"Kau tidak apa-apa?" Emily bertanya sambil menggenggam tangan Kerelyn yang terasa dingin.
"Iya, aku... aku baik-baik saja," Kerelyn berusaha tersenyum walaupun terlihat sangat dipaksakan, "Oh tidak, aku tidak baik-baik saja," lanjutnya dengan ketakutan yang sangat kentara dan itu membuat semua orang merasa prihatin untuknya.
"Kau tidak usah takut, aku akan menjagamu," Daniel berkata dengan sungguh-sungguh, "Untuk sementara, jangan pergi sendirian, apa kau paham?" Lanjutnya lebih berupa perintah daripada pertanyaan.
Mendengar itu hati Kerelyn tiba-tiba merasakan hangat karena ia yakin kalau pria itu akan memegang ucapannya untuk menjaga dirinya.
"Kerelyn, maafkan aku harus menanyakan sesuatu padamu," Alex berkata dengan serius, "Apa kau tahu kalau dia pengedar narkotika?"
Semua orang terbelalak mendengar pertanyaan Alex, Kerelyn mengerutkan keningnya sesaat sebelum akhirnya menggelengkan kepala.
"Aku tahu kalau dia pemakai karena pernah melihat menggunakannya dan itu yang menyebabkan aku ingin berpisah dengannya, dan yang terjadi saat itu aku berakhir di Rumah Sakit, tapi kalau seorang pengedar... aku benar-benar tidak tahu."
Alex mengangguk mendengar cerita Kerelyn, "Sebaiknya kau berhati-hati, Kerelyn, dan kalau dia berani menemuimu lagi kau cepat hubungi polisi untuk meminta bantuan, apa kau paham?" Lagi-lagi lebih bersifat perintah daripada pertanyaan, tapi hal itu kembali membuat dadanya terasa hangat oleh perhatian.
Semua orang kembali terdiam larut dalam pikiran mereka masing-masing tapi yang menjadi objek pikiran mereka sama, yaitu tentang Kerelyn dan nasib yang telah dilalui perempuan yang selalu tampil ceria dan tersenyum di depan kamera, mereka kini mengetahui kalau perempuan itu hanya perempuan biasa yang bisa terluka, sedih dan juga ketakutan dalam dunia nyata.
"Jadi film apa yang kau bawa, D?" Theo memecah keheningan dan berusaha mengalihkan pembicaraan dari masalah yang membuat Kerelyn memucat.
"Tidak bisakah kita menonton F&F lagi?" Emily bertanya sambil melihat tumpukan dvd yang Daniel bawa.
"Tidak!" Jawab para pria hampir bersamaan yang membuat Emily cemberut dan langsung mendapat hadiah ciuman lembut dari Dylan dan membuatnya kembali tersenyum.
"Kalau begitu Twi..."
"Tidak!" Semuanya kembali menjawab sebelum Alexa menamatkan ucapannya yang membuat gadis itu cemberut tapi naas baginya karena tak ada yang menghadiahinya ciuman seperti halnya Emily.
Ketika semua orang masih berdebat tentang film apa yang akan mereka tonton, Alex memberikan kode kepada Daniel untuk mengikutinya, ia berjalan lebih dahulu ke arah dapur yang tak lama kemudiaan disusul oleh Daniel.
"Dengar, D, kau harus menjaga Kerelyn untuk beberapa waktu ke dapan, Simon telah merencanakan sesuatu terhadapnya." Alex berbisik sambil membuka lemari es untuk mencari sesuatu.
"Sial! Bukankah seharusnya baj*ngan itu masih di dalam penjara? Bagaimana mungkin dia bisa bebas?" Daniel menggeram, ia mengingat bagaimana Kerelyn berlumuran darah saat itu dan itu pemandangan yang sangat mengerikan.
"Dengan uang dan kekuasaan semua bisa terjadi, Man," ucap Alex sambil mengeluarkan plastik apel kemudian menutup lemari pendingin itu.
"Apa dia sehebat itu?" Daniel bertanya sambil mengambil mug dari dalam lemari dan mengisinya dengan air dingin.
"Simon Javier adalah orang yang bertanggung jawab atas peredaran obat-obatan dari setengah wilayah kota New York."
"Sial!" Daniel mengumpat setelah menyadari dengan siapa Kerelyn berhadapan selama ini, "Bukankah selama ini dia di dalam penjara? Bagaimana dia menjalankan bisnisnya?"
"Sudah ku katakan, D, dengan uang dan anak buah yang setia dia bisa menjalankannya walau dengan tangan terikat."
Mereka terdiam beberapa saat, Alex mulai menggigit apelnya sedangkan Daniel hanya berdiri tampak sedang berpikir.
"Apa kasusmu saat ini ada hubungannya dengan baj*ngan itu?"
Alex hanya mengangguk sebagai jawaban, Daniel sendiri tak bertanya lebih lanjut mengingat sudah sering sahabatnya itu menjalankan penyamaran dan dia mengetahui bagaimana Alex harus merahasiakan tentang penyamarannya dari siapapun termasuk keluarganya sendiri.
"Yang perlu kau tahu adalah Simon orang yang sangat berbahaya, dia tidak akan membiarkan musuh-musuhnya begitu saja. Dan Kerelyn adalah orang yang dia anggap paling bertanggung jawab terhadap penangkapannya kemarin yang menyebabkan reputasinya sedikit tercoreng dan menyebabkan kerugian cukup besar."
Daniel kembali terdiam memikirkan bagaimana cara menjauhkan tetangganya itu dari bahaya yang sedang mengancamnya.
"Apa sebaiknya dia memberitahu Managernya dan meminta beberapa orang untuk mengawalnya?"
Alex mengangguk setuju, "Sebaiknya kita melakukan pencegahan sebelum hal buruk terjadi."
"Baiklah aku akan mengingatkannya supaya memberitahu managernya mengenai masalah ini."
"Apa yang kalian berdua lakukan di sini?"
Daniel dan Alex membalikkan badan menghadap asal suara dimana Alexa tengah berdiri menatap keduanya dengan curiga.
"Ckkk.. kalian pasti sedang membicarakan perempuan," ujar Alexa sambil menggelengkan kepala, yang membuat Daniel dan Alex hanya mengengkat alis santai, "Daniel, Karelyn dari tadi mengawasimu seperti Elang," bisiknya sambil mencondongkan badan ke arah kakak laki-lakinya itu. Daniel mengalihkan pandangannya ke arah Kerelyn lalu tersenyum kepada perempuan yang memang sedang menatapnya.
"Apa kalian berpacaran?" Alexa bertanya dengan santai sambil mengupas apel, tapi berbeda dengan Daniel yang sampai tersedak gara-gara pertanyaan adiknya itu.
"Tidak, kami tidak berpacaran... dia sudah memiliki kekasih, Lexa," jawab Daniel setelah berhenti terbatuk-batuk.
Alexa mengerutkan keningnya tak percaya, "Benarkah? Tapi aku yakin dia menyukaimu."
"Dia Matt Foster, aku melihatnya mengantarkan Kerelyn kemarin malam, dan tadi kau harus lihat bagaimana mereka berpose dalam pemotretan."
"Pemotretan?"
Daniel mengangguk, "Tadi siang mereka berdua baru saja melakukan pemotretan dan aku yang memotretnya."
"Jadi tadi dia bersama kekasihnya dan sekarang bersamamu?" kali ini Alex yang bertanya sambil bersandar di meja dapur dengan santai.
"Dia bilang Managernya ada urusan begitu juga dengan kekasihnya."
"Apa dia bilang kalau Matt adalah kekasihnya?"
"Tidak, tapi kau akan mengetahuinya hanya dengan melihat bagaimana mereka merapatkan badan satu sama lain," ujar Daniel sambil mengambil.potongan apel.
"Aaahhh." Alex dan Alexa berucap bersamaan sambil tersenyum yang membuat Daniel bingung.
"Apa?" Tanya laki-laki bermata hitam itu sambil menatap double A bergantian.
"Kau cemburu," Alexa berujar yang di dukung Alex dengan anggukan kepala serius.
"Tidak!"
"Iya, dan Matt bukan kekasihnya," lanjut Alexa sambil menggigit potongan apel.
Daniel mendengus mendengar prediksi adiknya itu, "Bagaimana kau tahu?" Daniel menyilangkan tangannya di atas dada sambil menatap gadis bermata coklat itu.
"Alex, apa kau akan membiarkan kekasihmu melewatkan sabtu malam bersama pria lain seperti... Daniel?" Alexa bertanya sambil menatap Alex yang langsung menggeleng.
"Tidak, aku akan mengawasinya selama 24 jam."
"Alex, apa kau akan membiarkan kekasihmu di antar oleh pria lain seperti.. Daniel?"
"Tidak, aku akan mengantarnya lebih dulu."
"Daniel, bukankah dia yang merawatmu ketika tanganmu terluka?" Daniel mengangguk menjawab pertanyaan Alexa.
"Alex, apa kau akan membiarkan kekasihmu merawat pria lain seperti... Daniel?"
Lagi-lagi Alex menggeleng dengan wajah serius, "Tidak... aku lebih baik menyewakan perawat untuknya."
"Kau lihat? Bahkan pria seperti Alex-pun tidak akan membiarkan kekasihnya merawat pria lain lalu menghabiskan sabtu malam bersama pria itu dan juga teman-temannya... dan kalau Matt Foster kekasihku, aku dengan bangga akan mengenalkannya kepada semua orang," Alexa mengangguk serius mendramatisir hasil prediksinya.
"Apa maksudmu dengan pria sepertiku?" Alex mengerutkan alis menatap Alexa.
"Playboy," jawab Alexa santai.
"Oooh," Alex mengangguk mengerti.
Daniel terdiam beberapa saat memikirkan ucapan Alexa, "Kalian salah, dia merawatku karena merasa berhutang nyawa padaku, dia tidak melewatkan sabtu malam hanya berdua denganku tapi dengan kalian semua, dia pulang bersamaku karena kami tinggal di gedung apartemen yang sama," ucap Daniel mencoba memberikan hasil pemikirannya sendiri, tapi itu hanya membuat double A menghembuskan napas panjang dan menatapnya dengan prihatin.
"Dia menyukaimu, D," ucap Alex sambil tersenyum menggoda sahabatnya itu.
Daniel terbelalak tak percaya, "Tidak, kau pasti salah."
"Dia benar, Daniel, Kerelyn menyukaimu," ucap Alexa santai sambil tersenyum.
Daniel mengangkat alisnya, "Bagaimana kalian mengetahuinya?"
"Demi Tuhan... kau sangat pintar dalam semua hal, kecuali soal perempuan.. kau tidak lihat bagaimana dia selalu menatapmu dengan mata berbinar?" Alexa terlihat putus asa mengingat bagaimana kakaknya itu kurang memahami bagaimana perempuan.
"Lexi, apa kau akan menghabiskan waktumu untuk merawat pria yang tidak kau sukai walaupun dia telah menyelamatkanmu?" Kini giliran Alex yang bertanya.
"Tergantung, apa dia tampan atau tidak," jawab Alexa santai yang membuat Alex menatapnya kesal.
"Lexi!" Serunya mengingatkan gadis itu.
"Oh baiklah.. tidak, aku tidak akan melakukan itu, tapi aku akan memberikannya uang untuk berobat," ucap Alexa sambil mengangguk.
"Apa kau akan menghabiskan sabtu malam bersama pria lain, disaat kau memiliki kekasih yang sangat tampan dan terkenal?"
"Tidak, tentu saja tidak, aku lebih baik menghabiskan malamku sendirian ditemani Edward Culan," Jawab Alexa serius.
"Lexi, apa kau akan meminta tetanggamu untuk mengantarmu pulang disaat kau bersama kekasihmu?"
"Tidak, aku akan mengancamnya kalau dia tidak mengantarku pulang terlebih dahulu! Atau lebih baik aku naik taxi, tapi kalau tetanggaku itu pria tampan dan menawariku mengantarku pulang, aku akan memikirkannya."
"Lexi, cukup," ujar Alex sambil memutar bola matanya mendengar ucapan gadis itu, "Kau lihat? Bahkan perempuan seperti Lexi-pun tidak akan menghabiskan waktu mereka bersama seorang pria yang tidak dia sukai."
"Apa maksudmu dengan perempuan sepertiku?"
"Jomblo."
"Oooh."
Daniel terdiam beberapa saat memikirkan ucapan double A, dia kembali menatap Kerelyn yang diam-diam tengah mencuri pandang ke arahnya. Gadis seperti Kerelyn yang bukan saja cantik tapi juga artis terkenal tidak mungkin menyukainya kan?
"Oooh... aku benci kalau kalian sudah bekerjasama seperti ini," Daniel menggelengkan kepala menatap keduanya yang hanya tersenyum santai, "Aku lebih suka kalau kalian bertengkar," lanjutnya sambil pergi meninggalkan keduanya.
"Mau bertaruh berapa lama dia akan menyadari perasaannya?" Alexa menatap Alex dengan pandangan menantang.
"Satu bulan," Alex berkata dengan yakin.
"Tiga bulan."
"Yang kalah harus mengabulkan tiga permintaan yang menang," Alex mengajukan taruhannya kali ini.
"Ok, setuju!"
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Renesme
Xixixiii seru
2024-08-04
0
sakura🇵🇸
kirain kalian udah pacaran lho😅😅😅 lexi dan alex🤭
2024-02-19
0
𝐙⃝🦜尺o
satu playboy satu jomblo😂😂😂😂
2022-11-26
0