BAB 4

Isabella meletakkan tangannya di atas dada yang serasa hampir akan meledak, ia menggigit bibirnya sendiri untuk mengalahkan rasa sakit itu. Namun, rasa itu tak bisa di tandinginnya.

Sakit itu seolah berada di tempat terdalam yang sulit untuk diraih. Bahkan Isabella sampai berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena tak kuasa menahan rasa bersalah pada keluarganya.

Mengingat sang keluarga yang sedang menunggunya entah dimana, membuat Isabella bertahan agar bisa melawan pikirannya. Kau harus kuat Isabella, ada orang yang sedang menunggu mu disana. kata-kata itu terus terngiang dalam pikirannya seolah menjadi semangat dirinya untuk terus bertahan hidup.

Isabella menanam dendam pada orang yang sudah melakukan itu semua kepada keluarganya, namun ia sadar bahwa saat ini dia tak cukup kuat untuk menghadapinya.

Isabella berjalan menuju lemari, setelah itu dia membereskan semua barang-barang pribadi yang akan di bawanya.

Saat selesai membereskan semua barang-barangnya, ia berjalan keluar kamar dan duduk di sofa, "Kumpulkan semua pelayan dan pekerja untuk menghadap ku," Titah Isabella pada pelayan yang berdiri di sampingnya, dia tidak lain adalah Rias.

"Baik nyonya," pelayan itu langsung bergegas melakukan apa yang di perintahkan oleh Isabella.

Tak beberapa saat kemudian, semua orang nampak terburu-buru menghampiri Isabella. Mereka berjalan setengah berlari, takut membuat majikannya marah karena terlalu lama menunggu.

Kini semua orang sudah berkumpul di hadapannya, tak satupun dari mereka berani menatap wajah wanita itu, "Kalian semua silahkan duduk," kata Isabella. Mempersilahkan perwakilan dari mereka untuk mengisi sofa-sofa yang masih terlihat kosong.

"Maaf, nyonya. Kami tak pantas untuk duduk berhadapan langsung dengan anda," Seorang pria yang tidak lain adalah tukang kebun di kediaman itu angkat bicara.

"Lakukan saja apa yang ku katakan, itulah peraturan yang ada di rumah ini," Isabella berbicara dengan tegas. Agar tak ada lagi yang bertanya-tanya mengenai maksudnya.

Akhirnya beberapa orang duduk di depan Isabella dengan keadaan yang sedikit takut, yang lain hanya berdiri karena sofa yang tak cukup untuk di duduki mereka semua.

"Baiklah, aku langsung ke intinya saja," kata Isabella mulai menjelaskan alasan mengapa mereka semua di kumpulkan di hadapannya.

"Kalian semua pasti tahu tentang masalah yang di timpa oleh keluarga ku bukan?" Tak ada respon dari siapapun, namun memang begitulah seharusnya yang mereka lakukan.

"Aku merasa bersalah karena pernah berbuat jahat atau pun berkata kasar pada kalian, dan... aku minta maaf kepada kalian semua."

Isabella berbicara dengan wajah yang sedikit tersipu malu, sudah sangat lama sekali sejak terakhir dia mengucapkan kata-kata itu. Semua orang melirik ke arahnya, mereka tak percaya kata-kata maaf bisa keluar dari mulut seorang Isabella.

"Mungkin Kalian hanya akan bisa berkerja dengan ku sampai disini saja, dan ke depannya, ku harap kalian bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi," Imbuhnya menyelesaikan penjelasannya.

"Tak kami tak ingin berkerja dengan orang lain!" tiba-tiba seorang wanita berteriak tak terima.

"Benar Nyonya, walaupun terkadang Nyonya agak kasar dan suka memarahi kami. Tapi itu semua agar agar kami dapat menjadi lebih baik lagi, memang benar kami pun merasa kesal, tapi Nyonya sebenarnya adalah seorang wanita yang baik," pelayan wanita lainnya ikut berpendapat.

"Kami hanya ingin terus mengikuti Nyonya. Jika anda ingin tahu... kami semua sangat bersyukur bisa menjadi bawahan dari wanita seperti anda, seorang wanita yang tak pernah mengenal rasa takut dan selalu tegas dengan pilihan yang di ambilnya," Imbuh wanita itu.

Air mata lagi-lagi menetes dari kelopak mata Isabella, tak terbayangkan bahwa masih ada orang yang percaya dan menyayanginya dengan sepenuh hati, "Terimakasih untuk semua kata-kata itu, namun aku tak memiliki biaya untuk memperkerjakan kalian semua kedepannya. Apakah kalian ingin bekerja tanpa di bayar?" Tanya Isabella yang berhasil membuat mereka semua terdiam.

"Aku berjanji, aku akan menjemput kalian lagi saat aku sudah kembali sukses seperti dahulu. Jadi kumohon... tolong percayalah padaku," Isabella berdiri dari tempat duduknya, ia langsung memeluk salah seorang pelayan yang duduk tak jauh dari dirinya.

Entah mengapa air mata tak lagi bisa di bendung oleh semua orang, seketika semuanya merapat dan memeluk Isabella sambil meneteskan air mata perpisahan.

Setelah itu para pelayan dan pekerja mulai membereskan barang-barang mereka dan beranjak dari kediaman Isabella. Hanya Rias sendirilah yang masih tinggal bersama Isabella, mereka melemparkan senyuman satu sama lain selama beberapa detik dan kembali menolehkannya.

Isabella melirik ke arah pintu masuk kediaman rumahnya. Besok, adalah hari dimana kehidupan baru ku akan di mulai. Selamat tinggal orang-orang terkasih ku...

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

SaLaMnOlNoL (⌐■-■)

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

ingin tahu kelanjutan hidup Isabel
dan Justin gimana ceritanya??

2020-11-30

0

Tri Widayanti

Tri Widayanti

semangat Bela💪
setiap orang punya masa lalu,setiap orang berhak merubah hidupnya menjadi orang yang lebih baik lagi.

2020-09-02

0

Satria Davwanuary

Satria Davwanuary

sukaaaaaa

2020-08-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!