Lamaran

"Bismillahirohmanirohim."

Anisa mengikat cadar di wajahnya. Dia bertekad untuk mengenakan pakaian kaum saidatul Fatimah az-zahra mulai saat ini.

'Alhamdulillah, hamba bertekad untuk tetap menggunakan pakaian ini sampai kelak hamba meninggal. Ya Allah kuatkan keimanan hamba. Agar selalu Istiqomah di jalanmu."

Anisa menatap dirinya di depan cermin. Tak ada lagi wajah cantik yang telihat, hanya matik mata yang bercahaya di balik cadarnya, seperti kilauan berlian.

"Assalamualaikum Anisa." Suara Umi Halijah di belakang pintu.

"Waalaikumsalam Umi, silakan masuk."

Umi Khadijah masuk ke dalam kamar Anisa.

"Sudah mau pulang Nak?"tanya Umi Khadijah.

"Iya Ummi."

"Duduk dulu Nak," ajak Umi sambil menepuk kursi kayu yang ada di sampingnya.

"Annisa, kamu ingat pak Wisman kan?"

"Ingat Umi. Kenapa?" tanya Annisa.

"Pak Wisman itu adalah sahabat Abi. Orangnya baik sekali, mendiang istri juga baik."

Annisa menyimak penuturan dari Umi Khadijah.

"Annisa, rencananya besok pak Wisman dan putranya datang untuk melamar kamu."

"Melamar Nisa Umi? Apakah beliau tahu status Nisa?"

"Tahu dong Nisa, Abi sudah menceritakan tentang kamu pada pak Wisman dan mereka tidak mempermasalahkan hal itu."

"Ehm Abi sudah hubungi ayah?" Tanya Nisa dengan wajah yang tertunduk.

"Sudah kemarin malam, saat ini Abi sudah mengutus seseorang untuk menjemput ayah dan ibu kamu. Mereka senang sekali ada seorang pria yang melamar kamu Nisa."

"Pak Wisman itu pengusaha yang terkenal dengan keramahanya dan baik, Karena itulah orang tua kamu langsung setuju ketika Abi menceritakan tentang keinginan pak Wisma untuk mempersunting kamu."

Anisa tertunduk. Sebetulnya dia ragu.

"Bagaimana Anisa, kamu mau kan?"

"Jika ayah dan ibu Nisa setuju, Nisa juga setuju Umi. Bismillah saja,

Soal jodoh Nisa serahkan pada Allah. "

"Iya Nak, semoga kamu dapatkan jodoh yang terbaik."

"Jadi Nisa jangan pulang dulu ya. Karena esok pak Wisman dan putranya datang untuk melamar kamu."

"Iya Ummi."

***

Keluarga Hj Abdullah dan Keluar Pak Imam Husein sudah bersiap menanti kehadiran Pak Wisman dan sang putra.

Sesuai jadwal yang dijanjikan Pak Wisman tiba di kawasan pondok pesantren tepat jam 10.00 pagi.

Keluar dari mobil Pak Wisman dan Reyfan langsung menghampiri haji Abdullah dan Pak imam Husein di teras rumah.

"Assalamualaikum," sapa Pak Wisman.

"Waalaikumsalam." Pak Wisman disambut baik oleh kedua pria itu.

"Sahabat ku, perkenalkan ini Putra saya Reyfan," ucap pak Wisman kepada Hj Abdullah dan Pak imam Husein.

Reyfan berjabat tangan dengan senyum yang tipis kepada Pak haji Abdullah dan Pak Imam Husein.

Mereka pun berbasa-basi sebentar di teras rumah, kemudian dipersilahkan masuk oleh tuan rumah.

Ketika berada di ruang tamu, mereka berbasa-basi kembali.

Setelah suasana mendukung, Pak Wisman langsung mengutarakan niat kedatangannya ke pondok pesantren itu.

"Begini seperti yang Bapak haji Abdullah tahu, kedatangan saya kemari untuk melamar Putri Anda yang bernama Annisa untuk putra saya Reyfan. Sudihkah anda kiranya menerima lamaran Putra saya," tanya Pak Wisman.

"Sebelum anda mengajukan lamaran, alangkah baiknya Reyfan dan Anisa saling bertemu bertatap muka."

"Oh iya tentu saja, saya sampai lupa saking semangatnya," tutur Pak Wisman dengan nada bercanda.

"Wah wah ini sepertinya bukan putranya yang mau menikah, sepertinya ayahnya yang terlalu bersemangat," canda haji Abdullah.

Reyfan menyunggingkan senyum sinisnya mendengar candaan itu.

"Baiklah kalau begitu saya akan Panggil putri saya terlebih dahulu," ucap pak Imam Husein, iya pun beranjak meninggalkan ruang tamu, untuk menjemput putrinya."

Reyfan duduk dengan gelisah semakin lama dia tidak betah berada di tempat ini. Reyfan sebisa mungkin tersenyum ke arah haji Abdullah yang tersenyum melihatnya.

Beberapa saat kemudian pak Imam Husein datang dengan membawa seorang wanita bercadar.

Wanita itu pun duduk di samping Pak Imam.

"Ini Anisa?" tanya Pak Wisman sedikit kaget, karena sebelumnya Anisa belum menggunakan cadar.

"Ya ini Anisa, dia memutuskan untuk menggunakan cadar beberapa hari yang lalu."

Anisa menutup kedua telapak tangannya ke dada sambil mengucap salam."Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Sahut mereka semua terkecuali Reyfan. Wajah Reyfan semakin kesal ketika melihat calon istrinya seorang yang menggunakan atribut yang merepotkan. Tak tampak lekuk tubuh sedikit pun. Jadi Revan tidak tahu bagaimana bentuk tubuh calon istrinya itu. Hal itu membuat

Reyfan semakin tidak berminat dengan pernikahan ini.

"Baiklah untuk mempersingkat waktu, karena nak Reyan adalah calon suaminya Anisa. Saya persilahkan anda untuk melihat wajah calon istri anda," ucap haji Abdullah.

"Anisa silakan buka cadar kamu di depan calon suamimu Nak."

Anisa membuka perlahan cadarnya kemudian menurunkannya. Reyfan hanya mengintip sekilas belum pun sempat Anisa membuka seluruh penutup wajahnya dia sudah menunjukkan kepalanya.

Seperti apa pun wajah Anisa, dia sudah bisa menilainya . Anisa pun kembali menutup wajahnya dengan cadar tersebut setelah beberapa detik membukanya.

"Bagaimana Nak Reyfan, apakah anda sudah melihat calon istri anda?" Tanya Pak haji Abdullah.

"Sudah Pak," jawab Reyfan dengan senyum sekilas.

Reyfan harus bisa bersandiwara meskipun hatinya begitu dongkol dengan Perjodohan ini.

"Bagaimana kamu masih berniat melamar Anisa, Setelah melihat wajahnya?" Tanya haji Abdullah.

"Masih pak, Jika perlu pernikahan ini bisa Segera dilaksanakan," ucap Reyfan.

Saking kesalnya, Reyfan tak sadar dengan apa yang dia ucapkan saat itu.

"Walah,sudah tak sabar ternyata," canda Pak Wisman sambil menepuk punggung putranya.

Reyan tersenyum getir.

"Baiklah, kalau begitu bagaimana Minggu depan kita nikahkan mereka saja?"

"Saya setuju, bagaimana dengan pak Imam? Apakah Anda setuju?" tanya Hj Abdullah.

"Saya setuju saja, jika memang niat anda baik untuk melamar putri saya. "

"Alhamdulillah, kalau begitu kita sepakat minggu depan akan diselenggarakan akad nikah antara saudara Reyfan dan Annisa di pondok pesantren ini."

Kesepakatan pun terjadi di antara kedua keluarga mereka.

Terima kasih kepada Reader yang mau mampir, untuk sementara author slow up ya. maklum masih dalam nuansa lebaran.

Selamat hari raya idul Fitri.

Minal aidzin walfaizin, mohon maaf lahir batin.

Terpopuler

Comments

@@Ayyaa@@

@@Ayyaa@@

sama²... thor

2023-09-25

2

fajar Rokman.

fajar Rokman.

sombongnya ... blm apa2 udah gitu gmna klo d nikah

2023-08-26

0

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

semangat thor lanjutkan

2023-08-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!