Meski Alin hanya istri dari hasil gadaian, tapi mertua Alin sangatlah bai. Seperti hari ini, ibu mertua Alin sengaja menelpon untuk memberitahu makanan Lingga.
Ibu mertua menyuruh Alin untuk memasak makanan kesukaan Lingga dan menyuruh Alin untuk mengantarnya ke kantor Lingga. Tanpa berpikir panjang Alin menuruti semua permintaan ibu mertuanya.
Setelah semua masakan selesai, Alin bergegas pergi ke kantor Lingga dengan menggunakan ojol. Hanya butuh waktu lima belas menit sampai ke kantor. Sejenak Alin tertegun, melihat bangunan tinggi menjulang dan megah. Dengan percaya diri Alin melangkahkan kaki namun saat Alin menginjakan kaki di loby kantor salah satu security memberhentikan langkahnya.
"Maaf...mba nya cari siapa?" tanya security dengan sopan.
"Suami saya pak." jawab Alin singkat.
"Suami mba siapa apa kerja di kantor ini?" tanyanya kembali.
"Suami saya Lingga pak." jawab Alin kembali.
Tiba-tiba wajah security itu berubah menandakan ketidakpercayaan atas apa yang Alin ucapkan.
"Ah...mba jangan mengada-ada, pak Lingga belum menikah kalau pun sudah menikah tidak mungkin penampilan istrinya seperti ini." ujar Security dengan nada penuh cibiran.
"Maksud bapak apa ya? saya benar istrinya dan saya kesini untuk mengantar makan siang untuk suami saya." Alin mencoba menjelaskan.
"Mba...mba...saya tau pak Lingga belum menikah dan pacar pak Lingga sering kesini." ucap Security mampu membuat Alin terdiam.
Deg....
Jantung Alin seketika berhenti ternyata Lingga masih berhubungan dengan pacarnya setelah menikah.
"Pak...izinkan saya masuk." pinta Alin hendak menerobos masuk.
"Maaf mba gak bisa..mba nya pergi aja." usir Security.
Tiba-tiba Lingga menghampiri security kantor nya dengan penuh amarah dan wajah merah, Lingga langsung menarik tangan Alin dan mendorong nya masuk kedalam mobil.
"Kamu...mau apa datang ke kantor ku?" tanya Lingga dengan nada tinggi nya.
"Aku hanya ingin mengantar makan siang untuk mu mas ini, semua makanan kesukaan mu." jawab Alin dengan gugupnya.
Tanpa kata-kata Lingga melajukan mobilnya menuju rumah karna jarak rumah dan kantor tidak terlalu jauh. Mereka pun tiba di rumah, dengan kasar Lingga menarik tangan Alin dan mendorong nya ke tembok sakit memang tapi apa daya Alin tak bisa melawan.
"Siapa yang menyuruh mu mengantar makanan ke kantor ku haah?" tanya Lingga dengan penuh emosi.
"Maaf mas...ibu tadi menelpon dan menyuruh ku untuk memasak makanan kesukaan mu." jawab Alin dengan air matanya.
Dengan kasar Lingga mengambil ponsel milik Alin dan membantingnya, Alin sangatlah terkejut melihat perbuatan Lingga.
"Mas....." lirih Alin.
Baru saja Alin ingin memungut ponsel miliknya dengan sengaja Lingga menginjak tangan Alin.
"Aaaaa...sakit mas ku mohon hentikan." pinta Alin di sela tangisnya namun kegilaan Lingga semakin menjadi, ia menjambak rambut Alin dan menamparnya.Terlihat dari sudut bibir Alin mengalir darah segar.
"Itu adalah hukuman untuk mu, sekali lagi kamu berani menginjakkan kaki ke kantor dan mengaku sebagai istri ku, akan ku pastikan hidup mu akan lebih sakit dari ini." ancam Lingga.
Lingga kemudian pergi meninggalkan Alin tangannya yang terluka di tambah rasa panas di pipinya menambah kesakitan di dalam batinnya. Dengan tergopoh-gopoh Alin berjalan menuju kamarnya Tangis nya semakin terisak mengingat pernikahannya seperti neraka.
"Ayah...apakah ayah bahagia dengan uang lima puluh juta ayah?" lirih Alin.
Hanya kata-kata itu yang terucap dari bibir Alin, tangisnya semakin sendu mengenang apa yang terjadi beberapa tahun belakangan ini membuat Alin merasa dunia seakan tidak adil.
Setelah puas dengan tangisnya Alin tertidur pulas bahkan jam menunjukan pukul tujuh malam dengan mata sembab Alin mencoba membuka mata kemudian beranjak dari tempat tidurnya. Di lihatnya halaman rumah, sepertinya Lingga belum pulang. Sambil menunggu Lingga pulang Alin memasak makan malam, meski ia tau Lingga tidak akan pernah memakan masakannya. Jam menunjukan pukul satu malam, suara gedoran pintu mengejutkan Alin dengan setengah mengantuk Alin berlari membuka pintu di lihatnya Lingga mabuk berat dan di bopong seorang wanita.
"Mas...mas Lingga kok bisa seperti ini." ujar Alin panik.
"Cepat bantu gue di mana kamar Lingga?" tanya Alana pacar Lingga.
Setelah mengantar Lingga ke kamarnya,Alin merasa aneh dengan wanita yang membawa suaminya tanpa perintah Alana mengganti pakaian Lingga.
"Maaf mba...mba ini siapa kok gak sopan banget mengganti pakaian suami saya?" tanya Alin bingung.
"Gue...pacar Lingga kenapa? Lo gak suka? oh ya Gue juga tau siapa lo!" cibir Alana dengan sombongnya.
"Pacar...? mba mas Lingga sudah menikah tolong tinggalkan mas Lingga." pinta Alin.
"Hahaha....yang harusnya pergi itu lo bukan gue sebab lo orangtua Lingga gak ngerestui hubungan gue dan Lingga" ujar Alana mulai kesal.
Tanpa menghiraukan Alin yang mematung, Alana beranjak pergi. Tak terasa air matanya kembali mengalir, ia sadar pernikahan tanpa dasar cinta akan membuat luka dan kecewa.
Namun sebagai istri apa salah nya jika Alin minta di hargai dan di akui sebagai istri. Di tatapnya wajah tampan Lingga, wanita mana yang tak akan jatuh cinta? benar rasa Cinta Alin sudah mulai muncul sejak Lingga mengucapkan ijab qobul saat pernikahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Riska Wulandari
dia bodoh ato apa sih..udah tau suami kek gitu knp g cuek aja..nyiksa diri sendiri..
2022-03-23
1
Supi
di buat bucin aja thoor lingga ny🤭
2022-02-25
0
Bee Lin NDa
santai kakak ini hanyalah dunia khayalan
so enjoy and just enjoy it
2022-01-04
0