***Jangan pernah bandingkan hidup kita dengan orang lain...
Bukankah Matahari🌞dan Bulan🌕 bersinar di waktu yang berbeda***...
Alin sudah berada di rumah, bekerja seharian membuatnya lelah namun entah kenapa hatinya begitu gelisah bahkan yang di pikirkan nya saja tidak tahu. Jam menunjukan pukul delapan malam, Lingga baru saja pulang. Wajah masam sangat nampak terlihat ketika ia melihat Alin.
"Mas..udah pulang?" tegur Alin namun tak ada jawaban dari Lingga. Bergegas Alin menutup pintu dan menguncinya kemudian kembali ke kamar nya.
Sayup-sayup suara azan subuh terdengar Alin segara bangun dan mengambil wudhu setelah melaksanakan kewajiban terhadap sang pencipta Alin langsung melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang istri, apa lagi kalau bukan membereskan rumah mencuci menyapu mengepel dan membuat sarapan.
Meski Alin tahu jika Lingga tidak akan memakan sarapan yang di buat nya. Tapi, tunggu dulu, bukankah makanan yang kemarin Alin buat dan di hidangkan di atas meja habis tak tersisa ? dalam hati Alin bertanya,apakah Lingga yang menghabiskannya?
Selesai sudah aktifitas Alin, wanita itu bergegas membersihkan diri dan bersiap-siap untuk berangkat kerja. Saat Alin keluar dari kamar, Alin melihat Lingga menuruni anak tangga dengan pakaian yang sudah rapi.
"Mas...aku sudah membuat kopi untuk mu." ujar Alin.
"Tidak di butuhkan...!" seru Lingga.
"Sarapan dulu mas." tawar Alin.
"Kamu itu berisik...! pagi-pagi udah bikin mood ku hilang." bentak Lingga yang berlalu pergi.
Dengan sekuat tenaga Alin menahan rasa sabar di hatinya. Melangkahkan kaki dengan bismillah untuk berangkat kerja menyemangati diri sendiri mungkin lebih baik saat ini untuk Alin saat ini.
Tumpukan pesanan sudah menunggu, tangan Alin mungkin masih sakit akibat kejadian kemarin, namun tak mengurangi semangat Alin untuk bekerja. Satu persatu Alin mengantar pesanan para pelanggan dan tempat yang sama kantor di mana Alin bertemu dengan laki-laki yang sudah menyerempet nya kemarin.
"hi..ketemu lagi." sapa lelaki itu.
"Eeh...iya"jawab Alin singkat.
"Kamu udah baikan?" tanya Zian.
"Iya...." jawab Alin singkat.
"Nama kamu siapa?" tanya Zian yang sangat penasaran.
"Nama ku Alinda panggil Alin aja." jawab Alin lembut.
"Nama ku Zian boleh minta nomor telepon?" Zian tanpa malu.
"Ah...maaf aku tidak punya ponsel dan sekali lagi maaf aku sudah menikah kalau gitu aku pergi dulu." tolak Alin kemudian buru-buru pergi.
Tanpa mendapat jawaban dari Zian, Alin berlalu pergi. Alin kemudain melihat Zian hanya berdiri mematung menatap kepergiannya.
Di lain tempat sebuah restoran Lingga sedang makan siang bersama klien nya setelah selesai acara makan Lingga tak kunjung beranjak pergi. Pria itu sedang menunggu kedatangan Zian sahabatnya yang memintanya untuk bertemu.
"Kenapa tu wajah? kok di tekuk?" tanya Lingga.
"Patah hati gue Ling.."Jawab Zian sedih
"Cewek mana yang berani nolak lo hah?" Lingga sedikit menaikan nada bicaranya.
"Itu cewek kemarin yang gue tabrak namanya Alin dan ternyata dia udah nikah."Jawab Zian lesu.
"Ooo..."Jawab Lingga singkat.
"Cuma O aja sialan lo ...kesel gue dia bilang udah nikah kok tega ya suaminya biarin istri cantik seperti Alin kerja panas-panasan kalau ketemu gue sikat tu laki." racau Zian.
Lingga yang mendengar ucapan sahabatnya itu mendadak diam.
"Trus juga Lingg...pas gue minta no telpon nya dia bilang gak punya hp kan aneh ini zaman apa coba? dasar punya suami gak tanggung jawab." gerutu Zian kembali. Lagi-lagi Lingga hanya diam dia ingat bahwa ponsel milik Alin sudah rusak di bantingnya.
Lingga kembali ke kantornya, dengan wajah yang tidak bersahabat ia berjalan menuju ruangannya namun baru saja ia akan masuk ke dalam lift langkahnya terhenti saat seorang perempuan memanggil namanya.
"Lingga...hai sayang..kamu udah makan siang?" tanya Alana kekasih Lingga.
Sambil masuk ke dalam lift "Udah tadi bareng Zian." jawab Lingga datar.
"Kamu mah jahat aku tu nungguin kamu tau gak dari tadi sendiri di ruangan kamu." Alana merengek manja.
"Lah trus kenapa kamu disini?" tanya Lingga sambil mengendurkan dasinya.
''Ya....aku bosen nunggu kamu niat nya mau pulang eh...malah lihat kamu tadi di loby."
"Kamu kenapa sih...kok lesu kamu gak suka ya aku datang?"
"Bukan gitu aku cape aja banyak kerjaan."
"Owh..ya udah deh kalau gitu aku minta uang dong aku mau shopping." pinta Alana dengan manjanya.
"Kan...baru kemarin kamu shopping." protes Lingga.
"sayang...kamu kok gitu sih?" lagi-lagi wanita itu mengeluarkan jurus sedihnya.
Karena malas berdebat dengan Alana Lingga menuruti semua kemauan kekasihnya dengan senyum sumringah Alana pergi meninggalkan Lingga.
"huuuuhh...."Lingga mendengus kesal "Dasar perempuan yang ada di otaknya dui...duit..." umpat Lingga kesal.
"Kenapa?" tanya Andra yang tiba-tiba masuk.
"Sian lo ngagetian gue...udah pulang emang proyeknya udah beres?"
"Clear...tenang aja..tu wajah kenapa kusut amat?" tanya Andra.
"Biasalah Alana bisanya cuma duit..duit..shopping trus." Lingga membuang nafas kasar.
"Lo aja kan yang b*go...nurutin kemauan dia semua udalah tinggalin Alana kasian istri lo." nasihat Andra.
"Bacot lo...gak usah bawa-bawa Alin cewek semua sama aja!"
"Gak semua lah...gue lihat Alin sederhana aja orang nya gak kaya Alana dandan aja menor baju beehh..kurang bahan."
"Udah gak usah di bahas bikin pusing aja."
Dengan tidak semangat Lingga melanjutkan pekerjaannya namun otaknya trus saja di bayangi ucapan Andra "Alin sederhana" mungkin benar saja karna semenjak menikah dengan Alin ia tidak pernah melihat Alin berpenampilan glamour bahkan di lihat dari pakaian yang ia kenakan pun tidak ada yang bermerek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Riska Wulandari
lah katanya pinter tapi g bisa bedain yg mana yg matre yg mana yg enggak..istri g d kasih uang belanja eh malah ulet keket d pelihara...
2022-03-23
0
Qiza Khumaeroh
zian pepet aja trus biar nyesrl tuh suamiy,,
2021-06-28
0
Tripurnami Tri
aroma aromanya ada cemburu niehh 😁😁
2021-06-15
0