Prince Alexander

Pada suatu hari disebuah negri, seorang putra mahkota jatuh hati kepada seorang dayang yang berasal dari putri seorang Baron yang sudah bangkrut.

Wanita tersebut sangat berambisi menjadi seorang anggota kerajaan hingga membuatnya mendekati pangeran kedua.

Siapa sangka usahanya berbuah manis, pangeran kedua pun jatuh hati kepada dayang tersebut tetapi ia ragu untuk mengatakannya. Hingga tanpa diduga,

sang putra mahkota tiba-tiba turut menyatakan perasaannya kepada dayang itu.

Permasalahan akan cinta segitiga dimulai, dengan pertentangan dari pihak kaisar yang melarang tegas perasaan anak-anaknya. Perbedaan status sosial yang jauh menjadi konflik utama, hingga akhirnya berkat ketulusan pangeran kedua yang membujuk ayahandanya, sang dayang berhasil menjadi seorang putri mahkota.

Pangeran kedua yang patah hati memutuskan untuk mendalami ilmu sihir di sebuah menara sihir yang terletak di wilayah utara, berusaha melupakan perasaan pada dayang yang telah menjadi putri mahkota.

Namun ketenangan tak berlangsung lama. Kelompok bangsawan pembelot yang menyerang kereta kuda secara tiba-tiba, membuat Kaisar dan putri mahkota tewas saat mereka dalam sebuah perjalanan, sedangkan putra mahkota terluka parah dan dikabarkan menjadi kehilangan kewarasannya. Pada akhirnya ia memilih untuk mengurung diri dalam duka mendalam.

"Hah! Mambaca novel bukannya meringankan beban, malah menambahkan beban pikiran! Cerita macam apa ini? Menyebalkan!"

Rossy terus saja bergumam, bersumpah serapah karena novel yang baru selesai ia baca diakhiri oleh sebuah tragedi tragis dan menggantung.

Walaupun demikian, Rossy bahkan sudah membaca buku tersebut sebanyak dua kali. Entah mengapa, ia sangat merasa tertarik dengan pesona tokoh pria kedua yang tampak kuat tetapi memiliki hati lembut.

Lagi dan lagi ia menghela napasnya, sosok pangeran kedua yang bernama Alexander begitu membekas di hatinya, bahkan otaknya seakan langsung bekerja memikirkan visual pangeran idamannya itu.

"Memang benar jika pria yang sempurna cuma ada di dunia dongeng saja, aku cinta suami fiksiku!" ucap Rossy sambil tertawa.

Semilir angin tiba-tiba membuatnya mengantuk, matanya pun perlahan terasa semakin berat hingga akhirnya ia kehilangan kesadarannya

***

'Sial! Kenapa bisa sebanyak ini?'

Prang!

Pedang berlumuran darah itu terus saja menghunus para pembunuh bayaran yang menghadang. Aroma darah bercampur dedaunan kering terasa menyengat diembuskan angin musim gugur yang terasa dingin.

Pria tampan dengan jubah hitam itu terus bergerak lihai mengayunkan pedang di tangannya. Menumbangkan satu persatu orang yang akan membunuh dirinya, walaupun tenaga yang ia miliki bahkan sudah tak mampu membuatnya menggunakan sihir.

'Cih! Pecundang sialan, aku harus segera sampai ke istana!'

Pria itu pun kembali memacu seekor kuda hitam miliknya disinari cahaya rembulan yang temaram, melintasi jalan sepi nan gelap menuju ibu kota kekaisaran.

Samar-samar terlihat bias cahaya dari kejauhan, ia pun terperangah lalu berjalan menuju cahaya tersebut.

Kian mendekat, ia merasa ada seseorang yang tergeletak tak sadarkan diri dari tempat cahaya aneh itu muncul. Semakin mendekat ia pun melihat seorang wanita dengan pakaian yang tak biasa, seolah dirinya berasal dari dunia lain.

Krak!

Sepatu yang ia kenakan mematahkan ranting kering dan juga menghancurkan dedaunan yang terinjak, perlahan ia menyentuh wanita tersebut dan sontak membuatnya membulatkan kedua matanya.

Fajar mulai menyingsing, sejak semalam pria itu terus terjaga di samping wanita yang ia temukan. Sorot matanya tajam memandang ke segala arah, hingga gerakan wanita tak dikenal itu sontak membuat perhatiannya pun teralihkan.

"Eh!" seru wanita tersebut terkejut.

Rambut dan lensa mata hitam legam, kulit kecoklatan, dan tinggi badan yang tidak setinggi wanita di wilayah tersebut cukup menarik perhatian pria itu.

Sorot mata wanita itu pun tajam, tak memperlihatkan sedikitpun rasa takutnya.

"Anda siapa? Saya dimana?" tanyanya dengan lantang.

"Saya tidak mengerti apa yang telah menimpamu. Saya menemukan kau tak sadarkan diri di jalan. Perkenalkan nama saya Alexander, siapakah gerangan nama dan asal Nona?" tanyanya.

Deg!

"Pangeran Alexander!" serunya spontan.

Alexander mengerutkan kedua keningnya, karena jarang sekali ada yang mengenali dirinya sebagai seorang pangeran. Rasa penasarannya kepada wanita itu kian meningkat, dan hal tersebut jua membuat dirinya yakin jika wanita tersebut adalah sosok yang ada di ramalan.

"Kau mengenali saya? Siapa sebenarnya dirimu?" tanyanya dengan wajah yang tak menunjukkan ekspresi apapun.

Lagi dan lagi wanita itu terkejut, ia sama sekali tidak menyangka akan perkataannya yang terbilang asal bicara saja. Siapa sangka sosok karakter yang dirinya idam-idamkan kini berada di depan matanya.

Beberapa kali ia mengedipkan kedua matanya, seakan memastikan jika semua yang terlihat bukan hanya sekedar khayalannya semata. Dia benar-benar telah masuk ke dalam novel yang ia baca.

"Nona!"

"Oh i-iya, Eh! Maaf. Salam untuk Pangeran Alexander, perkenalkan nama saya Rossy Maharani. Anda bisa memanggil saya dengan sebutan Rossy," ucapnya gugup sambil menundukkan tubuhnya.

"Namamu terdengar asing, darimana asalmu?"

Drap! Drap! Drap!

Belum juga Rossy menjawab, suara langkah kaki segerombolan kuda tiba-tiba terdengar saling sahut bersahutan. Suara tersebut kian mendekat dan membuat Alexander tanpa aba-aba segera menggendong Rossy lalu membawanya ke atas kuda.

"Ada apa ini?"

"Diam dan pegangan dengan erat jika kau ingin selamat!" serunya kemudian memacu kudanya dengan sangat cepat.

Tembakan anak panah sontak kian membuat mata Rossy terbelalak, hingga salah satunya tepat mengenai bahu sebelah kiri Alexander.

"Pangeran!"

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!