Terlihat pemandangan lampu-lampu yang menyala dengan terang dan berwarna-warni menghiasi setiap sudut ruangan di sebuah bar yang sangat mewah.
Semua mobil yang terparkir di bar tersebut adalah mobil-mobil sport dengan harga yang sangat fantastis juga banyak pengusaha kaya raya yang berada di situ.
Di salah satu ruangan VIP, terlihat tiga orang remaja muda sedang menikmati minuman mereka sambil mengobrol dengan santai.
Mereka adalah Abercio, Altezza, dan juga Laren. Mereka bertiga adalah anak seorang mafia yang sangat berkuasa di kotanya.
Tapi identitas asli mereka hanya di ketahui oleh beberapa orang saja, tidak semua masyarakat di kota itu tahu tentang identitas mereka yang sebenarnya.
Saat sedang mengobrol dengan santai, salah satu dari mereka bertiga tiba-tiba memegang kepalanya yang terasa sakit.
"Hm apa yang terjadi denganku? Mengapa kepalaku terasa sangat pusing?" ucap pria itu terduduk dan memegangi kepalanya.
"Laren, ada apa?" tanya salah satu dari mereka yang melihat saudaranya terduduk sambil memegang kepalanya.
"Kepalaku terasa sangat pusing kak." balas Laren.
"Baiklah kalau begitu kami akan membawamu pulang." balasnya.
Laren mengangguk tanpa berkata apapun, kedua saudara Laren pun membantu Laren untuk berdiri dan membawanya ke mobil.
Mereka bertiga pun keluar dari bar itu dan berjalan menuju mobil mereka yang terparkir di depan bar mewah tersebut.
Kedua kakak Laren berjalan sambil memapah Laren yang tidak bisa berjalan dengan baik karena kepalanya yang terasa sakit.
"Abercio, aku akan mengendarai mobil milik Laren bersama dengannya, Kamu bawa mobilku dan ikuti aku di belakang." ucap Altezza, kakak pertama dari Laren dan Abercio.
"Iya kak." jawab Abercio sambil mengangguk kemudian masuk ke mobil milik Altezza.
Kedua mobil itu pun melesat menembus jalanan malam yang cukup sepi, mereka berdua menyetir dengan kecepatan tinggi dan melewati suatu perempatan yang sepi.
Tiba tiba ada lima mobil hitam yang muncul dari beberapa arah mulai mengikuti mobil mereka, lalu dua dari lima mobil hitam itu berusaha untuk mensejajarkan dirinya dengan mobil yang dikendarai oleh Altezza.
"Apa yang hendak dilakukan oleh mobil-mobil ini?" gumam Altezza sambil melihat ke arah kaca spionnya.
Tiba tiba dua mobil itu mensejajarkan mobilnya kemudian mendesak mobil yang di dalamnya terdapat Laren dan juga Altezza.
Altezza dan juga Laren pun terguncang saat mobil mereka di desak oleh dua mobil hitam di sisi kanan dan juga sisi kiri mereka.
"Uh apa apaan ini? Siapa mereka semua?" gumam Altezza sambil tetap berusaha mengendalikan kemudinya.
Kemudian di belakang mobil mereka juga ada tiga mobil lagi yang mengikuti Laren dan Altezza.
Altezza reflek menambah kecepatan mobilnya untuk menghindari lima mobil tersebut dan mencoba untuk kabur dari desakan mereka.
"Laren, aku mempunyai firasat yang buruk terhadap beberapa mobil yang mengikuti kita. Apakah kamu bisa menyerang mereka?" tanya Altezza sambil tetap fokus menyetir dan menaikkan kecepatannya.
"Jika hanya menembak mereka secara acak, mungkin bisa aku lakukan." balas Laren sambil mencari cari dan memasang senjata yang ada.
"Kalau begitu lakukan! Kamu hanya perlu membuat kerusakan yang parah pada mobil mobil itu agar mereka tidak dapat mengejar kita lagi." ucap Altezza dan di balas anggukan singkat oleh Laren.
Laren yang sudah siap dengan pistol di tangannya pun memberikan kode kepada Altezza jika dirinya sudah siap.
Altezza pun membuka atap mobil, Laren berdiri dan mulai menembak mobil yang mengikuti mereka di belakang sambil menahan rasa sakit di kepalanya yang sedari tadi belum hilang.
Altezza, Abercio, dan Laren adalah putra seorang mafia jadi tidak heran jika di dalam mobil mereka terdapat senjata-senjata seperti pistol dan senjata berbahaya lainnya.
Kini mobil yang mengikuti Laren dan Altezza tersisa dua mobil sedangkan ketiga mobil lainnya mengalami kerusakan yang cukup parah karena di tembak oleh Laren sehingga tidak bisa mengejar mobil mereka lagi.
"Laren, aku yakin mobil itu pasti milik musuh ayah yang mengincar kita selama ini." ucap Altezza sambil mengemudi dalam kecepatan tinggi.
"Sepertinya memang seperti itu." balas Laren sambil tetap memperhatikan spion mobilnya.
Saat mencapai suatu tikungan yang cukup tajam Altezza berusaha untuk menginjak rem pada mobilnya untuk mengurangi kecepatan mereka akan tetapi tidak ada perubahan pada kecepatan mereka.
Altezza berulang kali menginjak rem mobil itu tapi tetap tidak bisa melambat sehingga membuat dirinya panik.
Sedangkan di depan mereka merupakan tikungan yang tajam dan jalan itu sangat sempit juga tepat di sebelah mereka terdapat jurang sedalam ratusan meter.
"Laren, rem mobil ini tidak berfungsi!" ucap Altezza panik dan mencoba untuk terus menginjak rem mobilnya.
"A-apa?! Bagaimana bisa kak? Bukankah setiap mobil di keluarga kita selalu di periksa keamanannya setiap minggu?" ucap Laren yang ikut panik sambil memegang kepalanya yang masih terasa sakit.
"Remnya tidak berfungsi! Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Ucap Altezza semakin panik karena kedua mobil yang sedari tadi masih mengejar mereka semakin mendekat dan melihat di depan yang ada tikungan tajam.
Altezza pun tiba tiba membuka pintunya dan hendak melompat keluar mengetahui hal itu Laren mencoba untuk menarik Altezza agar tetap berada di dalam mobil.
Akan tetapi usahanya sia sia, Altezza telah melompat keluar dan meninggalkan Laren sendirian di mobil tersebut.
Karena tidak ada supir dan Laren yang masih dalam keadaan yang tidak bagus, mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi secara tidak beraturan kemudian menabrak pinggiran jalan dan kembali terpental.
"Ah sialan! Apa aku bakalan mati dalam keadaan kayak gini?" ucap Laren frustasi sambil berusaha mengendalikan setir mobil tersebut.
Lalu tiba tiba mesin depan mobil terbakar karena terlalu lama dalam kecepatan tinggi sehingga mesin mobil tersebut menjadi panas dan muncul api yang cukup besar dari mesin itu.
Tanpa di sadari mobil itu menuju ke tebing dan menerobos pembatas jalan lalu terjun bebas ke dalam jurang setinggi ratusan meter dan meledak.
Laren pun mati saat ledakan itu terjadi. Di sisi lain Altezza dan Abercio mengejar mobil Laren menggunakan mobil milik Altezza yang tadinya dikemudikan oleh Abercio.
Mereka melihat mobil milik Laren terjun ke jurang dan meledak dari kejauhan anehnya kedua mobil yang mengejar mereka tadi pun ikut menghilang tanpa jejak begitu juga dengan mobil lainnya.
Mereka pun sangat terkejut dengan kejadian yang menimpa saudaranya itu, lalu mereka memutuskan untuk kembali ke mansion mereka dan menceritakan semuanya kepada kedua orang tua mereka.
Di suatu tempat, di dunia lain...
"Uhh... Kepalaku sakit sekali!" gumam seorang pria yang terbaring di atas kasur sambil memegangi kepalanya.
"Pangeran, anda sudah sadar?" tanya salah satu orang yang berdiri di samping kasur itu.
Apa? Pangeran? Di mana aku? Mendengar suara yang asing baginya, Laren berusaha membuka matanya, kini banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya.
"Pangeran mohon tunggu di sini sebentar, saya akan membuatkan obat untuk anda." ucap seseorang kemudian pergi meninggalkan Laren.
Tabib itu pun keluar dan meninggalkan Laren seorang diri di ruangan tersebut.
Laren masih terbaring karena kepalanya masih terasa sangat sakit setelah beberapa saat, kepalanya sudah mulai tidak terasa sakit jadi Laren akhirnya bangun dari tempat tidur kemudian duduk.
"Aku dimana? Bukannya aku sudah tewas karena kecelakaan itu? Dan pakaian apa yang aku kenakan? Mengapa semuanya terlihat sangat asing bagiku?" ucap Laren bertanya tanya sambil memperhatikan lingkungan di sekitarnya.
Laren pun berdiri dan berjalan sambil melihat dan mengamati ruangan yang begitu asing untuknya.
Setelah beberapa menit setelah Laren melihat lihat ruangan yang ia tempati. Kepalanya kembali merasakan sakit dan muncul beberapa ingatan tentang siapa identitasnya saat ini dan dimana dia berada.
Karena kepalanya yang kembali sakit Laren pun kembali duduk di kasur dan menahan rasa sakit di kepalanya itu. Laren pun menutup matanya sembari menahan sakit di kepalanya yang sedari tadi berdenyut.
Saat secara tidak sadar menutup matanya, Laren melihat pecahan-pecahan memori yang entah milik siapa.
"Pangeran ke empat dinasti Yun? Apa maksudnya?" ucap Laren bertanya-tanya.
Saat Laren sedang bingung dengan ingatan yang tiba tiba muncul di kepalanya seseorang tiba tiba mengetuk pintu.
"Pangeran apa anda di dalam?" tanya seseorang yang mengetuk pintu tersebut.
Karena penasaran dengan siapa orang yang ada di luar, Laren pun mempersilahkan orang tersebut untuk masuk.
"Iya, masuklah." balas Laren.
Orang yang masuk itu tidak lain adalah seorang tabib yang tadi pergi untuk mengambil obat untuk Laren dan juga seorang pengawal.
Ya, Laren berfikir orang yang datang bersama dengan tabib itu adalah seorang pengawal akan tetapi pakaian pengawal itu sangat asing di mata Laren.
Di saat Laren sedang berfikir tentang pakaian kedua orang itu, tabib dan pengawal itu menunjukkan ekspresi wajah yang sangat terkejut saat melihat Laren.
Laren pun reflek bertanya kepada mereka berdua, apa yang membuat mereka terkejut saat melihat dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments