"Sayang, Kakak pikir sebaiknya kamu harus pulang ke apartemen untuk membereskan barang-barangmu."
"Tapi Kak, bagaimana dengan Kakak dan Rachel?"
"Tenang aja sayang, sebentar lagi Kak Nicho akan kembali.
Sebentar lagi kamu juga akan masuk kerja, kamu harus mempersiapkan kebutuhan kamu sayang. Jika kamu ingin bertemu dengan Rachel, besok kamu bisa datang lagi ke kesini. Yang penting semua persiapan kamu sudah selesai."
"Baiklah kak. Jessi akan kembali lagi besok. Soalnya Tante ingin selalu bersama Rachel", sambil mencium pipi Rachel.
"Oh ya kak, Jessica titip salam untuk Kak Nicho."
"Baik sayang, hati-hati ya."
"Bye Rachel."
Jessica melambaikan tangannya pada Rachel yang berada dalam gendongan Sesil.
"Bye Tante."
Bayi mungil itu tersenyum kepada Jessica.
Jessica melangkah menuju lift, namun pada saat dia ingin masuk, dia mendengar suara seorang Wanita menangis.
Dia mencari sumber suara itu dan dia melihat di dalam sebuah ruangan ada seorang Wanita yang menangis terseduh-seduh.
Entah mengapa Jessica ingin bertanya kepada Wanita itu mengapa dia menangis.
Jessica perlahan membuka pintu ruangan itu. Memang sedikit lancang, tapi jessica tidak peduli. Ia hanya ingin menghibur wanita itu.
"Tante...
Apa Tante baik-baik saja?
Apa Tante memerlukan sesuatu?" Jessica memegang pundak wanita itu dengan wajah khawatir.
Rosa menaikkan wajahnya dan melihat seorang Gadis muda yang cantik.
"Kamu siapa?", katanya dengan lirih.
"Maaf sebelumnya Tante karna saya masuk tanpa izin. Saya tadi kebetulan lewat dan mendengar tante menangis. Saya takut Tante kenapa-kenapa."
("Dia anak yang manis", Rossa berbicara di dalam hatinya dengan senyuman)
"Oh ya Tante, Kakak Saya juga dirawat di sebelah ruangan Tante."
"Benarkah?"
"Iya Tante. Saya barusan mengunjungi Kakak saya yang Pagi tadi melahirkan.
"
"Oh ya, siapa nama kamu sayang?"
"Saya Jessica Ornetha Tante", sambil mencium tangan Rossa
("Dia juga gadis yang sangat sopan", Rossa berbicara di dalam hati lagi)
"Saya Rossa."
"Apa Jessica boleh tahu mengapa Tante menangis? Siapa tahu Jessica bisa menghibur Tante."
Jessica tersenyum meyakinkan Rossa.
Rossa tersenyum seketika.
"Anak Tante, dia tidak menuruti keinginan Tante. Tante sangat sedih. Padahal Tante hanya ingin dia segera menikah."
"Oh begitu Tante. Boleh Jessica berapa umur anak Tante?"
"25 tahun sayang."
"Mungkin anak Tante masih ingin berlama-lama tinggal bersama Tante. Dia juga masih ingin membahagiakan Tante. Jika dia sudah punya keluarga, pasti dia akan memiliki kehidupan yang baru dan waktunya untuk Tante juga sedikit. Jessica yakin, anak Tante pasti begitu menyayangi Tante. Jessica juga sering dipaksa Mama untuk segera menikah. Tapi Jessica selalu saja menolak karna Jessica belum siap untuk mempunyai keluarga baru. Jessica masih ingin bersama Papa, Mama dan Kakak."
Jessica yakin, anak Tante pasti berpikiran seperti itu juga", sambil menyunggingkan senyuman dan memegang tangan rossa.
"Umur kamu berapa sayang?"
"23 tahun Tante."
"Kamu masih sangat muda, tapi pemikiranmu sangat dewasa sayang.
Terima kasih telah meyakinkan Tante."
"Sama sama Tante. Jessica senang Tante tidak bersedih lagi."
"Oh ya Tante, apa anak Tante tidak menjenguk Tante?"
"Dia akan datang Sore ini sayang."
"Oh syukurlah Tante."
Tiba-Tiba pintu terbuka...
"Rossa apa kamu baik-baik saja?", ungkap seorang wanita paruh bayah dengan wajah khawatir.
"Aku baik-baik saja Ma. Aku hanya heran bagaimana bisa Ethan mengetahui bahwa aku pura-pura sakit.
(Nama itu... pikir Jessica. Jessica menyela pemikirannya, tidak mungkin Ethan yang dia kenal. Nama Ethan juga banyak di Indonesia)
"Oh ya, siapa gadis cantik ini Rossa?"
"Oh, dia gadis yang menghiburku Ma. Dia kebetulan lewat dan melihatku menangis. Dia gadis yang perhatian."
"Oh hai sayang", sambi memegang pundak jessica.
"Hai Nek, saya Jessica Ornetha." Jessica mencium tangan Merry.
"Nama yang indah. Terima kasih banyak karena telah menghibur Rossa."
"Sama sama Nek. Saya hanya kebetulan lewat tadi".
"Oh ya nek, Tante saya mohon izin untuk pamit pulang. Soalnya saya masih ada urusan."
Jessica kemudian duduk disamping tempat tidur dan memegang tangan Rossa.
"Tante tolong jangan bersedih lagi. Tante jangan lupa menjaga kesehatan ya."
"Baiklah sayang, tante janji. Tante berharap kita bisa bertemu lagi."
"Pasti Tante. Jessica yakin, Jessica akan bertemu dengan Tante lagi."
"Baiklah sayang. Hati-hati di jalan."
"Terima kasihTante."
Jessica berjalan menuju pintu keluar. Sesampainya di luar ruangan, Jessica tersenyum bahagia karena bertemu dengan Rossa dan Merry.
"Dia gadis yang baik kan Bu? Aku harap Ethan bisa menemukan gadis seperti dia."
"Kau benar Rossa. Dia juga gadis yang perhatian pada orang lain."
Di kantor
Seorang gadis memasuki Ruangan Direktur Utama Perusahaan Property Terbesar di Indonesia. Saat bertemu dengan Sekretaris, ia tidak perlu meminta izin untuk masuk, karena semua orang tahu bahwa dia adalah orang yang begitu istimewa bagi Boss mereka.
Laurine mengetuk pintu. Dia sengaja melakukannya untuk menjahili Ethan.
"Masuk", sambil sibuk memeriksa berkas Laporan perusahaannya.
Namun orang itu tidak masuk ke dalam ruangannya.
Pintu ruangannya masih tetap diketuk dari luar.
Merasa kesal, Ethan langsung berdiri dan membuka pintu ruangannya. Ia ingin memarahi orang yang berani bertindak tidak sopan kepadanya. Namun saat melihat orang yang mengetuk, kekesalannya berhenti seketika.
"Hai Kak", dengan senyuman khasnya.
"Hampir saja aku ingin mengumpat padamu. Mengapa kamu mengetuk pintu? Bukankah kamu selalu masuk tanpa mengetuk?
"Aku hanya ingin menjahili Kakak.
Kakak begitu lucu dengan wajah tegang seperti itu ."
Laurine tertawa puas.
"Baiklah. Kamu sudah puas Nona?"
"Sangat puas."
"Oh ya Kak, apa Kakak tidak mengunjungi Bibi?"
Sambil berpikir sejenak, "Aku akan mengunjungi Mama nanti sore."
"Mengapa tidak sekarang saja?"
"Aku hanya bosan dengan permohonan Mama yang selalu menyuruhku segera menikah. Dia bahkan berpura-pura sakit agar aku menuruti kemauannya."
"Mengapa Kakak tidak mengabulkan permintaan Bibi?"
"Kamu ingin aku menikah dengan orang lain?"
Laurine dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Aku hanya memahami perasaan Bibi yang ingin melihat Kakak segera menikah. Aku juga tidak tega melihatnya semakin terpuruk."
Ethan berdiri di hadapan Laurine dan memegang pundaknya.
"Kalaupun aku menikah, aku hanya akan menikah denganmu Lau. Mama tidak pernah mengganggap kita sebagai sepasang kekasih. Dia selalu mengatakan bahwa selamanya kamu hanya akan menjadi adikku. Dan aku sangat tidak menyukai itu."
"Apa Kakak tidak pernah menyukai Gadis lain selain aku?"
"Jika ada, apa kamu tidak cemburu?"
"Tentu saja aku cemburu. Kakak tidak boleh menyukai gadis lain selain aku."
"Benarkah? Kalo begitu aku akan memberikanmu sebuah pelukan", sambil memeluk Laurine dengan erat.
"Aku mencintaimu Kak."
"Aku juga Sayang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Yuni Verro
lauren itu siapanya ethan
2023-01-06
0
valent
nyimak thorr
2020-11-29
2
Grace Rubby
bagi aku mau sepupu jauh aplgi dekat yg intix msih ada ikatan kluarga ogah banget mau pacaran aplgi sampai nikah. bagi aku masih seperti saudara saja🙏🙏 tapi suka² Author aja
2020-11-24
10