Matahari sudah condong ke barat, hari ini pekerjaan Alin lumayan menguras tenaga segera ia hempaskan tubuhnya di kasur empuk untuk sejenak membuang penat karena sangat lelah Alin pun akhirnya tertidur.
Sayup-sayup suara adzan isya terdengar Alin mulai mengumpulkan kesadaran nya.
"Astagfirullah...."Ucap Alin terkejut "Kenapa aku malah ketiduran mana belum mandi lagi mas Lingga udah pulang apa belum ya?" tanya pada diri sendiri.
Dengan bergegas Alin langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu ia langsung mencari keberadaan Lingga namun Alin tidak menemukan keberadaan Lingga dan itu berarti Lingga belum pulang.
Jam menunjukan pukul delapan malam Alin merasa perutnya perih karena sejak siang ia belum makan.Kemudian Alin bergegas menuju dapur untuk memasak mi instan tak membutuhkan waktu lama Alin mulai menyantap mi tersebut. Tanpa di sadari Alin Lingga sudah berada tepat di hadapannya.
"Mas Lingga ...sejak kapan berada di sini? tanya Alin terkejut.
"Aku ..hanya memperingatkan kamu, jauhi Zian!" ucap Lingga dengan wajah dinginya.
"Jauhi?" tanya Alin bingung "Tapi aku tidak punya hubungan apa-apa mas." timpal wanita itu kembali.
"Aku tidak peduli..!" ujarLingga dengan sorot mata membunuh
"Mas...Kami bertemu hanya dua kali itu pun tidak sengaja karna Zian udah nyerempet aku." Alin mencoba memperjelas semuanya.
Pyaaaaaarrr.......Mangkuk yang berisi mi rebus tersebut pecah dan berhamburan dengan kasar Lingga mencengkram dagu Alin.
"Sudah ku bilang aku tidak peduli. Kamu jangan coba-coba membantah ucapan ku, kalau tidak aku bisa menyakiti mu lebih dari ini."
Tak terasa air mata Alin mengalir, melihat Alin menangis Lingga melepaskan cengkraman nya dan berlalu pergi. Sambil terisak Alin membersihkan pecahan mangkuk dan tumpahan mi setelah bersih Alin langsung masuk ke kamar nya. Tanpa suara Alin menangis sejadi-jadinya hati nya begitu rapuh mengingat apa yang terjadi dengan hidup nya.
Sementara di kamar Lingga ia mencoba menenangkan diri dengan berendam air hangat, setelah selesai berendam dan berpakaian Lingga langsung pergi kemana lagi kalau bukan ke apartemen Alana.
Tak butuh waktu lama Lingga sudah berada di dalam apartemen kekasihnya itu dengan berpakaian sexy bukan hanya sexy Alana memang sangat cantik tubuhnya yang tinggi kulit putih bersih jika di bandingkan dengan Alin sangat jauh berbeda.
"Sayang...kamu kenapa? kok aku perhatiin wajah kamu kusut banget." taanya Alana sambil memeluk Lingga.
"Ah....tidak hanya masalah pekerjaan." jawab Lingga tanpa ekspresi.
"Sayang...kita main yuk?" ajak Alana sambil menggoda Lingga.
"Kamu kan tahu aku tidak akan menyentuh kamu sebelum kita menikah." tolak Lingga untuk yang kesekian kalinya.
"Hmmmm....ya udah nikahi aku." pinta Alana sambil cemberut.
"Aku ya mau nikah sama kamu tapi orang tua ku tidak pernah merestui hubungan kita."
"Selalu aja alasan nya itu...kamu nya aja yang gak bisa meyakinkan orang tua mu." wajah wanita itu mulai terlihat kesal.
"Alana...aku udah berusaha seharusnya kamu juga bisa berubah dong biar orang tua ku yakin."
"Berubah gimana?" tanya Alana yang semakin kesal.
"Cara kamu berpakaian, apa kamu gak sadar kamu terlalu terbuka trus cara kamu menghabiskan uang, mama ku gak seneng dengan perilaku kamu yang seperti itu." Jelas Lingga.
"Haha..Lingga...Lingga...dasar mama kamu aja yang norak gak ngerti fashion dan cara memanjakan diri." ucap Alana dengan nada penuh cibiran.
"Cukup.." Bentak Lingga "kamu terlalu berlebihan jangan menyebut mama ku seperti itu, aku gak suka...!"
"Kamu nih..apaan coba gak jelas."
Tanpa menghiraukan Alana Lingga langsung pergi bahkan panggilan Alana pun tidak di dengar nya lagi. Dengan kesal Lingga melajukan mobilnya, namun saat Lingga berada di gerbang komplek perumahaan matanya tertuju pada sosok Alin yang sedang membeli makanan di warung angkringan ada perasaan bersalah di hati Lingga karna membanting makanan yang Alin makan tadi.
"Bukankah sangat jauh kalau berjalanan kaki." batin Lingga.
Dengan melaju pelan Lingga menghampiri Alin yang sedang berjalan kaki dengan membawa bungkusan kecil di tangan seketika Alin menghentikan langkahnya ia tahu betul mobil siapa saat ini.
"Dari mana kamu malam-malam?" tanya Lingga pura-pura tidak tahu.
"Mas...maaf ini aku tadi beli makanan di angkringan depan." jawab Alin sambil menunjukan bungkusan yang ia bawa.
"Masuk mobil..." pinta Lingga dengan wajah datar.
Alin terdiam mendengar kata-kata suaminya itu.
"Heh....kamu tu budek atau apa?" Bentak Lingga membuyarkan lamunan Alin.
"Iya mas maaf."
Dengan gugup Alin masuk ke dalam mobil, ia sangat canggung karna ini adalah yang kedua kalinya Alin menaiki mobil Lingga setelah pindah Ke rumah yang sekarang.
Di dalam mobil hanya ada keheningan malam Alin tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun bahkan sampai mobil yang mereka tumpangi memasuki halaman rumah.
"Makasih mas." ucap Alin.
"Untuk?" tanya Lingga datar.
"Tumpangan nya." jawab Alin singkat.
"Oh...."ucap Lingga sambil berlalu masuk ke dalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
kirain udah ngikut budaya barat...
2023-02-21
0
Jhon Siauta
nyesek bnget thor😭😭😭
2021-09-25
0
Whantie Methia
jahat banget sih si lingga jadi sebel😒
2021-09-09
0