Suara Misterius Kembali

Setelah melewati hutan yang sangat rimbun, pada akhirnya mereka telah sampai di sebuah desa yang terletak tak jauh dengan perbatasan ibukota kekaisaran. Setengah dari prajurit ksatria mencari seorang dokter untuk mengobati luka yang diderita oleh Pangeran Alexander, dan setengah lagi berjaga di penginapan yang menjadi tempat peristirahatan mereka.

"Perkenalkan, nama saya Ksatria Caine. Lady bisa memanggil saya jika ada sesuatu yang dibutuhkan," ucapnya yang baru saja mengantarkan Rossy hingga tepat di depan pintu kamarnya.

"Nama saya Rossy, terima kasih banyak untuk bantuan Tuan."

"Baiklah, selamat malam dan selamat beristirahat, Lady Rossy," jawab Caine kembali seraya pamit untuk undur diri.

Rossy menutup pintu kamar penginapan yang ia tempati, helaan napas panjang dirinya seakan mengiringi hal-hal tak masuk akal yang terjadi secara tiba-tiba. Dilihatnya sekeliling seraya menepuk-nepuk kedua pipinya dengan cukup keras.

"Beneran gak mimpi? Jangan-jangan aku mulai halu dan gak waras," gumamnya bermonolog sendiri.

Tepukan dari tangannya terasa panas mengenai pipinya, membuat gadis itu tersadar jika semua bukanlah ilusi semata. Perlahan ia mulai mendekat ke arah ranjang dan menghempaskan tubuhnya guna melepaskan rasa lelah.

"Ambil positifnya, bisa dekat-dekat sama suami fiksi hehehe."

'Hei, ingat tujuanmu! Kamu ingin segera kembali ke duniamu, kan?'

Suara misterius kembali terdengar seakan memenuhi seluruh ruangan. Rossy yang terkejut sontak mengedarkan pandangannya, berusaha mencari dimana sumber suara itu berasal.

Namun semuanya percuma, Rossy yang bahkan sampai membuka jendela kamarnya pun sama sekali tidak menemukan sosok dari suara misterius tersebut.

"Kau ini siapa sih? Keluar kau! Seenaknya bawa-bawa orang ke sini." Rossy berteriak kesal, ia butuh penjelasan lebih dari sosok yang sudah membawa dirinya ke dunia novel itu. Namun alih-alih muncul, sosok tersebut hanya tertawa hingga membuat Rossy semakin naik pitam.

Ha!Ha!Ha!

'Hei buat apa kau susah payah mencariku? Aku ini adalah zat sihir yang tak berwujud. Lebih baik kau mengikuti semua saranku, hingga nanti kau sendiri yang menemukan alasan mengapa kau yang terpilih untuk masuk ke dunia ini. Sudahlah, lebih baik kau jalani dulu hidup di sini dengan baik!'

"Hei! Kau ini suruh-suruh orang seenak jidat! Kemana kau, main kabur aja!" teriak Rossy, tetapi sayangnya tak ada jawaban lagi yang ia dengar. Gadis itupun kembali tersentak karena bunyi ketukan pintu kamarnya yang tiba-tiba saja terdengar.

Dengan cepat ia segera beranjak dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya.

"Nona ada apa? Apakah ada penyusup?" tanya Caine dengan wajah tegangnya, tangannya membawa sebilah pedang seolah siap untuk menebas apapun yang mencurigakan.

"Hah, penyusup?" Rossy yang masih bingung hanya bisa termenung melihat sikap Caine, seolah kepalanya masih mencerna dengan apa yang membuat pria itu terlihat panik.

"Suara teriakan Nona terdengar keras, apakah ada penyusup?"

"Astaga, oh maaf tadi ada serangga makanya aku panik. Serangga itu sa ... ngat mengesalkan, hingga membuatku tak sadar berteriak-teriak," jawab Rossy dengan senyuman yang tengah menutupi kekesalan di dalam dirinya.

Ksatria Caine mengangguk lalu kembali berpamitan kepada Rossy untuk membiarkan gadis itu beristirahat.

Pagi hari telah tiba, Rossy yang memang tidak bisa tidur akibat dilanda rasa kesal yang tak ada habisnya langsung bergegas untuk membersihkan diri. Pintu kamarnya kembali diketuk, terlihat seorang pelayan penginapan membawakannya sebuah gaun biasa dan juga jubah berwarna hitam.

Rossy yang sudah tidak sabar untuk melihat keadaan Pangeran Alexander segera menuntaskan aktivitasnya dengan cepat. Gadis itu segera menuju kamar yang ditempati oleh Alexander lalu mengetuk pintunya.

Tok! Tok! Tok!

Tak lama terdengar suara langkah kaki, disusul oleh handle pintu yang mulai bergerak. Perlahan pintu mulai terbuka dan terlihat sosok pria tampan yang berada di baliknya.

"Selamat pagi Yang Mulia Pangeran Alexander," ucapnya membungkuk sambil memegang kedua ujung gaun yang dikenakannya.

Penampilannya yang berbeda cukup membuat Alexander terperangah. Surai hitam bak langit malam yang tidak pernah sekalipun ditemukan pada seseorang di wilayah itu, membuat Alexander terpukau dibuatnya.

"Lady Rossy!"

"Ya, Yang mulia. Bagaimana kondisi Anda?" tanya Rossy dengan sopan. Rossy memerhatikan kondisi fisik Alexander, pria itu terlihat baik-baik saja walaupun anak panah baru saja menembus

bahunya beberapa jam yang lalu.

"Saya baik-baik saja. Sihir yang saya miliki membuat saya lebih cepat pulih dari manusia normal. Lady, ada sesuatu yang ingin saya katakan pada Anda. Apakah saya bisa minta waktumu sebentar?" tanya Alexander.

Rossy pun mengangguk menandakan dirinya menyanggupi permintaan Alexander. Merekapun berjalan menuju sebuah taman kecil yang berada di belakang bangunan penginapan tersebut.

"Lady, jika saya boleh tahu berasal dari manakah dirimu?" tanya Alexander. Perlahan ia pun menceritakan kondisi saat dirinya menemukan Rossy, termasuk cahaya misterius yang seakan mengantarkan Rossy di sana.

Rossy menghela napasnya sambil menangkap daun kering yang berjatuhan dari pepohonan.

"Jika saya bicara sejujurnya, apakah Anda akan percaya?" tanya Rossy.

Senyuman seringai tersungging di wajah tampan Alexander, pria itu mendekat seraya berbisik kepada Rossy, "Semua tergantung pada dirimu!"

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!