Hujan semakin reda, menyerahkan tempatnya pada langit senja yang terlihat lembut dan menenangkan. Naureen duduk di pinggir ranjang, menunggu kedatangan Bundanya dengan hati yang berdebar. Gus Azmi duduk di kursi dekat ranjang, menatap Naureen dengan tatapan yang penuh kasih.
"Naureen, kamu takut ya dengan keputusan yang harus kamu ambil?" tanya Gus Azmi dengan suara lembut.
Naureen menggeleng lemah. "Aku takut mengecewakan Bundaku, Mas," jawab Naureen dengan suara yang bergetar.
"Aku mengerti, Naureen," jawab Gus Azmi. "Tapi, aku berharap Bunda mu bisa memahami situasinya. Aku berjanji akan menjagamu dan menyayangimu sepanjang hidupku."
Gus Azmi menatap Naureen dengan tatapan yang penuh ketulusan. Ia berharap Naureen bisa percaya padanya.
"Mas, aku takut jika Bundaku tak setuju dengan pernikahan ini," ucap Naureen dengan suara yang gemetar.
"Aku mengerti ketakutanmu, Naureen," jawab Gus Azmi dengan suara yang lembut. "Tapi, aku berharap Bunda mu bisa memahami situasinya. Aku berjanji akan menjagamu dan menyayangimu."
Gus Azmi menatap Naureen dengan tatapan yang penuh ketulusan. Ia berharap Naureen bisa percaya padanya.
Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dan Bunda Naureen masuk dengan wajah yang penuh kekhawatiran. "Naureen, sayang," ucap Bunda Naureen sambil mendekat ke Naureen dan memeluknya.
"Bunda," ucap Naureen dengan suara yang bergetar. Ia menangis di pelukan Bundanya.
Gus Azmi berdiri dan menatap Bunda Naureen dengan tatapan yang penuh hormat. "Assalamualaikum, Bu," ucap Gus Azmi dengan suara yang lembut.
"Waalaikumsalam," jawab Bunda Naureen. "Silakan duduk, Mas."
Gus Azmi mengangguk dan kemudian duduk di kursi dekat ranjang. Bunda Naureen melepaskan pelukannya dari Naureen dan menatap Gus Azmi dengan tatapan yang tak terbaca.
"Mas, Bunda ingin bertanya sesuatu," ucap Bunda Naureen dengan suara yang tegas.
"Silakan, Bu," jawab Gus Azmi.
"Bagaimana kisah mu dan Naureen sebenarnya?" tanya Bunda Naureen dengan suara yang tegas.
Gus Azmi menjelaskan segalanya kepada Bunda Naureen dengan jujur. Ia menceritakan bagaimana ia menemukan Naureen di jalan dan melihat kondisi Naureen yang sangat lemah. Ia takut menyerahkan Naureen pada orang lain karena takut terjadi sesuatu yang buruk.
"Aku tidak bermaksud untuk menyentuh Naureen tanpa ijin, Bu," jelas Gus Azmi. "Aku hanya ingin membantu Naureen. Dan, ketika Abi mengatakan bahwa aku harus menikah dengan Naureen, aku terkejut. Aku takut melakukan sesuatu yang salah."
Bunda Naureen mendengarkan penjelasan Gus Azmi dengan hati-hati. Ia melihat ketulusan di mata Gus Azmi. "Mas, Bunda tahu bahwa kamu tidak bermaksud buruk," ucap Bunda Naureen dengan suara yang lembut. "Tapi, Bunda harus mempertimbangkan keputusan ini dengan baik."
"Bunda ingin berbicara dengan Naureen terlebih dahulu," lanjut Bunda Naureen.
Gus Azmi mengangguk. Ia menunggu Bunda Naureen berbicara dengan Naureen dengan hati yang deg-degan. Ia berharap Bunda Naureen bisa memahami situasinya.
Bunda Naureen mendekat ke Naureen dan memeluknya. "Sayang, Bunda ingin bertanya sesuatu padamu," ucap Bunda Naureen dengan suara yang lembut.
"Ya, Bun," jawab Naureen dengan suara yang gemetar.
"Apakah kamu ingin menikah dengan Gus Azmi?" tanya Bunda Naureen dengan suara yang tegas.
Naureen terdiam sejenak. Ia menatap Gus Azmi yang sedang menunggunya dengan tatapan yang penuh harapan. "Bun, aku takut," jawab Naureen dengan suara yang gemetar.
"Takut apa, sayang?" tanya Bunda Naureen dengan suara yang lembut.
"Aku takut mengecewakan Bunda," jawab Naureen dengan suara yang bergetar. "Aku takut jika Bunda tak setuju dengan pernikahan ini."
Bunda Naureen memeluk Naureen erat. "Sayang, Bunda tidak akan pernah mengecewakanmu," ucap Bunda Naureen dengan suara yang penuh kasih. "Bunda akan selalu mendukung keputusanmu."
Naureen terdiam sejenak. Ia mencoba untuk menenangkan diri dan mencoba untuk berharap semuanya akan berjalan dengan baik."bun, aku takut, kalau kami menikah nanti ada yang tersakiti. soalnya aku lihat di walpaper Gus Azmi Poto wanita cantik. "
"Aku takut Bun, tapi aku serahkan kepada Bunda dan Kiyai."
Bunda Naureen menatap Naureen dengan tatapan yang penuh kasih. Ia mengerti ketakutan Naureen. "Sayang, Bunda mengerti ketakutan mu," ucap Bunda Naureen dengan suara yang lembut. "Tapi, Bunda ingin kamu tahu bahwa setiap keputusan yang kamu ambil, Bunda akan selalu mendukungmu. Bunda akan selalu ada untukmu."
Bunda Naureen kemudian menatap Gus Azmi dengan tatapan yang tak terbaca. "Mas, Bunda ingin bertanya sesuatu," ucap Bunda Naureen dengan suara yang tegas.
"Silakan, Bu," jawab Gus Azmi.
"Apakah kamu memang mencintai Naureen?" tanya Bunda Naureen dengan suara yang tegas.
Gus Azmi terdiam sejenak. Ia menatap Naureen dengan tatapan yang penuh kasih. "Bu, aku takut melakukan sesuatu yang salah. Tapi, aku jujur, aku merasa terikat dengan Naureen sejak pertama kali melihatnya. Aku ingin menjaganya, menyayanginya, dan membuatnya bahagia. "
Bunda Naureen menatap Gus Azmi dengan tatapan yang tak terbaca. Ia mencoba untuk mencari kebenaran dalam kata-kata Gus Azmi. "Baiklah, Mas. Bunda merestui pernikahan kalian," ucap Bunda Naureen dengan suara yang tegas. "Tapi, Dek kamu telepon Kak Faiz yah, yang bertugas di Korea, dan Kak Bayu, Bunda sudah hubungin Abang Naufal."
Naureen terkejut mendengar keputusan Bundanya. Ia tak menyangka bahwa Bundanya akan merestui pernikahannya dengan Gus Azmi secepat ini.
"Tapi, Bun...," ucap Naureen dengan suara yang gemetar.
"Tidak ada tapi-tapian, Naureen," jawab Bunda Naureen dengan suara yang tegas. "Bunda percaya pada keputusan mu. Dan, Bunda yakin bahwa Gus Azmi akan menjagamu dengan baik."
Naureen terdiam sejenak. Ia mencoba untuk menahan air matanya. Ia merasa lega dan sedikit takut dengan keputusan Bundanya.
"Terima kasih, Bun," ucap Naureen dengan suara yang gemetar.
"Sama-sama, Sayang," jawab Bunda Naureen sambil memeluk Naureen. "Bunda akan selalu mendukungmu."
Gus Azmi menatap Naureen dan Bunda Naureen dengan tatapan yang penuh kasih. Ia merasa lega karena Bunda Naureen merestui pernikahannya dengan Naureen.
"Terima kasih, Bu," ucap Gus Azmi dengan suara yang gemetar.
"Sama-sama, Mas," jawab Bunda Naureen. "Semoga Allah SWT memberkahi hubungan kalian."
Naureen dan Gus Azmi menatap Bunda Naureen dengan tatapan yang penuh harapan. Mereka berharap bahwa pernikahan mereka akan berjalan dengan lancar dan diberkahi oleh Allah SWT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments