lain, yang sedang di rundung malah di biarkan, hingga si korban menyerah dan memilih untuk keluar dari Indepty High School.

Guru-guru di suap, agar mereka yang memiliki kekuasaan mendapatkan nilai yang sempurna tapi yang lemah akan jatuh kedalam jurang, padahal kami pun ingin memasuki universitas yang bagus, kami berjuang untuk mendapatkan nilai-nilai yang sempurna dan itupun hasil jerih payah kami, kami bertumpah darah untuk mendapatkan itu semua, tapi apakah uang dapat mengubah segalanya*?

Mata Aileen mengenang setelah membaca itu, telapak tangannya mengepal dan dadanya bergemuruh hebat, perasaannya menjadi campur aduk setelah membaca setiap kata demi kata yang tersusun rapih di atas kertas putih tersebut.

"Selama ini, gak ada sedikitpun yang memperlakukan adek gue dengan semestinya, Alana dilarikan kerumah sakit dan jatuh koma, ini semua karena manusia sialan itu?"

***

Suara dentingan gelas yang saling beradu, malam ini adalah malam yang terindah untuk para orang tua berkumpul, selain membicarakan soal anak-anak, mereka juga membicarakan tentang bisnis dan kekuasaannya di kota X.

"Apakah Rumah Sakit yang di kelola olehmu berjalan lancar?" tanya Edgar seraya memotong-motong kecil daging yang ada di piringnya.

"Semuanya lancar, bahkam bulan ini penghasilannya pun lumayan banyak sekali." jawab Sarendra, ayah Calvin.

Edgar tersenyum tipis lalu matanya beralih kepada seorang wanita yang terlihat cantik, penampilannya pun malam itu terbilang sexy. dia adalah Gisela, ibu kandung Calvin.

"Em... aku izin pamit ke toilet dulu, kalian lanjutkan saja." pamit Gisela sambil beranjak dari tempat duduknya.

Edgar tersenyum tipis lalu mengambil segelas alkohol yang sudah di tuangkan oleh istrinya tadi, entah sengaja atau bagaimana, ia malah menumpahkan air alkohol tersebut ke baju kerjanya, sehingga baju kerjanya itu basah dan juga kotor.

"Tanganku licin, jika begitu aku pamit ke toilet sebentar," pamit Edgar.

Edgar pun beranjak pergi, meninggalkan orang-orang yang sedang berkumpul di meja makan, yang sedang membahas masalah anak-anak yang masih bersekolah.

"Rendra, aku dengar Calvin mendapatkan nilai 100 di mata pelajaran Biologinya, apakah dia akan mengikuti jejak Papahnya?" tanya Bagaskara, Ayah Miri.

"Haha, aku memang merekomendasikan Calvin untuk mengikuti sekolah kedokteran, aku akan mewariskan rumah sakitku kepadanya nanti."

"Calvin pasti bangga, dia sudah memiliki pandangan hidup."

"Oh ya, bagaimana dengan Haikal? apakah dia sering mengunjungi makam Papahnya?" tanya Kintania, Ibu kandung Miri.

"Kematian Papahnya membuatku mengingat kembali kejadian beberapa tahun silam, seorang penguasa yang di tembak masal, padahal dulu beliau sangat terkenal sekali." lirih Danita, Ibu kandung Helen.

"Haikal baik-baik saja," jawab Safira.

"Benar juga, bahkan istri dan kedua anaknya tidak di temukan saat itu, entah sudah mati atau bagaimana, aku benar-benar sedih setelah membaca beritanya di koran." sahut Aldinata, Ayah kandung Helen.

"Aku dengar yang menembak pengusaha itu adalah musuhnya, dia menyewa para gangster untuk membunuh pengusaha itu, entah apa tujuannya tapi aku sangat kasihan sekali," Kata Kintania.

"Aku dengar juga, di sekolah anak-anak kita ada salah satu siswi yang bunuh diri, dia dinyatakan koma tapi aku masih belum mendengar kabarnya sekarang bagaimana," seru Camella.

"Ah yang itu, katanya dia masuk ke sekolah anak-anak karena bantuan pemerintah, dia mendapatkan beasiswa dari pemerintah haha, aku sangat kesal sekali, sekalinya orang seperti itu di kasih sesuatu, pasti dia akan berharap lebih lagi," imbuh Danita.

"Benar, aku setuju."

Edgar memasuki kamar mandi yang di masuki oleh Gisela tadi, begitu masuk ia langsung di peluk, senyumannya menjadi lebar saat Gisela mencium lehernya.

"Kau merindukanku, hum?" tanya Edgar seraya memeluk pinggang Gisela.

"Sangat."

Tanpa aba-aba Edgar langsung mencium bibir Gisela, ia me-lu-mat dan menggiggit bibir bawah Gisela dengan sangat rakus.

"Waktu kita tidak banyak."

Edgar mengangkat tubuh Gisela ke atas wc duduk, dengan terburu-buru ia membuka resleting celananya, sedangkan Gisela mengangkat sedikit roknya, tanpa menunggu lama Edgar pun memasukan miliknya ke dalam sana, menggerakannya dengan cepat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!