menikah

Waktu yang telah ditentukan

Tak ada pesta, tak ada perayaan. Hanya penghulu dan beberapa keluarga inti.

"Aku siap ,,, aku siap,,, apapun yang terjadi aku siap,," tekat Sila menyemangati dirinya sendiri

"Ya kamu memang harus siap" sahut sang ayah dari belakang

"Maafkan ayah yang selalu memnyudutkanmu,, sebenarnya ayah ingin yang terbaik buatmu,, mereka keluarga baik, mereka pasti menyayangimu"tutur sang ayah lirih

Sila tak menjawab apapun perkataan ayahnya. Tak ada yang ingin dia sampaikan

Sepanjang acara Sila hanya diam dan menundukkan kepala. Dia sama sekali tak ingin melihat mempelai laki lakinya,

"Sil,, liat tu calon suami mu cakep banget,, bodynya juga wow, kak Ryan kalah ni klo bersaing. " bisik Yuni.

Sila menganggap Yuni hanya menghiburnya. Dia sama sekali tak tertarik

"Dia tinggi, punggungnya lebar, pundaknya kelihatan kokoh. senyumnya bikin aku meleleh Sil,,, kenapa dia harus jadi milikmu? klo saja bukan aku pasti akan menggodanya,," celoteh Yuni saat menggandeng sahabatnya menuju tempat dimana dia sudah ditunggu.

Sedikit senyum tersungging saat Sila mendengar celoteh sahabatnya ini.

"ada ada saja"

JANJI PERNIKAHAN sudah diucapkan. Doa sudah dipanjatkan. Mereka sah jadi suami istri. Tapi ada kegetiran diraut wajah kedua mempelai.

"Aku ingin ambil foto kalian. Mari sini tunjukkan buku nikah kalian,,,, Sil,, tatap sini jangan nunduk mulu."

cekrek

cekrek

cekrek

Beberapa foto telah diambil. Namun lagi lagi Sila menunduk dan sama sekali tak mau melihat kearah lelaki yang telah menjadi suaminya itu. Setelah ambil beberapa foto Sila mengajak sahabatnya kembali ke kamar.

"Sil... kamu beruntung banget. suamimu yang begitu tampan, kaya. hmm kenapa kamu masih tetap murung?"

"Aku masih ragu,, pada perasaanku. Aku takut aku akan melakukan banyak kesalahan di sana,, dalam berumah tangga. Aku takut aku akan mengecewakan semuanya,, mengecewakanmu, ayah, kak Niya, orang itu dan juga keluarganya.. apa aku benar benar siap?" keluh Sila

"Percayalah kamu bisa, kamu siap.."support Yuni

Semua tamu sudah berpamit pulang. Hanya keluarga Wijaya yang masih tinggal

"Ayah sudah menyuruh kakakmu mengemasi bajumu. Sekarang ikutlah pulang kerumah suamimu."

Deg..... jantung Sila seolah berhenti

"jadi secepat ini aku diusir?? " gumamnya

"Baik "

Sila mengganti pakaiannya.

klak!!!

Pintu kamar terbuka. Sila yang masih berdiri di samping ranjang pun membalikkan badan melihat siapa yang membuka pintu kamar nya..

terkesiap, terpaku, ternganga. melihat sosok gagah nan rupawan berdiri tegak di tengah pintu kamarnya

"apakah ini mimpi? itukah suamiku? yang aku takut untuk melihatnya? dia,,,, ya dia cowok yang selalu duduk di bangku pojok di kafe asri.. yang selalu ingin aku lihat saat kumpul dengan Yuni dan kak Ryan di kafe itu,, cowok yang selalu duduk memangku laptop nya di pinggir taman kota,,, ataukah aku hanya berhalusinasi?"

"mungkin ini hanya halusinasiku.. karena aku merindukannya,, karena sejak aku dilamar waktu itu aku baru sekali melihatnya di kafe Asri dalam keadaan ku yang berantakan..aku ingin tersenyum dan menatapnya,,, ah,, tidak." batin Sila bergejolak

Sila menggeleng geleng kan kepalanya seolah mengusir sosok yang seperti hantu itu agar hilang dari angan angan nya. Tapi tidak berhasil. Dan lelaki itu malah berjalan mendekat kearahnya. Tubuh Sila lemas dan jatuh duduk terkulai di ranjangnya, tanpa tenaga..

"Ayo kita pulang"

Suara lelaki itu yang tak lagi terdengar di telinga Sila. Dia hanya mengikuti kemana lelaki itu menuntun tangannya dengan lembut.

Entah berapa lama Sila hilang dalam dunia hayalannya. Sampai ketika ia tersadar telah berada di dalam mobil. Mobil itu memasuki area pekarangan yang cukup luas rumah yang begitu megah diantara perumahan kawasan elite.

Keduanya keluar dari mobil dan berjalan memasuki rumah megah tersebut.

"Selamat datang tuan muda,, nona muda,," sambut para pelayan didepan pintu

"Jangan panggil aku nona muda. panggil namaku Sila" jawabnya Sila sedikit ketus dan gugup

Aditama tersenyum. Sejak dia datang pada acara pernikahan tadi baru kali ini dia mendengar suara pujaan hatinya ini..

"Mari aku bawa kamu ke kamar kita.." Tama meraih tangan istrinya dan menuntunnya menapaki tangga.

"Nona muda mau makan apa biar kami siapkan.'" tanya seorang pelayan ramah

"Sudah kubilang panggil namaku Sila!!!" bentaknya. Pelayan itu mengernyitkan dahinya. Berfikir bahwa majikan barunya ini sangat kasar

Entah karena apa?

Tiba tiba suasana hatinya tidak tenang. Rasanya ada sesuatu yang ingin meledak. Dia Merasa dibohongi,, tapi oleh siapa? oleh waktu? oleh keadaan? oleh hatinya sendiri? oleh pikirannya? Dia merasa di khianati oleh perasaannya sendiri. Dia mengatakan dia menyukai Ryan tapi pada kenyataannya saat bertemu Ryan dia hanya ingin melihat senyum lelaki yang selalu berada di meja ujung kafe asri, walaupun senyum itu bukan untuknya..

Dan dengan pernikahan yang disetujui ayahnya ini,, dia begitu dendam pada lelaki yang disebutnya ayah itu. Tapi pada kenyataannya justru keputusan lelaki paruh baya itu yang membawanya pada genggaman lelaki ini..

Dia begitu gugup,, tidak tahu harus bersikap seperti apa, dia salah tingkah.

"Sudahlah kamu jangan marah marah,, mereka hanya belum terbiasa.." bujuk Tama.

Sesampainya dikamar,, Sila menuju ranjang dan langsung menjatuhkan tubuhnya yang bongsor itu sampai beberapa kali pentalan baru tak bergerak lagi. Dia malu,, dia ingin membenamkan wajahnya ke dalam kasur empuk itu.

"Kelihatannya kamu sangat lelah istirahatlah, aku tak akan mengganggu"lanjut Tama.

Dia mengganti pakaiannya dengan pakian yang lebih santai kaos oblong dan celana jean selutut. Dan berlari kecil menuruni tangga. Menuju dapur.

"Mbak Tari..." panggilnya pada seseorang yang sedang memasak

"Iya tuan muda"

" Mbak tolong sampaikan pada yang lain juga,, jangan panggil nona muda dengan sebutan nona muda. Panggil namanya saja seperti kalian memanggil adik kalian oke??"

" Tapi tuan muda mana kami berani??"

"Dengar... Sila bukanlah gadis konglomerat yang haus akan sanjungan. Dia hanya memerlukan keluarga. Jadi kalian harus memperlakukannya seperti keluarga bukan sebagai majikan. kita ini keluarga oke?"

"Ya tuan muda, kami mengerti. " jawab dua orang lagi yang baru saja masuk.

mbak Rini dan mbak Sifa

"Kalian juga harus ingat jangan melarang apapun yang ingin dilakukan Sila dirumah ini Mengerti?"

"Ya tuan kami mengerti". jawab ketiganya serempak

Saat mereka melihat tuannya menaiki tangga. Mereka bergosip

" Wahhh beruntung sekali ya nona muda ini. Liat donggg dia genduttt, kayak gitu ehhh tuan muda malah menyukainya." mereka cekikikan menertawakan postur tubuh majikan barunya itu

"Satu lagi!! JANGAN BERGOSIP!!!" teriak Tama dari atas tangga , seolah ia tau para pelayannya sedang menggosip tentang istrinya.

pagi tiba

Suara burung bernyanyi riang di luar kamar pengantin baru seolah ingin mengusik kemesraan dua sejoli yang ada dikamar itu

"ughhhh!!!" geliat panjang si tubuh montok di atas kasurnya yang empuk. Sepertinya dia tidur nyenyak semalam. Dia menoleh ke kanan dan kekiri. Dia asing dengan tempat itu.

"dimana ini?.. apa yang terjadi?". gumamnya lirih. Perlahan lahan dia ingat bahwa ini adalah kamar pengantinnya.

Ya ,,, dia sudah menikah, dan sekarang ada dikamar pengantin. Tapi dimana suaminya? Lelaki tampan yang dengan berbagai alasan ingin ia temui diam diam.

Ah... apakah benar dia lelaki itu?? atau hanya halusinasi saja?Lagi lagi pikiran itu melonjak lonjak dalam otaknya. Tapi,,, benar atau tidaknya,, bahkan dia tak melihat sesosok lelaki yang harusnya tidur sekamar dengannya itu.

"dimana dia? "

dia mencari kesekeliling kamar dan tak menemukan siapapun. Dengan ragu Sila turun dari ranjang dan menuju kamar mandi. Diraihnya gagang pintu dan di dorongnya. Pintupun terbuka dan ,,,

Gubrak!!!

Sesosok lelaki tampan nan gagah berdiri telanjang berbalut busa menatapnya manja dan menyunggingkan senyum.

Tubuh Sila kaku seketika, dia tak bisa berbalik atau bahkan pergi menghindari pemandangan itu. Seluruh otot ototnya tegang tak bisa dilenturkan lagi. Dia hanya mematung di pintu kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Aryanti Musnah

Aryanti Musnah

ceritanya asyikk

2023-03-24

0

Ida Rubaedah

Ida Rubaedah

😂😂😂😂... lihat apa tu sila.. ampe gk bisa gerak... 😂😂😂

2022-10-13

1

Egha

Egha

gubrak..🤭🤭😀😀😀

2021-05-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!