CILY×04

...Can I Love you?...

...by VizcaVida...

..._____🌺_____...

Drama makan malam berakhir membingungkan untuk Anta. Dia bahkan memilih tidur cepat agar tidak lagi perlu melihat Leon yang tentu saja nanti akan berbaring di sisi ranjang lain miliknya.

Well, mereka memang memutuskan untuk tidur sekamar, karena selain meminimalisir kecurigaan keluarga, Anta dan Leon tidak memungkiri jika nanti terjadi adegan ranjang antara keduanya. Anta menekankan kepada Leon jika hubungan ranjang antara suami-istri bisa saja terjadi tanpa diduga mengingat mereka sama-sama manusia normal yang tertarik dengan lawan jenis berbeda.

Dan keduanya juga sepakat, jika salah satu dari mereka menginginkan hal itu, tidak boleh terjadi penolakan, dengan kata lain harus bersedia.

Malam ini, hati Leon sedikit kesal perkara Anta yang menuduhnya menginginkan sesuatu saat menyambut pulang tadi. Padahal, dia hanya ingin menjadi sosok perempuan dan istri yang baik untuk pria itu. Dia mencoba, berusaha untuk memantapkan diri agar bisa menerima keadaannya sendiri yang sekarang sudah menjadi istri orang, alih-alih mimpinya terwujud bersama sang kekasih.

Leon juga tidak memungkiri jika sedikit nyaman tinggal dirumah Anta, menjadi nyonya rumah tanpa harus kepikiran besok makan apa agar pengeluarannya tidak membengkak diakhir bulan.

Intinya, Leon ingin berubah. Dia ingin move on dari sosok Joan yang ternyata tidak berjodoh dengannya. Toh, mereka sekarang memutuskan untuk berteman.

Ngomong-ngomong soal Joan, Leon tadi sempat mendapat tugas tambahan dari leader timnya itu untuk mendesign ulang bagian atas gedung yang menurut Joan agak sedikit tidak menarik. Leon yang sudah membawa laptop dari luar kamar, duduk dan bersandar di kepala ranjang, lantas menyalakan komputer lipat tersebut dan siap melanjutkan pekerjaannya yang belum rampung tadi, dirumah. Nggak apa-apa kerja dirumah, dari pada lembur di kantor sampai malam? Kan berabe, soalnya dia sudah tidak sendiri lagi sekarang. Ada manusia lain yang harus ia urus. Kalau dulu masih bebas, Leon lembur sampai pagi pun tidak akan punya beban. Berbeda dengan sekarang yang sudah bersuami.

Sudah tiga jam sejak dia melakukan pekerjaan, dia menyempatkan diri menoleh ke arah Anta tidur. Pria itu tidur membelakanginya tanpa bergerak sedikitpun. Ia yang merasa anehpun mencoba memastikan dengan mendekat ke arah Anta, dan pria itu memang memejam. Anta tidur pulas, begitu pikir Leon.

Merasa sudah terlalu malam, Leon menyudahi pekerjaannya dan mematikan laptop. Ia bahkan sempat pergi ke dapur sebentar untuk mengambil air minum, lantas kembali ke kamar dan mematikan lampu utama. Tersisa lampu temaram berwarna kekuningan yang ada di samping dua sisi ranjang. Leon menarik selimut sebatas leher karena dia mencoba tidur dengan posisi telentang.

Sekali lagi dia menoleh ke arah Anta yang masih dengan posisi sama, tidur membelakanginya. Tatapan Leon jatuh pada tubuh bagian atas Anta yang tidak tertutup selimut. Surai hitam pria itu, leher jenjang yang bersih, baju tanpa lengan yang memperlihatkan kulit bersihnya, hingga Leon baru sadar jika sang suami memang suka sekali tidur memakai baju tanpa lengan.

Leon yang menatap pria itu, diam-diam menggigit bibir. Entah mengapa, ini pertama kalinya dia ingin menyentuh Anta. Apa pengaruh hormon sebelum haid memang seperti ini jika tidur bersama lawan jenis? Ah, Leon baru ingat jika tamu bulanannya akan datang. Untuk itulah moodnya berubah-ubah seperti tadi dia tiba-tiba memarahi dan kesal pada Anta.

Sadar bersalah, Leon pun meminta maaf dalam hati. Lalu entah mengapa, dia tiba-tiba saja mendekati punggung lebar Anta, kemudian menyelipkan satu lengannya diantara pinggang sang suami. Kepala ia sandarkan di punggung Anta mencari kenyamanan. Aroma Citrus yang terhirup begitu menggoda dan membuat keinginan disentuh semakin menggebu, namun Leon masih terus berusaha mengendalikan diri yang mungkin sedang bernaf-su.

Tapi apa yang terjadi selanjutnya berhasil membuat Leon melepas pelukannya dan melompat mundur menjauh dari Anta. Pria itu terbangun dan menoleh ke belakang dengan muka bantal yang terlihat menawan. Hidup beberapa hari bersama Anta, membuat Leon sadar jika pria itu memang tampan.

“Ada apa?” tanya Anta dengan suara berat khas orang bangun tidur. Sedangkan Leon yang tertangkap basah terlihat canggung, lantas membelakangi Anta yang terlihat sudah sadar seratus persen.

“Ti-tidak.”

“Lo barusan meluk gue, kan?” tanya Anta tanpa basa-basi, seperti biasanya. Anta membawa dirinya untuk bangkit dan bersandar ditepian ranjang. Dia juga menyempatkan diri untuk mengecek ponsel untuk melihat jam dan pemberitahuan. Pukul setengah sebelas malam. Ia menoleh lagi ke arah Leon yang sekarang memunggunginya, lantas ia turun dari ranjang dan pergi ke dapur untuk minum. Rupanya dia tertidur cukup lama tadi. Sudah lama dia tidak merasakan tidur senyenyak ini.

Kembali dari dapur, Anta segera naik kembali ke ranjang, namun sialnya bekas pelukan dari Leon justru membuatnya berha-srat.

Beberapa menit mencoba memejamkan mata tapi tetap gagal, Anta kembali memperhatikan punggung Leona. Leher perempuan itu memikat matanya hingga sesuatu memaksanya untuk mengambil inisiatif.

Anta mendekat, kemudian memeluk Leon dari belakang hingga keterkejutan menyerang raga perempuan itu. Kepala Leon sontak menoleh dan mata keduanya bertemu.

“Aku ingin melakukannya malam ini.” kata Antariksa dengan suara serak, kemudian membenamkan wajahnya pada ceruk leher seputih susu milik Leona. Merasakan bibir seksih Anta mengecup setiap inci permukaan lehernya, Leona merinding. Di tambah lagi telapak tangan Anta yang mulai merambat naik menuju dada, jantung Leona rasanya ingin terlepas dari tempatnya. “Kamu tidak keberatan kalau aku menyentuhmu kan?”

Leona yang juga sudah kepalang bergai-rah pun mengangguk. Ia bahkan membalik posisi tubuhnya menjadi berhadapan dengan Anta, dan senyuman seringai terlihat jelas muncul di bibir Anta.

“Aku tau cara mengakhirinya nanti agar kita tidak perlu repot mengurus anak.”

Terdengar cukup menyakitkan, terkesan Leon tidak pantas menjadi ibu dari anak-anak Anta. Tapi Leon berusaha menerima semuanya, menerima kenyataan jika dirinya memang tidak seharusnya ada disini, apalagi sampai berandai menjadi seorang ibu. Ia hanya menunduk memperhatikan telapak tangan Anta mulai menyentuh dadanya lagi, hingga ia harus menahan nafas. Ditambah ciuman di bibirnya, membuat Leon semakin tak berkutik.

Damn! Antariksa is a good kisser. Ciuman di bibirnya sekarang, begitu berbeda dengan ciuman yang pernah ia rasakan dari seseorang dulu.

Cukup. Leon tidak ingin membayangkan atau berfantasi dengan sosok lain, ketika sedang bersetu-buh dengan Anta, sang suami. Untuk itu, Leon terus menatap wajah Anta dengan mata terbuka saat ciuman itu berlangsung. Ia berharap bayangan wajah Antariksa lah yang akan ia patri dalam ingatannya di saat-saat seperti ini.

Hingga satu lenguhan kecil tersiar dari bibir Leona saat Anta menyentuh bagian intimnya.

“Kamu suka?”

***

Keesokan harinya, Leona harus rela bangun kesiangan karena pergulatan ranjang bersama Anta semalam tidak hanya berakhir satu kali. Tenaga pria itu seakan tidak ada habisnya, meminta kepada Leona untuk bersedia menemaninya ‘bermain’ lagi dan lagi. Imbasnya, Leona tepar dan tidak bisa membuka mata meskipun alarm memaksanya bangun.

Omelette adalah menu sarapan pagi ini, karena hanya itulah hidangan paling mudah di buat ketika kepepet. Bahkan, Leona tidak sempat mengeringkan rambutnya terlebih dahulu, dan sarapan bersama Anta dengan kondisi surai setengah basah.

Kondisi Anta sendiri tidak jauh beda dengan Leon. Rambutnya yang biasa tertata rapi dengan Pomade, pagi ini harus rela terlihat lepek karena masih basah, tidak ada waktu lebih hanya untuk sekedar mengeringkannya setelah mandi, dan tidak ada waktu juga untuk menatanya.

Pagi yang berantakan untuk sepasang pengantin baru.

“Berangkat bareng aja. Gue tau jalan tikus yang bisa buat Lo sampai kantor dengan cepat.” kata Anta disela mulutnya yang sibuk mengunyah. Wajah tampannya pun tak lantas luntur meskipun tidak serapi biasanya.

“Justru nanti kamu telat sampai kantor kalau nganterin aku. Udah kita jalan masing-masing aja.” sahut Leon yang juga sibuk memakan sarapannya. Beruntung tidak ada komplain tentang rasa masakan buru-buru buatannya, dari Anta.

“Nggak. Gue bebas aja sampai kantor asal nggak ada jadwal meeting.”

Leon hampir lupa siapa dan apa status pria didepannya ini. Antariksa Graham itu seorang Presdir, dan tidak akan ada yang memarahinya meskipun ia datang terlambat. Ya ... meskipun hal seperti itu tidak di benarkan, sih.

Ya sudah. Bolehlah sekali-kali diantar suami ngantor.

“Oke deh kalau kamu maksa. Tapi jangan salahin aku kalau kamu nanti di protes sama sekretaris kamu gara-gara telat.”

Amanda? Memarahinya? Oh tidak bisa Ferguso.

Anta menatap lurus pada wajah Leona yang menurutnya, sekarang terlihat cantik. Ah, kenapa Anta jadi berfikir ke arah sana? Seharusnya, Anta menepati janjinya pada sang kekasih.

“Ya gue marahin balik.”

Mendengar jawaban tersebut, Leon terbelalak. Ia pikir, Antariksa ini tipe-tipe atasan yang mendengarkan bawahannya. Tapi sepertinya ia salah duga.

Sebenarnya, Leon ingin mendebat jawaban enteng Anta. Tapi setelah ia pikir-pikir lagi, urusannya akan jadi panjang dan runyam. Belum lagi jam semakin berputar ke angka berikutnya. Astaga, mengapa cepat sekali? Padahal semalam, jarum waktu seperti tidak beranjak dari manapun. Atau ... karena dia menikmatinya, semalam?

Leon mengerjap cepat agar dirinya tetap dalam batas wajar dan tidak merona membayangkan adegan ranjangnya bersama Anta.

“Mau bawa bekal?”

“Nggak. Gue bukan anak SD yang harus buka kotak bekal makan siang saat jam istirahat.”

Leon melengkungkan bibir sembari mengedikkan bahu saat suapan terakhir nasinya masuk kedalam mulut. “Ya udah.”

Leon menyempatkan diri untuk mencuci piring bekas makan dirinya dan juga Anta. Setelah itu, ia menyusul Anta yang sudah menunggunya di dalam mobil. Dan mereka pun berangkat kerja bersama untuk pertama kalinya, dengan status resmi suami-istri. []

...To be continue...

...🌼🌺🌼...

Makasih untuk dukungannya. Have a great day ... ☺️

Terpopuler

Comments

sasip

sasip

Si burung nuri suka berkicau
Tidak punya rasa takut nemplok di bahu
Hati mereka pasti pada galau & kacau
Cinta terpendam tidak bisa dikasih tau..

(Cakeb) 😉

2023-07-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!