Setelah beberapa saat kedua wanita itu saling melepaskan pelukan mereka masing-masing, menatap satu sama lain dengan senyuman hangat.
"Salam tuan..." Para pelayan memberikan salam kepada seorang pria yang baru saja datang, dia tidak lain adalah Justin suami Isabella.
"Sayang...!!" Senyum langsung menghiasi wajah Isabella tatkala mendapati suaminya sudah pulang ke rumah, pria itu seperti memegang sebuah kertas di tangannya.
Entah kenapa, Isabella merasa ada yang aneh dengan kertas yang di pegang oleh Justin, hati kecilnya mengatakan bahwa itu bukanlah hal yang baik.
"Apa itu suami ku?" Tanya Isabella.
"Baca saja sendiri," Jawab Justin sambil menyerahkan kertas itu kepada Istrinya.
Isabella membaca lembaran demi lembaran dari dokumen itu, dan alangkah terkejutnya Isabella saat mengetahui bahwa itu adalah surat cerai dari Justin.
Wajahnya seolah menolak untuk berekspresi, hati kecilnya menangis namun tak kuasa untuk memberitahukannya. Dirinya seolah tak memiliki keberanian untuk menangis di hadapan orang yang telah di kecewakan nya, Isabella menyesali semua yang telah di perbuatnya kepada Justin. Namun, dia tahu bahwa itu semua telah terlambat.
Isabella menandatangani surat cerai itu tanpa bisa menolak ataupun meminta maaf, bibirnya seolah terkunci dan tangannya seperti di gerakan oleh rasa bersalah.
Tinta hitam itu mulai bergerak dengan sendirinya seolah dikendalikan oleh rasa bersalah, saat tinta itu selesai akan menjadi akhir dari semua yang telah di milikinya. Dan dunia baru Isabella akan di mulai, yaitu sebagai seorang wanita yang tak bersuami karena ditinggalkan.
Isabella tak berani menatap wajah Justin. Ia hanya menyerahkan kertas itu tanpa melirik ke arah Justin sedikit pun, entah bagaimana ekspresinya pada saat itu. Namun satu hal yang pasti, bahwa Isabella tak merasa senang dengan perceraiannya.
Isabella tak tahu apa yang di pikiran oleh Justin, apakah ia juga merasakan hal yang sama atau malah sebaliknya. Tapi Isabella memang sudah memiliki tekad untuk membuat orang-orang yang pernah disakitinya selama ini bisa menemukan kebahagiaan baru milik mereka masing-masing.
Pria itu menyambut kertas putih yang telah di tanda tangani oleh Isabella, ia melangkah pergi, membawa kertas putih itu di tangannya. Dan menurut perkiraan Isabella, pria itu pasti akan pergi untuk mengurus surat perceraiannya.
Tak ada lagi penyesalan dalam hidupnya, ia telah mengembalikan semua yang dimilikinya kepada yang seharusnya. Seluruh kekayaan telah di gunakan nya untuk mencari keberadaan keluarga Oswald, dan mulai esok ia akan pindah dari rumah yang di tempati saat ini.
Di tambah lagi sang suami ingin bercerai dengannya, penderitaan demi penderita seolah tiada henti-hentinya menghampiri Isabella.
Namun yang bisa di lakukan nya sekarang hanyalah memulai kembali semuanya dari titik awal, sebab dirinya sekarang memang sudah tidak memiliki apapun.
Dia sadar bahwa mungkin itu adalah balasan dari semua perbuatan yang telah dilakukannya kepada banyak orang. Seperti kata seorang pepatah... Apa yang engkau tanam maka itulah yang akan engkau tuai. Kata-kata itu sangatlah cocok untuk menggambarkan Isabella pada saat ini, seorang wanita yang termakan oleh perbuatannya sendiri.
Setelah itu ia berjalan menuju kamarnya, Isabella berniat mencari ruang untuk menenangkan pikiran. Dia ingin mengintropeksi dirinya dengan semua kesalahan yang telah diperbuat nya, Isabella berniat untuk mengenang kembali masa lalunya dalam ruang kesendirian.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
SaLaMnOlNoL (⌐■-■)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Dhina ♑
semoga tak terpuruk terlalu jauh
2020-11-30
0
Tri Widayanti
Buatku pribadi,ini bisa jadi pembelajaran diri🙏
2020-09-02
3
monic jungsi 🎄⚘⚘
suka dengan org2 yg tau letak kesalahan diri sendiri
2020-09-02
2