"Grace"
Aku mendengar teriakan dari ujung kantor divisi memanggil nama ku itu, tentu saja aku sudah kenal dengan suara yang khas walau sedikit cempreng ini.
Ini adalah suara teman gila aku yang sudah lama aku mengenal nya. Bisa dikatakan dia adalah perempuan atau wanita yang aneh dan gila.
Aku banyak belajar hal kegilaaan dan absurd dari dia ini yang super duper aneh. Ya, siapa lagi kalau bukan suara nya yang aneh dan cempreng begini kalau bukan nama teman aneh bersama ku si "Wenny".
"Grace,
lo benar-bener parah banget. Aneh banget lo nggak inget temen di susahin pak Rezi buat bikin laporan dadakan begitu. Bukannya bantuin malah ninggalin gue ini anak."
Dia berkata sampai mukanya merah.
"Mendingan elo coba liat kaca dulu deh Wen, muka elo liat tuh di kaca, merah banget tahu nggak sih."
Ujarku kemudian
"Eh, ini anak bukannya bantuin temen nya malah nyelonong pergi tega banget elo Grace ke gue" .
Sambil mencari kaca kecil andalan wanita absurd ini di tas miliknya.
"Lah, itu kan kerjaan elo, Wen
kok jadi gue yang ribet deh."
Ucapku karena sudah hapal banget tingkah ini anak.
"Grace,elu secara kan anak nya pemilik perusahaan ini, kong kali kong gitu sama bokap lo, buat kurangin kerjaan gue"
Menemukan kaca kecil yang lengkap menjadi satu dengan bedak wanita ini.
"Eh, anak nya bapak Solikhin, jangan kan bokap gue, kalau gue yang jadi pemilik nih perusahaan, udah gue potong gaji elu.
Makan gaji buta doang lu mah, kerja kagak tapi ngarep gaji naik iya lo."
Dan si Wenny aneh ini hanya tertawa.
"Hahahaha
eh elu masih hapal aja nama bokap gue ya, salut banget gw sama lu Grace anaknya bapak Gilang Wijaya."
Sambil menutup kaca kecil antik tersebut.
"Terus ini Lo mau kemana Grace?" Tanya nya
"Ya balik lah udah jam balik kantor juga, capek gue pengen balik ke rumah terus rebahan."
Ucapku kemudian yang sembari ingin melangkahkan kaki ke depan.
"Please, temenin lembur dong Grace, takut gue berduaan sama si Tony yang otak nya sedikit mesum itu. Kan lumayan Grace nambah gaji overtime, elo"
Ucapnya berharap sekali
"Ck, gitu-gitu elu berharap banget kan Wen dikejar-kejar sama si Tony."
Sambil berdecak
"Enak aja , asal ngomong lo Grace
Tapi kalau si Tony ngedeketin gue, yaa gue nggak nolak juga sih. Haha.."
Sambil nyengir
"Ini nih, lo aneh banget tau nggak sih lo ngomong nya apa tapi berharap nya apa".
Ucapku lebih mengarah ke sindiran untuk wanita aneh di depan ku ini.
Tetapi si wanita aneh ini tidak merasa kalau dia sedang di sindir. Tingkat kekebalan wanita ini akan sindiran sepertinya tinggi sekali.
"Ayolah Grace, temenin gue, bentaran doang kok palingan sejam. Entar gue traktir makan bakso kesukaan elu yang di depan kantor deh yaaa yaaa, please"
"Gue lagi nggak mood makan bakso Wen, gue lagi pengen makan Korean food di samping kafe deket kantor kita, gimana lu setuju nggak?"
Menyebut salah satu kafe yang lumayan mahal di dekat kantor dengan tujuan menguras dompet si wanita.
"Ck, bisa aja ni anak morotin duit gue." Ucapnya sembari berfikir
"Gimana elu mau kagak, kalau nggak sih gue balik nih mau rebahan dikamar gw."
Ucapku sambil melangkahkan kaki menjauh darinya berpura pura untuk pulang.
"Iya iya, boleh deh, tapi balik nya elu nganter gue balik ke rumah ya. Mobil gue lagi di bengkel soalnya udah waktunya di service juga tuh mobil". Ucapnya kemudian
"Dasar nggak modal lu mah, bilang aja lagi hemat duit taksi kan lu baliknya ke rumah."
Membalas ucapannya
"Hehehehe" sambil nyengir ala ala weny
"elu tau aja Grace, kan lumayan kapan lagi coba gue naik mobil mahal nya elu".
"Oke, sejam kan yaa
gue tunggu, cepetan sana balik lagi lu,
biar kelar laporan nya."
Ucapku kemudian
"Hehehehe makasih yaa anaknya bapak Gilang Wijaya baik banget deh
gue doain elu dapet jodoh yang sholeh dan berhati mulia"
"Ck, bisa aja lu kalau ada mau nya aja lu gini ke gw."
Timpal ku
"Hahahaha tungguin gue yah cinta." Tertawa lebar sambil melangkah kembali ke divisi kantor nya.
"Najis gue dengar nya Wen."
Sambil mengikuti nya masuk ke divisi kantor.
Saat aku menunggu weny yang tampak serius menyelesaikan laporan nya untuk di serahkan ke atasan nya yang tidak lain adalah pak Rezy, aku melihat kak Rey berjalan seperti melihat ku dan sambil masuk ke divisi ruang kantor kami.
Ada yang aneh dengan raut wajahnya, aku melihat raut wajah nya seperti merasa terbeban dan tidak suka dengan adanya sesuatu yang terjadi hari ini.
Tetapi aku tidak tau dengan kejadian apa yang dia tidak suka dengan apa yang terjadi hari ini padanya.
"Nanti balik dari kantor nya dengan saya,
om Gilang suruh saya untuk ke rumah untuk mengambil dokumen yang harus saya simpan sendiri."
Ucapnya yang mengarah rumah adalah rumah milik kami.
"Hm...
maaf pak, tapi saya membawa mobil ke kantor. Saya juga tidak ingin untuk tidak membawa mobil saya balik ke rumah."
Ucapku yang hampir terdengar menolak ajakan nya untuk pulang bersama.
"Ya udah, saya naik mobil kamu aja.
Mobil saya biar tinggal di kantor saja."
Ucap nya kemudian memutuskan.
"Bukan nya saya menolak untuk pulang bersama bapak, tapi saya juga sudah ada janji."
Balasku dengan raut wajah yang menyesal
"Dengan siapa? "
Raut wajah mulai kesal karena di tolak.
"Dengan Wenny, pak".
Ucapku pelan yang hampir seperti berbisik. Karena aku juga segan dengan Wenny kalau tidak jadi untuk makan di luar dan mengantarkan nya untuk pulang kerumah nya .
Aku sudah terlanjur berjanji padanya.
Tampak dia menghela nafas sebentar lalu tampak berfikir. Di lihat dari penampilan nya sepertinya dia juga kelelahan dengan tugas tugas nya akhir akhir ini di kantor.
Secara dia adalah Wakil dari Direktur di Perusahaan kami yang adalah Wijaya Corporation .
Mengapa tidak Glen saja yang menjabat ?
itu dikarenakan Glen masih menempuh Perkuliahan Bisnis S3 nya di Jerman.
Dan ayah berencana untuk menyerahkan Jabatan Direktur Utama sekaligus hak kepemilikan perusahaan nya ke Glen setelah selesai menyelesaikan studi S3 nya yang kemungkinan masih beberapa tahun lagi.
"Ya sudah saya akan pulang ke rumah kamu sendiri. Sepertinya ada yang ingin di bicarakan om Gilang ke kita.
Saya harap kamu tidak telat untuk pulang ke rumah". Ucapnya kemudian memutuskan ajakan itu
"Ayah tidak menyampaikan apapun ke saya pak mengenai akan ada yang di bahas hari ini di rumah mengenai pekerjaan kantor."
Ucapku kemudian.
"Saya juga baru mendapat kabar dari om Gilang kalau saya harus ke rumah kalian dan membicarakan sesuatu."
"Baiklah pak, saya akan segera pulang ke rumah setelah mengantar Wenny". Balasku
"Saya harap kamu tidak telat, setelah pulang dari rumah kamu, saya ada beberapa kerjaan yang harus saya selesaikan."
Ucapnya
'Baik pak, saya usahakan untuk tidak telat.' Ucapku kemudian
Lalu dia segera melangkah pergi mengarah ke koridor ruangan kantor dan menuju lift dan segera memasuki lift tersebut untuk menuju ruangan dimana ruangan nya berada di lantai 14. Tepat berada di bawah lantai ruangan kantor nya Ayah
"Grace, elu nggak bosan apa bicara formal banget dengan Pak Rey, secara kan dia calon suami nya elu ."
Celetuk Wenny yang aku tidak menyadari sejak kapan dia selesai dari tugas laporan nya dan berdiri di samping kursi yang aku duduki.
"Gue juga bosan Wen."
Ucapku sambil memandang kepergian lelaki yang akan menjadi calon suami ku itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
🦢 𝐢𝐜𝐡𝐚❣︎ˢᵉˡˡᵒʷ͢ ㉿ᵇᵍᶠ•ʲʳ
Aku SuKa Grace
2021-06-09
0
OFF
mampir bawa jempol dan bintang 5
2020-11-05
0
Mira Dapoer Mang Kewenk
susunan kalimatnya diperhatikannya thor...biar tambah asyik bacanya
2020-10-26
0