Namaku Max Mannermaze, bukan nama yang sulit untuk diucapkan bukan? Aku adalah salah satu murid praktek sekolah Maximize yang bisa dibilang cukup rajin serta sangat imajinatif. Orang tuaku adalah guru yang mengajar di sekolah teori Maximize, yah jadi wajar jika aku selalu dianggap pintar oleh beberapa orang sekitarku. Bulan depan umurku akan genap 17 tahun, aku tahu semua orang pasti sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti pertandingan kitab Enchanted, seperti yang kalian tahu, hal itu sudah menjadi hal yang sangat biasa diperbincangkan masyarakat Omegalfa dan juga masyarakat Memorijin pastinya. Ada hal rahasia dalam hidupku yang sebenarnya hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya. Jadi, sejak kecil, orangtuaku selalu yakin bahwa aku tak pernah dikarunia kekuatan seperti anak spesial lainnya, ya seperti yang sudah kalian tahu juga, untuk mendapatkan anak berkekuatan super tidaklah semudah itu.
Kedua orangtua anak harus mewarisi darah asli klan mereka, atau setidaknya jika ada kecacatan genetika pada salah satu orangtua, tetapi kakek dan nenek buyutnya punya kekuatan maka masih ada kemungkinan 90 persen anaknya akan lahir dengan memiliki kekuatan elemen. Bahkan sewaktu diriku yang saat itu belum bisa menghitung, diikutkan tes untuk melacak kekuatan pada anak, dan tak didapati hal yang special dari diriku ini, bisa dibilang orangtuaku sangat berharap anaknya dapat tumbuh dengan kekuatan elemen, karena kedua orang tua Ayah dan Ibuku dikaruniai hal tersebut tetapi mereka berdua tidak. Itu sebabnya mereka bisa menjalin hubungan sedekat itu sejak mereka remaja, mereka selalu dapat bercerita dan menjalin hubungan asmara dengan orang yang berlatar belakang sama yaitu para non-elemen. Dengan mengetahui buah hati mereka adalah seorang non-elemen bisa dibilang mereka cukup puas dengan hasilnya. Sampai akhirnya, dengan senang hati mereka memasukkan aku di sekolah teori Maximize yang merupakan tempat mereka mengajar juga. 2 tahun saat ku menjalani kegiatanku di sekolah, semuanya tampak baik baik saja,saat itu kalau tidak salah,aku masih berusia 5 tahun. Orang tuaku bercerita, pada tahun ke-3 bulan pertama aku sekolah, saat itu keadaannya hujan deras dan berangin sangat kencang. Setelah orangtuaku selsai mengajar kelas, mereka pun langsung terburu-buru untuk menjemputku di kelasku, mereka lalu cepat cepat menggendongku dari gendongan guruku.
"Terimakasih nyonya Misel, telah menjaga Max, kami pulang duluan yaaa, sampai jumpa besok." kata Ibuku sambil tergesa-gesa melambaikan tangannya.
Segera mereka berlari menaiki kapsul, semua masyarakat Memorijin menggunakan transportasi pribadi berupa kapsul yang berukuran seperti mobil di bumi pada umumnya namun bedanya bentuk kendaraan ini mirip seperti kapsul medis yang umumnya sering kalian lihat sehari-hari di rumah sakit. Lalu dalam perjalanan mereka pun mega diliputi sedikit rasa kuatir, hanya diriku yang masih bisa tertidur lelap disaat hujan dan angin semakin menerpa kapsul kami. Di dalam kapsul tiba-tiba Ibuku teringat sesuatu.
"Sayang, apakah sebaiknya kita berhenti terlebih dahulu di supermarket depan untuk menunggu hujan reda, sekaligus membeli popok untuk Max, karena persediaannya juga sudah hampir habis," kata Ibuku."Ooo okelah kalau begitu," balas Ayahku.
Akhirnya mereka pun berhenti di parkiran supermarket, Ayahku menurunkan Ibuku terlebih dahulu di lobby supermarket, dan nantinya Ayahku akan mengambilkan stroller bayi milikku di bagasi kapsul dan segera masuk, lalu kapsul akan memarkirkan badannya sendiri secara otomatis. Saat Ibuku sedang berdiri di depan pintu lobby yang sudah tidak terkena hujan, ia memperhatikan Ayah dari jauh yang sedang membuka bagasi secara tergesa-gesa.
Tidak lama Ibuku melihat ada sebuah kapsul lain yang sedang melesat dengan kecepatan tinggi di belakang kapsul Ayahku, sangat wajar saat itu karena kondisinya seluruh area lobby dipenuhi oleh rintik hujan yang sangat deras sehingga penglihatan tidak terlalu jelas. Sesaat sebelum kapsul tersebut menabrak kapsul Ayahku,"SAYAAAANGGGG...." teriak Ibuku. Tiba tiba terdapat suara petir yang sangat besar sedang menyambar capsul di belakang Ayahku, "DUARRRRR...DUARRRRR!!!"
Terlihat kapsul yang hendak menabrak Ayahku pun, terpental sekitar 1 m saja, namun kondisinya tidak terlalu buruk. Ibu pun segera melihat ke arah diriku yang Sedang digendongnya, ia melihat tanganku sedang mengarah ke atas langit lalu ke arah kapsul tadi yang hendak menabrak Ayahku, seperti hendak menyuruh langit melakukan sesuatu. Segera Ayahku berlari menghampiri Ibuku, dan langsung menurunkan tanganku dengan cepat, segera dentuman yang disebabkan petir pun segera berhenti, kapsul yang hendak disambar tadi pun masih bisa menghindar setelah berkali-kali di serang oleh petirku lalu pergi entah kemana. Segera Ayah menaruhku di stroller bayi dan menarik Ibuku ke dalam supermarket. Sejak hari itu, mereka mulai merasa ada sesuatu hal yang janggal dalam diriku.
Awalnya mereka kira peristiwa tersebut hanyalah kebetulan, sampai beberapa hari setelah kejadian tersebut, ketika Ayah dan Ibuku Sedang libur, mereka berniat untuk mengajakku bermain di Taman ketika siang hari. Matahari pun bersinar dengan sangat terik, mereka terus bermain dengan diriku sambil sesekali mengajariku berlari dan melompat. Selesai bermain, aku duduk di pangkuan Ibuku sambil mendengerkan Ayahku yang sedang bercerita. Tak lama, cuaca pun berubah drastis menjadi mendung, lalu seketika berubah kembali menjadi siang, lalu berubah terus menerus hingga tiga kali. Ayah dan Ibuku saat itu langsung menatap satu sama lain dan segera memandangi diriku, ternyata ketika mereka melihat wajahku, warna mataku berubah menjadi putih seperti sedang terkena mantra. Kejadian itu berlangsung cepat,hanya sekitar 5 menit, kemudian langsung Ayahku menutup mataku perlahan, dan cuaca langsung berhenti berubah.
Akupun langsung tertawa usai Ayah membuka mataku kembali, aku yang masih kecil mengira, mengubah cuaca hanyalah salah satu permainan saja yang bisa semua anak lakukan. Semakin lama, aku semakin sering menyalakan lampu rumahku sendiri, hanya dengan cara mengarahkan jarikku ke arah lampu saja. Ayah ku semakin khawatir, jika ini dibiarkan,apa kata teman-teman sekelas teoriku. Suatu hari mereka pun memberitahuku, jika aku sebenarnya adalah salah satu anak yang dikaruniai kekuatan elemen. Langsung pada hari itu juga, mereka membawaku lagi ke sebuah tempat untuk melacak jenis kekuatan super apa yang dimiliki seseorang. Tak lama, hasilnya keluar, mereka segera membacanya dan ternyata aku positif memiliki kekuatan super. Hasil lab tersebut hanya dapat menunjukkan apabila DNA orang tersebut mengandung cairan elemen atau tidak.
Orangtuaku tak tahu, jika kekuatan ini dapat disebut kutuk atau berkat, karena sejauh ini kedua orangtuaku selalu berpikiran jika kelak keturunan mereka adalah seorang non-elemen. Dengan cepat mereka segera mengurus segala biaya administrasi untuk memindahkanku ke sekolah praktek Maximize, karena aku telah memenuhi syarat sebagai siswa yang positif memiliki DNA elemen.
Itulah beberapa asal usul kekuatanku ketika aku kecil, sekarang aku telah berusia 16 tahun, tumbuh tinggi dengan rambut pirang yang sama dengan Ibuku. Sekarang aku adalah salah satu orang yang mahir mengendalikan cuaca. Setiap harinya aku selalu sibuk belajar bela diri dan juga melatih kemampuan cuacaku ini dilapangan outdoor sekolah Maximize. Kulakukan semua ini hanya agar dapat lolos seleksi menjadi perwakilan peserta Memorijin untuk mengikuti pertandingan Enchanted, tahun depan.
Setahun kemudian...
Satu hari sebelum hari pendaftaran dimulai, aku mendengar dengan jelas ada sebuah suara merdu nan indah berbisik di telingaku, suara tersebut muncul di saat aku sedang bimbang, apakah aku benar-benar dapat selamat di pertandingan itu, yang ada di pikiranku hanyalah mereka, Ayah dan Ibu...
"Ikuti...pertandingan..." bisik suara tersebut lembut.
Suara tersebut bahkan terus terngiang di pikiranku dan mulai tak terdengar lagi saat pendaftaran Enchanted di kelas selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments