Malam ini keluarga Lintang beserta Agum mengadakan acara makam malam keluarga di kediaman Lintang yang sederhana . Terdapat berbagai macam hidangan di atas meja makan itu, mulai dari nasi, ayam goreng, sambel goreng krecek, sayur sup, urap juga kerupuk udang. Hanya terdengar dentingan sendok yang beradu di atas piring, yang meramaikan suasana di ruang makan itu.
Lintang duduk bersebelahan dengan Agum. Ibu Ratih bersebelahan dengan Friska, dan ibu Ranti bersebelahan dengan Mimin. Mereka tampak menikmati semua hidangan di atas meja dengan antusias.
"Nak, malam ini kalian juga ibu Ranti bermalam di sini dulu saja ya..", ucap ibu Ratih di sela-sela kegiatan makan malam mereka.
Agum dan Lintang saling berpandangan
"Iya mas, bagaimana kalau malam ini kita tidur di rumah adek dulu, baru besok pagi kita mulai pindahan ke kontrakan kita?" , tanya Lintang meminta persetujuan kepada Agum
"Baik dek, malam ini kita tidur di sini dulu, mas tau adek pasti juga sangat lelah kan?", jawabnya menyetujui permintaan istri juga mertuanya.
Lintang menautkan pandangan ke arah ibu mertuanya yang saat ini sedang duduk di sebelah Mimin. Mimin adalah gadis remaja berusia 15 tahun yang bekerja menjadi perawat ibu Ranti sejak ia terkena stroke dua tahun lalu. Mimin lah yang selama dua tahun ini merawat ibu Agum. Menyiapkan obat, makan, juga keperluan mandinya.
"Ibu ndak apa-apa kan kalau malam ini tidur di rumah Lintang dulu. Nanti ibu dan Mimin bisa menempati kamar tamu untuk beristirahat?", tanyanya kepada ibu mertuanya
"Iya nak, malam ini ibu bermalam di sini", jawabnya lirih. Diiringi senyum manis dari bibir Lintang mendengar persetujuan dari mertuanya.
Mereka sekeluarga kembali melanjutkan sisa-sisa aktifitas makan malam mereka. Setelah selesai, ibu Ranti bersama Mimin menuju ke kamar tamu untuk beristirahat. Friska turut serta masuk ke kamarnya. Sedangkan Lintang membereskan meja makan kemudian membawa tumpukan piring kotor itu ke dapur.
"Mas capek?, kalau mas udah capek mending langsung istirahat di kamar saja mas, adek mau bantuin ibu cuci piring dulu", tanya Lintang kepada suaminya yang masih anteng duduk di kursi meja makan.
"Apa sopan kalau mas langsung istirahat, sedangkan tuan rumah masih sibuk cuci-cuci?", tanyanya dengan nada sedikit bergurau
Lintang yang baru saja akan beranjak dari tempat itu kemudian menghentikan langkah kakinya, kembali meletakkan sisa tumpukan piring kotor di atas meja makan. Berbalik menghampiri suaminya sambil mencubit pinggangnya.
"Mas itu bicara apa sih?, siapa yang tuan rumah?, siapa juga yang menjadi tamunya? Mulai sekarang rumah ini, rumah kamu juga mas, hemmm..."
"Adududududuuhhhh... sakit dek. Adek tuh kalau nyubit kenceng banget", rengeknya seketika setelah Lintang mencubit pinggangnya.
Agum menarik tangan Lintang, mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya berniat untuk mencium bibir tipis istrinya itu.
"Iiihhhhh... mas..., nanti lah, kita masih ada di ruang makan, malu kalau ketahuan ibu yang masih ada di dapur", timpal Lintang sambil mendorong tubuh Agum. Sedangkan Agum hanya tergelak sambil mengedipkan matanya, entah apa maksud dari kedipan itu.
"Sudah, sekarang mas ke kamar, istirahat. Adek mau bantuin ibu cuci piring dulu", sambungnya sambil berlalu menuju dapur. Agum pun beranjak dari duduknya, kemudian masuk ke kamar Lintang.
Di dapur yang tidak begitu luas, terlihat ibu Ratih sedang berdiri di depan wastafel mencuci satu per satu tumpukan piring kotor yang tadi di bawa oleh Lintang dari ruang makan.
"Biar Lintang yang lanjutkan bu, ibu istirahatlah", ucapnya seraya mengambil piring kotor yang ada di tangan ibunya.
"Ndhuk, kamu pasti akan bahagia bersama Agum kan?, maksud ibu, kamu baru mengenal Agum sebentar, kamu yakin akan keputusanmu ini kan ndhuk?", tanya ibu Ratih dengan nada sedikit risau.
Lintang meletakkan piring kotor yang ada di tangannya, dan menatap wajah teduh ibunya. Lintang sadar betul bagaimana risaunya hati wanita yang ada di hadapannya ini.
Perkenalan dengan Agum yang begitu singkat, kemudian Agum mengutarakan niatnya untuk menikahi Lintang, entah apa yang mendasarinya. Saat itu Agum hanya berkata "aku yakin kalau adek adalah jodohku"
Semua serba tiba-tiba. Dari perkenalan, kemudian lanjut ke acara lamaran, dan terakhir ke sebuah pernikahan. Semua yang tiba-tiba itu mungkin sedikit membuat ibu Ratih masih ragu dan belum percaya sepenuhnya kepada Agum.
Namun melihat putri sulungnya sudah memantabkan hati untuk menjalani bahtera rumah tangga bersama Agum, akhirnya restu itu terucap dari bibirnya.
"Ibu, Lintang yakin pada mas Agum. Mas Agum seorang laki-laki dewasa. Lintang percaya bahwa mas Agum bisa menjadi sosok suami yang baik, sama seperti Almarhum bapak. Ibu tidak perlu khawatir ya..", jawabnya meyakinkan
Ibu Ratih pun hanya menghela nafas kasar, berusaha membuang segala kerisauannya. Bagaimanapun, Agum juga telah memiliki sebuah pekerjaan tetap, jadi ia harus percaya jika Agum bisa membahagiakan putrinya lahir batin.
"Ya sudah, sekarang kamu masuk kamar ndhuk, temani suamimu, kasihan dia sendirian di kamar", pinta ibu Ratih sambil membilas piring terakhir.
"Ibu juga mau istirahat, boyok (pinggang dalam bahasa jawa) ibu rasanya juga butuh diluruskan", sambungnya sambil tersenyum simpul. Lintang pun tertawa kecil
Ibu Ratih juga Lintang meninggalkan dapur. Sebelum masuk kamar untuk menyusul suaminya, tak lupa Lintang mematikan lampu yang ada di dapur juga ruang makan, juga memeriksa kembali pintu rumahnya. Setelah dirasa semua sudah terkunci, Lintang pun bergegas menuju kamarnya.
Ceklek. .. terdengar pintu kamar terbuka.
"Mas belum tidur?", tanyanya pada Agum yang masih sibuk dengan handphone nya.
"Aku nungguin kamu dek", jawab Agum sambil menepuk- nepuk sisi ranjangnya
Lintang menyusul suaminya, berbaring di sisi tubuh kekar Agum. Agum mengangkat dagu Lintang dan memberinya sebuah ciuman. Lintang pun membalas ciuman Agum. Bibir mereka saling berpagut, hampir 10 menit lamanya.
"Dek, apa hari ini kamu capek?", tanya Agum di sela-sela ciumannya
"Mas mau jawaban jujur atau bohong?", tanya Lintang balik sambil tersenyum, sedangkan Agum hanya mengendikkan pundaknya.
"Kalau mas mau jawaban jujur, adek akan jawab kalau adek capek banget mas. Tapi kalau mas mau jawaban bohong, adek akan jawab kalau saat ini adek masih sangat bugar juga bertenaga malam ini", jawab Lintang sambil tertawa kecil
"Hahahaha, ternyata istri mas pinter bercanda juga yaaa,, hemmmm makin cinta mas sama kamu dek", gelak tawa Agam sambil mencubit hidung istrinya yang tidak terlalu mancung😁
"Ya sudah, sekarang kita istirahat dulu aja ya dek, prosesi malam pertama kita, akan kita laksanakan besok, hihihihihi, dah yuk, sekarang kita bobok yuk", sambung Agum sambil menarik lengan Lintang, mendekap erat tubuh istrinya di sisinya.
Dan pengantin baru itupun melewati malam pertama mereka dengan sama-sama tidur nyenyak. Meski tidak ada kontak fisik yang saat ini mereka lakukan, siapa tau mereka melakukannya di alam mimpi. 😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Trandy Saputro MP
Kok si Agum tahan ya biasanya kalau sdh berduaan apalagi saling berdekapan langsung ada yg keras dan pengin dipuasin wkwkwk pengalaman pribadi 26 tahun yg lalu
2021-08-25
0
Elly Mei
MP nya ditunda sodara..😁😁😁
2021-01-07
0
Nok Diah Shopp
aku mampir di judul yg lain nya tor
2020-12-23
0