Sela tersenyum dengan lengkungan bibir manis yang tidak biasa, mengatakan jika sosok gadis didalam foto itu ingin mencari seorang pengawal.
Askar menanggapi perkataan Sela dengan garukan kepala, senyum kecut dan decakan lidah, " aku tidak bisa, aku tidak ingin berurusan lagi dengan masalah orang kaya."
Askar mendorong kembali foto wanita bernama Yuna itu kearah Sela, dengan sikap santai Askar menolak, tanpa berpikir ulang.
Tapi Sela tidak terkejut jika Askar menolak permintaannya, sela yang menginginkan Askar untuk menjadi pengawal, karena tahu seberapa kuat sosok Askar itu.
Sela mengenalnya, dimana Askar sudah tidak ingin menjalani kehidupan penuh dengan kekerasan, masa lalu yang menyelimuti Askar adalah mimpi buruk tiap kali dia mengingatnya.
Bahkan terakhir Askar berkelahi dengan serius mungkin sudah cukup lama, sekitar dua tahun yang lalu.
Beberapa kali pertemuan mereka berdua dalam dunia gelap kota Jakarta. setelah itu Askar memutuskan menjadi anak kuliahan dan bekerja sebagai Pramuniaga yang rangkap jabatan sebagai kasir, cleaning servis, teknisi listrik, akunting, satpam, tukang angkut dan masih banyak lagi.
Sebuah pekerjaan yang cukup berat, karena berbanding terbalik, jika melihat penghasilan setiap bulan didalam kantongnya, bahkan harus terpotong oleh pihak manajemen karena kehilangan barang.
"Askar, ini sebuah pekerjaan, tidak ada yang perlu kau khawatirkan, dan juga gajinya mahal." Sela sedikit menujukan rayuan mautnya.
Mendengar perkataan Sela, mata Askar terbuka lebar, alis mata terangkat menujukan kalau dia sedikit tertarik, karena siapa pun pasti tahu, uang menjadi tujuan utama semua orang. Tidak terkecuali Askar.
Askar merasa ragu, dan bertanya "Berapa ?."
"Sepuluh juta." Jawab Sela mengangkat dua tangannya.
Itu sebuah nominal yang sangat besar bagi Askar, terlebih hanya menjadi seorang pengawal. "Aku menolaknya." Jawabnya tegas.
Sela sedikit tersenyum, menarik keras telinga Askar dan berbisik, "Dapat makan lagi."
Lanjut Sela dengan suara berbisik ditelinga Askar. Sedikit menggelitik tapi jelas didengar.
"Ok, aku terima." Langsung saja Askar menjawab saat menatap wajah Sela dengan tatapan serius, tanpa ba bi bu terlebih dahulu.
Entah apa yang dipikirkan Askar, hanya dengan tambahan makan, Sela mampu mengubah pendiriannya, sedangkan Askar menerima pekerjaan itu tanpa memikirkan konsekuensi, posisi, ekspetasi, evaluasi, transisi atau konjungsi bahkan reboisasi. (Bicara apa kita ini sebenarnya.)
"Apa kau yakin Askar, dia mungkin memiliki beberapa musuh, dan kau juga harus melindunginya." Bertanya kembali Sela.
Tapi mantap tatapan Askar sebelum menjawab perkataan Sela, "Untuk apa aku ragu, aku sudah menerima pekerjaan ini, dan kau meragukan jawabanku lagi."
"Ya, kau tahu, ini sedikit bertentangan dengan tujuanmu datang ke kota ini, hidup normal, sederhana dan melupakan semua masa lalumu."
"Aku rasa juga begitu, tapi kota ini benar-benar memaksa untuk aku bekerja keras, dan aku lelah harus bersikap sopan dibalik meja kasir." Begitu Askar menjawab perkataan Sela dengan wajah lemas dan nafas berat untuk dihembuskan.
Sela tersenyum, dia ingat siapa sosok Askar itu, lelaki yang mampu mengalahkan sepuluh pembunuhan bayaran, hanya dengan satu tangan.
Tapi sekarang, Askar hanya berakhir pekerja minimarket bergaji kecil dengan tuntutan hidup besar di kota Jakarta.
*****
Antara Askar dan Sela, mereka berdua sudah saling mengenal untuk waktu yang cukup lama. Saat itu, Sela terpojok sepuluh lelaki berjas hitam dan senjata ditangan, Sela berada didalam bahaya.
Tapi secara mengejutkan, atau mungkin takdir yang mempertemukan mereka berdua, Askar tiba-tiba datang untuk memberikan pertolongan.
Sambil berkata,"Berhenti cukup sampai disitu, jika kalian menyakiti gadis itu maka aku tidak akan segan-segan menghabisi kalian semua."
Bagi sela itu keren. Ibarat putri raja yang di selamatkan oleh pangeran, lelaki tampan gagah berani, datang disaat hidupnya terancam.
Walau pun tidak dengan baju besinya, hanya pakaian oblong, sedikit sobek, kiri dan kanan, celana kolor, bolong pula. Misal ada yang menganggap Askar sebagai gembel, memang tidak ada bedanya.
Menghajar satu persatu lelaki berjas hitam yang ingin menyakiti Sela, tentu tidak pernah disangka oleh mereka, jika seorang gembel memiliki ilmu beladiri tinggi terlebih lagi, kebal senjata, mampu menggigit peluru, dan mematahkan linggis.
Ibarat pertunjukan debus, dan Askar membuktikan bahwa dia bertarung melawan sepuluh orang tanpa terluka sedikit pun.
Tapi.... saat itu, Askar benar-benar tidak tahu, jika Sela, orang yang dia selamatkan, bukan sesosok wanita tidak berdaya. Tapi ternyata manusia jadi-jadian berjenis kelamin ganda.
Kembali dalam perbincangan mengenai pekerjaan.
Askar mengambil foto wanita bernama Yuna itu, dia sendiri merasa penasaran tentang asal-usulnya.
Tentu saja, bagiamana mungkin gadis secantik ini memiliki hubungan dengan Sela, selaku bos besar di dunia malam kota Jakarta.
"Jadi siapa wanita bernama Yuna ini sebenarnya, tentu jika berhubungan denganmu, dia bukan wanita biasa, atau mungkin masih satu ras sepertimu, Sela." Askar berbicara dengan segala kemungkinan yang ada didalam kepalanya.
"Jangan asal bicara yah, dia memang bukan wanita biasa, karena dia adalah CEO dari D'mour corp."
Kata Sela dengan wajah bangga menceritakan asal usul dari sosok wanita bernama Yuna itu.
"D'mour apa itu, pemilik rumah makan Padang kah ?."
Terkejut Sela bukan buatan. "Kau tidak tahu D'mour ?."
"Kagak, kalau kau tanya harga kopi bungkusan dari iklan artis Raffi Susanto, aku tahu." Jawab Askar dengan wajah sombong.
Itu tidak bisa dibantah, Askar sama sekali tidak perduli soal situasi perekonomian yang ada di kota Jakarta. Jangankan mencari informasi dari televisi, koran yang Askar baca pun bekas bungkus gorengan dua tahun lalu.
"Aku tidak menyangka, selama kau hidup di Jakarta, kau tidak tahu perusahaan D'mour, memang apa yang kau lakukan selama ini ?." Balas Sela bertanya.
"Menjaga kasir, Dan belajar bersosialisasi." Itu jawaban yang sela dapatkan.
Sela mati langkah, dia tersenyum kecut, dan merasa kasihan kepada Askar. Selama kehidupannya di kota Jakarta, hanya untuk bekerja dan belajar, walau hanya duduk diam didalam kelas sembari mengangguk tak lazim mendengar ocehan dosen tentang pelajaran ekonomi.
"Perusahan D'mour, bergerak dalam bisnis besar meliputi properti, busana, tekstil, batu mulia, perdagangan dan masih banyak lagi." Perjelas Sela dengan wajah rumit.
Bahkan Sela melupakan sikap lemah lembut untuk menyembunyikan identitas dirinya sebagai mantan lelaki.
"Ya baiklah, aku mengerti, jadi kapan aku harus bertemu dengan wanita ini."
"Besok siang, katakan saja kepada nona Yuna, kau adalah orang yang dipilih oleh Sela." Kata Sela.
Sela pun memberikan selembar surat yang dia simpan dari dalam tas kecil disamping pinggang.
"Bukan Selamet." Balas Askar bertanya.
"Jangan panggil aku dengan nama itu." Teriak sela keras, karena dia sudah tidak ingin mendengar orang lain memanggil dia dengan nama KTPnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ𝒀𝑹ᵃᶦ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛˢ⍣⃟ₛ 𒈒⃟ʟʙᴄ
hhhhhggggg
2021-09-21
0
Arya00
wkwkw
2021-09-20
1
S mangkujagat
wkwkwkwkwk
2021-09-18
4