Beberapa bulan telah berlalu
Ketiga dara cantik itu telah lulus dari sekolah mereka dengan nilai yang gemilang. Ya ketiganya memang murid yang cerdas.
Setiap hari Sabtu, Aditama selalu meminta pak Arip menghentikan mobil mereka di pinggir taman itu. Dimana pertama kali dia melihat gadis cantik berbody gendut dengan tawa khas ceria nya. Aditama telah jatuh cinta. Dari dalam mobilnya dia selalu memperhatikan gadis yang selalu datang ketaman itu setiap Sabtu sore.
"Sil.. Yun.. besok aku harus berangkat ke kota S.." ucap Erya sedih
" Besok??" jawab keduanya serempak
"Ya,," Erya menunduk lesu, karna besok harus meninggalkan kedua sahabatnya itu untuk mengejar ilmu di kota yang terbilang jauh dari tempat mereka.
"Ya sudah,, gak usah sedih gitulah.. kamu harus semangatkan? demi masa depan kan?" hibur Sila.
"Kami disini akan selalu mendoakan mu supaya kamu berhasil. Semangat!" tambah Yuni.
ketiganya tersenyum.
" Eh iya.. ngomong2 bagaimana ya kabar kak Ryan? lama gak ketemu." celoteh Yuni memecah kebisuan
Andryan.. cowok tampan yang mereka kenal semasa sekolah dulu. Cowok yang pernah ditabrak oleh Sila. Dan akhirnya mereka saling kenal dan sering bertemu di kafe kecil asri .
"Bagaimana klo kita ketemuan dengannya di kafe asri?? " usul Erya
"Jangan sekarang, ini sudah sore,, aku harus segera pulang." jawab Sila
"Bentar saja lah Sil,,, besok kan aku sudah harus berangkat.." Erya memelas
Akhirnya Sila pun mengikuti ajakan kedua sahabatnya ini..
Erya menelpon Ryan untuk ketemuan di kafe yang biasa nya.
Ketika mereka bertiga beranjak pergi, mobil Aditama pun meninggalkan taman tersebut
"Tuan muda benar benar jatuh cinta pada gadis gendut itu?" tanya si sopir
"Iya pak.. entah kenapa aku seneng banget klo melihatnya. Senyum nya, tawanya,, manjanya,, menyenangkan saja..."
Sesampainya di rumah, Aditama menuju ruang keluarga dimana ayah dan ibunya duduk bersantai melihat tv.
" Sudah pulang sayang,,,"sapa sang ibu. Tama hanya tersenyum sambil meletakkan jasnya disandaran sofa. Lalu membanting tubuhnya didekat sang ayah
"Bagaimana? sudah kamu temui gadis itu?" tanya sang ayah
"Belum.." jawabnya sambil bergeleng
"Tapi aku sudah dapatkan nama dan alamatnya" lanjutnya
"Lah kamu saja belum kenal masa iya mau langsung main kerumahnya?" goda sang ayah
" Siapa yang mau main?" jawab Tama sambil melepas kancing lengan kemejanya
"Aku mau ayah sama ibu yang kesana"lanjutnya
Kedua orang tuanya kaget
"Maksud kamu??" ayah mencoba mencari penjelasan
"Tama mau ayah dan ibu melamar dia untuk Tama."
"Kamu serius? Apakah tidak terlalu terburu buru? apakah kamu sudah benar benar mengenalnya dengan baik?." serbuan pertanyaan sang ibu hanya dijawab dengan anggukan saja.
"Tama sayang,, menikah itu bukan untuk main main. Atau sekedar bersama dan mengenal dan klo tudak cocok bubar. Pernikahan itu sakral nak. Kalau bisa sekali seumur hidup. Bukan sekedar bersama, kalian harus saling mencintai, menghargai, saling percaya, saling malindungi.." lanjut sang ibu
" Ibu,, Tama tau. Tama sudah belajar dari kalian berdua. Tama yakin Tama bisa menjalaninya." Tama meyakinkan kedua orang tuanya.
1 minggu kemudian
Kedua orang tua Tama datang merumah Sila.
teeeeet teeeeet
Suara bel rumah terdengar nyaring.
Sila berlari ke membukakan pintu.
"Selamat pagi ,, mencari siapa ya?" tanya Sila ramah.
"Apakah benar ini rumah pak Rudi?. "
"Benar,, mari silahkan duduk. Saya akan panggilkan ayah dulu."
kedua orang itu saling pandang dan tersenyum. keduanya kemudian masuk dan duduk disofa ruang tamu.
"Ayah,,, ayah ada tamu mencari ayah" panggil Sila pada ayahnya yang tak menyahutnya sama sekali.
Sang ayah berjalan keluar. Niya berjalan kedapur dan menyiapkan teh untuk tamunya.
Sesampainya di ruang tamu,, Rudi, ayah Sila terkejut melihat siapa tamu yang mencarinya.
"Pak Presdir??.." tanya nya ragu.
"Ada angin apa yang membawa tuan dan nyonya sampai datang kemari?"
"Kamu tau saya?"tanya sang tamu
" Ya bagaimana tidak,,? saya bekerja sebagai sopir perusahaan properti milik bapak"jawabnya hormat
Niya datang membawa nampan berisi 3 cangkir teh diatasnya.
"Pak Presdir kemari,,? ada masalah apa?" tanya Niya kaget
begitupun tamunya.
" Loh rumah kamu disini?" tanya Presdir Wijaya tak kalah kaget melihat salah satu karyawannya
"Siapa dia ayah?" tanya sang nyonya
"Ini salah satu staf sekretaris dikantor periklanan." jawab suaminya
Setelah ngobrol basa basi sebantar
"Oh ya.. pak Presdir ada keperluan apa ya sampai repot repot datang kemari ditengah kesibukan". tanya pak Rudi penasaran
" Begini pak Rudi,, niat kami datang kemari ini untuk menjalin tali silaturrahmi lebih dekat dengan keluarga pak Rudi.." berhenti sejenak
"Kami ingin menyampaikan keinginan putra kami" menoleh kearah istrinya
Rudi mendengarkan dengan antusias
" Putra kami telah jatuh hati kepada putri anda.. dan berniat menjadikan nya pendamping hidupnya,, jika pak Rudi mengijinkan". bernafas lega
"Apakah saya tidak salah dengar?" Rudi memastikan
"Saya sih senang senang saja pak, tergantung bagaimana anak saya saja. Memang Niya ini anak nya rajin, keibuan, sabar.. rasanya seperti belum rela jika harus berpisah dengannya..." Rudi menghela nafas sebentar
Kedua tamunya salaing pandang
" Tapi ya sudahlah,, memang sudah waktunya untuk dia menikah...." lanjutnya
" Maaf pak Rudi " memotong pembicaraan tuan rumah
"Maksud kami,, kami datang kemari untuk melamar putri kedua pak Rudi,, e..siapa namanya??" mengingat
"Sila,,," lanjut istrinya
"Sila???" Niya dan ayahnya kaget bukan main
"Tapi tuan,, Sila masih anak anak.. dia bahkan baru beberapa bulan lalu lulus sekolah. Dan juga anaknya susah sekali diatur, semaunya sendiri, tidak bisa melakukan apapun dengan benar. Dia selalu bikin ulah.."tutur Rudi tak percaya bossbya datang untuk melamar anak kurang ajarnya
"Maaf pak Rudi,, ini bukan kemauan kami. Kami kesini hanya menyampaikan niat putra kami saja."tutur Wijaya
Rudi mencoba menenangkan hatinya yang bergemuruh. Bagaimana bisa tiba tiba ada yang datang untuk melamar putri nakalnya itu? sementara anak sulungnya belum mendapatkan jodoh.
"Sila,,!!!" panggilnya
Seorang gadis gendut berlari dari dalam
"Ya ayah ada apa?"
"Duduk sini"pinta sang ayah. Sila menurut
Wijaya dan istrinya saling pandang
"Nak Sila,, kami datang kemari ingin melamar kamu untuk putra kami. Apakah kamu bersedia untuk menerima putra kami?."
"Apa?" Sila terperangah kaget
" Bagaimana bisa? kakakku belum menikah. Aku tidak boleh melangkahinya. Lagi pula aku juga belum bekerja,, aku ingin bekerja dulu menghasilkan uang.."tuturnya jujur tanpa mengurangi rasa sopan
"Lagi pula aku juga sudah punya cowok yang aku sukai, bagaimana bisa aku menikah duluan? kak Niya saja!!."
"Sila!!" bentak sang ayah
"Tapi ayah aku masih muda. Aku ingin pacaran juga seperti teman2ku."
"Anak kurang ajar. Kamu sudah berani pacar pacaran!?"bebtak Rudi yang seketika lupa akan tamunya
"Sudahlah pak Rudi dia masih anak anak. Jangan membentaknya"bela Wijaya
"Tapi anak ini sudah kurang ajar tuan.." Rudi menurunkan suaranya
"Nak.. putra kami manginginkan kamu yang jadi istrinya bukan kak Niya." bujuk nyonya Wijaya lembut
"Tapi,, kalau aku menikah dulu bagaimana kak Niya?." Sila sedih
"Adek,, sudahlah. Bukankah kamu percaya kalau jodoh rejeki dan umur sesorang itu sudah ada yang atur? kakak percaya itu.pasti suatu hari nanti kakak akan menemukan seseorang yang cocok buat kakak"
"Adek jangan khawatirkan kakak" lanjut Niya
"Ya sudah lah. Sila menurut apa keputusan ayah" Sila menyerah
"Baiklah tuan jika memang Sila yang diharapkan tuan muda, jadi kami menerimanya" jawab pak Rudi pelan
"Baiklah... karena Sila sudah setuju maka kami mohon pamit. Dan untuk kapan hari pernikahannya kami ikut keputusan kalian" pak Wijaya mengakhiri pertemuan keluarga itu dan memohon pamit pulang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
💞Fhitrya 93💞
baru kali ini aku baca novel yg pemeran utama nya gendut,tp seru jg sih beda dr yg lain
2022-09-30
1
Efan Zega
niya kakak yg baik
2021-02-14
1
Nuraini
mga" aj seru
2020-11-11
1