“Guys... tebak siapa yang datang bersama Daniel?" Emily berkata sambil tersenyum gembira menatap semua orang yang tengah duduk di karpet apertemennya.
"Bill Gates?" Sudah jelas pertanyaan ini dari Gerard yang hanya dapat tatapan 'yang benar saja' dari Emily.
"Mr. Grey?"
"Oooh.. tolong katakan kalau itu dia!" Ucap Calista mendukung prediksi Alexa yang membuat Theo memutar bola matanya.
"Aku juga berharap kalau itu dia, tapi sayang bukan pria seksi itu yang datang," jawab Emily dengan wajah menyesal.
"Hei, aku di sini, cupcake!" Protes Dylan yang hanya diacuhkan oleh tunangannya itu.
"Apa kita perlu menyewa seseorang untuk melenyapkan Tuan. Abu-abu itu?" Bisik Theo di telinga Dylan.
"Ide bagus, kita akan membicarakan ini nanti," Dylan menjawab dengan bisikan serupa yang membuat keduanya 'tos' dengan minuman kaleng milik mereka.
"Kerelyn Howard?" Alex berkata dengan santai tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi. Penampilan pria itu saat ini terlihat berbeda dengan janggut dan rambut gondongnya dan walaupun ia tak memberi tahu tentang alasan di balik perubahan penampilannya, semua yang ada di ruangan itu mengetahui kalau salah satu detektif terbaik NYPD itu tengah dalam aksi penyamaran.
"Bagaimana kau tahu?" Tanya Emily sambil membelalakan mata tak percaya ke arah Alex yang hanya tersenyum sambil mengangkat bahunya santai, "Daniel baru saja menghubungiku, dia bilang sekarang mereka sudah berada si tempat parkir dan dia meminta kita untuk bersikap normal," lanjut Emily sambil menatap semuanya.
Tak berapa lama terdengar suara bel apartemennya bunyi, "Itu mereka!" Seru Emily dengan antusias, "Ingat! Normal, ok!" Ucapnya sambil berjalan ke arah pintu.
Tapi semua interuksinya itu hanya sia-sia saja, karena tepat ketika pasangan itu masuk ke ruang TV semua orang kini menatap mereka dengan penuh selidik, untuk sesaat ruangan itu tiba-tiba hening dan itu sukses membuat Kerelyn terlihat salah tingkah sedangkan Daniel hanya memutar bola matanya.
"Apa kalian berkencan?" Seperti biasa Alexa yang terkenal paling ceplas ceplos dari semuanya, mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran mereka semua.
"A.. apa?" Tanya Kerelyn dengan gugup.
"Tidak, kami tidak berkencan," Daniel berkata sambil berjalan ke arah tengah dan menyimpan 5 dus pizza ukuran besar di atas karpet, mengingat kursi dan juga mejanya telah di geser ke pinggir dan ruangan itu telah di gelar karpet dimana semua orang terlihat duduk santai sambil berselonjor di atasnya.
"Yes! Aku menang," seru Alexa penuh dengan kebahagian sambil menengadahkan tangan ke arah Theo dan Dylan yang dengan menyesal memberi gadis itu uang $10, begitu juga Alex yang memberinya uang dalam jumlah yang sama, sebelum akhirnya dia melakukan tos dengan Gerard dan membagi dua hasil taruhannya itu.
"Em, apa kau memberitahu mereka semua tentang pesanku tadi?" Tanya Daniel sambil kembali memutar bola matanya sebelum duduk di sebelah Alex yang tengah menyisir rambutnya menggunakan tangan karena menghalangi penglihatannya.
"Aku sudah memberitahunya, Daniel, percayalah," ucap Emily sambil kembali duduk di depan Dylan dan bersandar di dada tunangannya.
"Kerelyn, duduklah," Alexa menepuk tempat di sebelahnya mengundang gadis itu yang terlihat canggung, "Kau tidak keberatan duduk di bawah?"
"Tidak... tidak sama sekali," Jawab Kerelyn sambil menerima selimut yang Alexa berikan kepadanya untuk menutupi kakinya mengingat malam ini ia mengenakan dress selutut, dan ia akan mengingatnya minggu depan ia harus menggunakan celana panjang seandainya Daniel mengajaknya ke sini lagi. Ia pasti akan mengajaknya lagikan?
"Pizzanya sangat enak, thanks, D," ucap Theo dengan mulut penuh dengan paperoni pizza.
"Kerelyn yang membelikannya untuk kalian," ucap Daniel sambil mengambil satu potong pizza untuk dirinya.
"Waah benarkan? Kau seharusnya tidak usah repot repot seperti ini," Alexa berkata sambil mencari cheesy pizza yang menjadi favorit dirinya dan Emily, senyum lebar menghiasa wajah keduanya ketika menemukan apa yang mereka cari ada di antara dus-dus makanan itu.
"Tidak merepotkan sama sekali, aku senang kalau kalian semua menyukainya."
"Kami sangat menyukainya... percayalah," Gerard berkata dengan mulut penuh, melihat mereka semua bersikap santai seperti itu membuat Kerelyn bahagia ia sangat mendambakan suasana hangat seperti ini.
"Ceritakan pada kami, bagaimana kalian saling mengenal?"
Alex memulai investigasi dengan santai sambil memakan meaty pizza yang topingnya penuh dengan daging asap, sosis, daging cincang, paprika dan keju mozarela, tangan kirinya bertumpu di atas lutut yang jari-jarinya memegang atas kepala menahan rambut depannya agar tak menghalanginya saat ia makan, melihat itu Alexa menggelengkan kepala lalu berdiri menuju kamarnya, saat ini ia kembali tinggal bersama Emily mengingat ia telah kembali ditugaskan di New York.
"Kami bertetangga hampir lebih dari tiga tahun," Kerelyn mengawali ceritanya.
"Kalian bertetangga selama ini? Bagaimana kami tidak mengetahuinya?" Gerard menatap Daniel tak percaya.
"Percayalah, G, awalnya aku juga tidak mengetahui kalau dia artis terkenal," ucap Daniel berusaha membela dirinya.
"Kami hampir tidak pernah bertemu, sampai akhirnya hari itu terjadi," Kerelyn menarik napas panjang sebelum melanjutkan ceritanya, "Daniel, menyelamatkanku ketika mantan kekasihku memukuliku dan aku hampir saja mati seandainya dia tidak mendobrak pintu untuk menyelamatkanku," ucapan Kerelyn itu membuat semua orang terdiam karena terkejut.
"Ya Tuhan... maafkan kami," Calista berkata dengan rasa empati mendalam, yang membuat Kerelyn tersenyum.
"Tidak apa-apa itu sudah lama terjadi, yang penting sekarang aku baik-baik saja, berkat Daniel," ucap Kerelyn sambil tersenyum menatap Daniel lembut yang juga tengah menatapnya, hening selama beberapa saat sampai akhirnya terdengar teriakan kesakitan Alex yang memecah keheningan.
"Awww.. Lexi, pelan- pelan!" Serunya ketika tiba-tiba Alexa menjambak rambut Alex hingga kepala pria itu menengadah ke belakang.
"Maafkan aku, aku sedikit terbawa emosi mendengar ada seorang pria yang memukul seorang wanita," ucap Alexa dengan menyesal sambil mengelus elus rambut Alex, "Pria itu diciptakan untuk melindungi kaum perempuan bukannya menyiksanya," lanjutnya sambil mulai menyisir rambut gondrong Alex menggunakan sisir yang dia bawa dari kamarnya beberapa saat yang lalu, "Tapi ******** itu malah berani memukul Kerelyn sampai seperti itu!"
"Aww... Lexi, bukan aku yang memukulinya!" Seru Alex karena tanpa sadar Alexa kembali menjambak rambut Alex.
"Ya Tuhan, maafkan aku tak sengaja," ucapnya menyesal sambil kembali mengelus kepala Alex bahkan sekarang dia meniupi kepalanya seperti seorang ibu yang meniupi luka anaknya karena jatuh dari sepeda.
"Lexi, hentikan!" Pintanya sambil bergidik karena geli, ia paling tidak tahan kalau ada seseorang menyentuh tengkuknya atau meniupi bagian leher dan telinganya, "Cepat lakukan apapun yang kau mau lakukan dengan rambutku!"
"Aku pasti sudah selesai kalau kau tidak selalu berteriak!"
"Aku berteriak karena kau menjambaku, Lexi!"
"Jangan terus memanggilku, Lexi!"
"Awww... baik-baiklah!" Alex menyerah karena gadis itu kembali menjambak rambutnya.
"Aaah aku suka Alex sang penurut," ucap Alexa sambil kembali menyisir rambut Alex lalu menguncir bagian atasnya hingga tak lagi menghalangi penglihatannya.
"Jadi dimana ******** itu sekarang?" Dylan bertanya tanpa menghiraukan perdebatan kecil antara Alex dan Alexa.
"Dia dihukum empat tahun penjara, jadi sepertinya masih di dalam sana, dan aku berharap dia tak pernah dibebaskan," ucap Kerelyn yang langsung dapat anggukan setuju dari ketiga gadis lainnya.
"Siapa nama b*j*ng*n itu?" Tanya Alex yang sekarang terlihat keren dengan rambutnya yang diikat, ia mengambil minuman soda di hadapannya lalu membukanya.
"Simon... Simon Javier."
Alex terbelalak menatap Kerelyn, ia membiarkan kaleng sodanya menggantung di udara, dan reaksi pria itu membuat semuanya terdiam dan saling pandang.
"Apa kau mengenalnya?" Daniel bertanya sambil menatap Alex serius.
"Iya, aku mengenalnya," jawab Alex dan mengalihkan pandangannya ke arah Daniel, "Dia telah bebas beberapa bulan lalu."
Pernyataan Alex itu sukses membuat semua pria yang berada di ruangan itu mengumpat dan para perempuan mengucap nama Tuhan, sedangkan kerelyn langsung memucat. Kilasan kejadian tiga tahun lalu kembali menyeruak kepermukaan dan rasa dingin tiba-tiba merambati tulang belakangnya membuat bulu kuduknya berdiri.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
sakura🇵🇸
hemmm jangan2 yang selalu mengirimi bunga tulip?
simon dendam karena dimasukkan ke penjara
2024-02-19
0
ohana
pingin ikutan makan pizza gtu, sambil gabung ma cogan, jadi cameo mau aq
2022-06-17
0
Nola Sefrina
keren karya²mu thor
2022-06-14
0