Bab 3

Mendengar kata-kata itu, membuat Johan semakin marah. Dia menarik lengan Widya dengan kasar, "Jangan harap kau bisa bercerai dariku!" ucapnya dengan nada yang tinggi.

"Kenapa? Kenapa Mas tidak mau menceraikan aku? Mas bahkan tidak sudi tidur seranjang denganku! Lalu kenapa Mas masih mempertahankan pernikahan ini?" Widya mengeluarkan semua kemarahannya selama ini. Dia melontarkan pertanyaan yang selalu terlintas di pikirannya.

"HAHAHA... Jadi itu sebabnya kau ingin bercerai? Karena aku tidak menyentuhmu? Sebegitu inginnya kau di sentuh olehku? Atau sebetulnya kau memang suka di sentuh oleh laki-laki manapun?" Johan tertawa lebar, senyuman dan cibiran dari wajahnya membuat hati Widya semakin hancur berantakan. Tak ada lagi sisa-sisa tenaga untuk menjawab pertanyaan yang begitu menghina dirinya sebagai seorang wanita.

Widya memilih diam, dia mengambil tas dan ponsel, berniat beranjak pergi dari rumah yang menyiksa batinnya setiap hari. Namun Johan kembali menarik lengannya, dia menghempas tubuh Widya ke atas ranjang.

"Mau ke mana kau? Aku masih berbicara dengan mu!" hardik Johan dengan wajah marah.

"Aku akan kembali ke rumah orang tuaku!" jawab Widya yang membuat amarah Johan semakin meninggi.

"Sudah ku bilang, kau tidak boleh ke mana-mana tanpa izin dari ku! Kau juga tidak akan bisa bercerai denganku!" teriak lelaki itu yang berujung kekerasan.

Johan naik ke atas ranjang, tubuhnya menimpa tubuh Widya. Dengan kasar laki-laki itu melepas semua pakaian Widya, lalu dia melepas celananya sendiri. Tanpa aba-aba, dia memasukkan pusakanya ke dalam tubuh Widya. Membuat wanita itu merintih kesakitan. Baru kali ini dia merasa sakit yang begitu perih dan menusuk di dalam tubuhnya. Cairan merah dari bawah sana terasa di kulit Johan, membuat pria itu menghentikan sikap kasarnya.

"Kau... kau masih perawan?" tanya Johan terbata-bata. Gugup dan panik terlihat di wajahnya seketika melihat darah di atas sprei putih yang kini meninggalkan noda.

Widya hanya diam, air matanya keluar begitu saja tanpa bisa ditahan. Sementara Johan masih terkejut mengetahui jika istri yang dia nikahi ternyata masih seorang perawan.

"Jika Widya masih perawan, lalu siapa wanita yang kulihat di dalam video itu?" pikirnya.

"Wid, maafkan aku!" ucap Johan dengan wajah penuh penyesalan. Dia membelai lembut wajah istrinya yang masih dibasahi oleh air mata.

Beberapa menit kemudian, Widya berdiri, dia menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Rasa sakit di bagian bawah tubuhnya masih begitu terasa. Nyeri dan perih, membuatnya berhati-hati ketika membersihkan bagian di sana. Ditambah bengkak di pipi nya akibat tamparan dari Johan, tubuhnya terasa semakin tak nyaman.

"Jadi, selama ini dia mengira aku tidak perawan lagi? Itu sebabnya dia tidak sudi tidur seranjang dengan ku?" pikir Widya dalam hati.

Hatinya terasa sakit memikirkan betapa rendah dirinya di mata suaminya. Johan, suami yang menjadi satu-satunya lelaki yang di cintai oleh Widya selama hidupnya.

Widya keluar dari kamar mandi, dia menatap suaminya yang masih duduk merenungi kesalahannya. "Mas, tolong ceraikan aku!" pinta wanita itu.

"Maafkan aku! Tolong jangan meminta cerai. Aku sangat mencintaimu Wid. Aku benar-benar mencintaimu!" Johan memohon sambil berlutut di depan istrinya. Meski dirinya masih marah, namun hatinya tidak tega melihat suaminya berlutut dan memohon seperti itu.

"Mungkin, rumah tangga ini masih bisa di pertahankan!" pikir Widya.

Johan duduk di sebuah sofa di ruang tamu, dia memikirkan kembali video yang dikirimkan oleh orang tak dikenal pada hari pernikahannya. Di dalam video itu memperlihatkan adegan ranjang istrinya bersama pria lain. Melihat rekaman video itu, membuat Johan berpikir jika Widya telah menghianati cinta mereka.

Namun rasa cintanya kepada Widya tak pernah berkurang, dia masih mencintai wanita itu dan tidak ingin melepaskannya. Itu sebabnya dia masih mempertahankan pernikahan mereka. Sedangkan Luna, wanita itu hadir ketika perasaan Johan sedang kacau. Luna menjadi pelampiasan bagi Johan yang menginginkan kehangatan dari seorang wanita.

Setelah mengetahui kebenaran ini, Johan merasa sangat bersalah. Tetapi dia sedikit bingung dan penasaran, siapa wanita yang berada di dalam video yang di lihatnya itu? Wajah wanita itu sangat mirip dengan Widya.

Sejak hari itu, hubungan Johan dan Widya semakin hari semakin membaik. Hingga suatu malam, Johan meminta Widya untuk tidur di sampingnya. Widya merasa senang dengan perubahan suaminya yang semakin ramah. Dia pun menuruti keinginan suaminya.

"Wid, kamu sudah siap punya anak?" tanya johan tiba-tiba, membuat hati Widya merasa bahagia. Dia berharap malam ini akan menjadi malam pertama baginya dan sang suami.

Widya mengangguk pelan, wajahnya merona seketika karena memikirkan adegan romantis yang akan dia lakukan bersama suami. "Mas Johan sendiri gimana? Sudah siap punya anak, Mas?" tanya Widya sambil menatap wajah suaminya.

"Tentu, aku sangat menginginkan kehadiran anak di keluarga ini, anak kita berdua!" bisik suaminya pelan, membuat bulu kuduk Widya berdiri karena hembusan nafas di telinganya.

Pasangan suami istri itu saling menatap, wajah mereka perlahan mendekat. Melihat bibir merah Widya, keinginan Johan untuk meluumatnya langsung terbangkitkan. Hasrat yang sudah lama dia pendam sejak hari pernikahan mereka. Tanpa berlama-lama, johan menempelkan bibirnya ke bibir merah milik istrinya. Ciuman yang hangat dan panjang berlanjut hingga ke area lain.

Ciuman itu turun ke leher jenjang Widya, perasaan geli bercampur nikmat dirasakan oleh wanita itu. Sapuan dari benda lunak tak bertulang membuatnya merinding, gairah yang tak pernah ia rasakan pun tiba-tiba bangkit. Johan memberi tanda merah di beberapa titik, jejak-jejak cinta mereka.

"Aku mau, boleh?" tanya Johan dengan suara pelan.

Widya mengangguk, wajahnya memerah karena malu. Ini pertama kalinya dia akan melakukan hubungan suami istri, dalam pernikahannya yang sudah berusia tiga bulan.

Perlahan, Johan melepaskan pakaian yang dikenakan oleh Widya. Dia menatap tubuh istrinya yang terlihat menggoda. Tubuh putih mulus yang belum pernah dijamah oleh siapapun. Tubuh polos yang akan segera menjadi miliknya.

Johan dengan gencar menikmati setiap inchi kulit mulus istrinya, beberapa kali dia membuat jejak merah di sana. Hingga tubuh Widya meliuk ke kanan kiri tanpa dia sadari, perasaan geli dan aneh yang belum pernah dia rasakan membuatnya sedikit menikmati permainan dari sang suami.

"Aku masukin yah!" bisik Johan setelah yakin jika tubuh istrinya sudah siap menerima benda pusakanya.

Widya merasa takut, namun dia tidak menolak. Dia menunggu dengan perasaan tak sabar, karena ini pertama kalinya dia bercinta dengan sang suami. Debar jantungnya semakin cepat saat melihat suaminya melepas celana segitiga yang dia pakai untuk menutupi benda berharganya.

"Mas, pelan-pelan ya! Aku takut!" pinta Widya.

Johan mengangguk dengan senyuman yang mendebarkan hati istrinya.

"Awwwwww! Sakit!" rintih Widya ketika benda tumpul menusuk masuk ke dalam tubuhnya.

^^^Bersambung...^^^

Terpopuler

Comments

🥀⃞Weny🅠🅛

🥀⃞Weny🅠🅛

pasti yang mengirim Vidio tu suruhannya Luna karena di membencii Widya kn

2023-07-04

0

Ayano

Ayano

Mesra sih tapi aku masih agak gimaaaaaanaaaaa gitu 😓😓

2023-06-05

0

Ayano

Ayano

Kdrt
Bisa dilaporkan

(mode readers kompor)

2023-06-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!