Sejak Zenia meninggalkan rumahnya dalam kemarahan, mereka tidak pernah lagi saling menyapa.
Kini sudah 3 bulan usia Laras dan Dirga datang berkunjung ketika ia sedang menyusui putrinya.
"Apakah masih lama?" tanya Dirga tajam.
"Ada apa, aku akan menidurkannya lebih dulu," jawab Indah tanpa melihat suaminya.
"Aku akan menunggumu dikamar, minta asisten rumah tangga menjaganya!" perintahnya sambil berjalan menuju kamar.
Setelah selesai menyusu, Indah menidurkan putrinya tanpa berniat terburu-buru. Dan ia mencari asisten rumah tangganya untuk menjaga Laras yang sudah tidur pulas.
Indah memasuki kamar dan ia melihat Dirga sudah melepaskan pakaiannya dan hanya mengenakan pakaian dalam saja.
" Kemari lah! Sudah lama kamu tidak melayani diriku,"' ucapnya meminta Indah untuk berbaring disampingnya.
Indah menatap Dirga dengan senyum tipis.
"Sebagai apa diriku saat melayani mu? Sebagai isteri atau sebagai wanita penghibur mu?," tanya Indah tersenyum.
"Kau adalah isteri ku sudah pasti aku memintamu melayaniku sebagai seorang isteri," jawab Dirga mulai tidak sabar.
"Kau tahu Mas, saat aku melayani dirimu sebagai seorang isteri kamu harus memberikan semua hak ku sebagai isteri dan juga kewajiban mu sebagai suami. Apakah aku bisa mendapatkan semua itu?" goda Indah dan ia mulai melepaskan pakaiannya.
"Kau akan mendapatkan semua hak mu. Sekarang cepat kesini !," perintahnya mulai tidak sabar, setelah melihat tubuh Indah yang mengenakan lingerie.
"Kalau begitu, aku ingin kau menandatangani surat pernyataan ini bahwa kau akan memberikan hak ku sebagai isteri dan kewajiban mu sebagai suami," ucap Indah memberikan kertas kosong pada Dirga.
Dirga menatap tidak sabaran dan ia menuliskan apa yang diminta oleh Indah dan menandatangani surat pernyataan tersebut tanpa memberi jarak pada pernyataannya agar Indah tidak dapat menambahkan apa yang diinginkannya.
Indah tersenyum tipis melihat apa yang ditulis oleh suaminya dan ia meletakan surat tersebut setelah memotretnya kemudian mengirimkan pada Abi.
"Kau sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan, sekarang cepat kesini. Aku tidak ingin membuang waktu untuk bisa bermesraan dengan isteri yang aku nikahi," katanya dan dengan kasar Dirga menarik tubuh Indah hingga ia jatuh dalam pelukannya dan langsung melakukan apa yang diinginkannya saat melihat Indah sedang menyusui.
Waktu sudah menjelang sore ketika Dirga berpakaian setelah membersihkan tubuhnya sementara Indah masih berada ditempat tidur terlihat polos dan menggoda.
"Kau tahu, dengan tubuh langsing mu, kamu dengan mudah menguasai diriku," katanya sambil menatap Indah.
"Aku tahu. Lalu mengapa Mas berpakaian? Apakah tidak mau berada disini?" goda Indah.
"Kau tahu aku sangat menginginkan nya, tetapi sayang sekali aku harus pergi. Dan sebelum aku lupa, aku ingin kamu merubah keterangan di akte kelahiran putrimu," katanya mengejutkan.
"Apa maksudmu?" kata Indah dan ia segera duduk menatap Dirga.
"Aku ingin putrimu menjadi anakmu tanpa mencantumkan namaku sebagai Ayahnya."
"Kau gila Mas, Laras adalah anakmu dan selamanya menjadi anakmu. Dan ingat kamu sudah membuat pernyataan mengenai hak ku dan juga kewajiban mu."
"Apakah kamu tidak akan menuruti perintahku?"
"Tidak. Sampai kapanpun aku tidak akan menuruti perintah mu ," jawab Indah dengan emosi.
"Walaupun harus menerima konsekuensi nya," ancam Dirga.
"Aku tidak perduli, karena Laras adalah putrimu," ucap Indah tajam.
"Kau beruntung karena memiliki tubuh yang bagus hingga membuatku tidak bosan dan selalu ingin merasai dirimu. Dan kamu harus merawatnya dengan baik, kalau tidak kamu akan kehilangan hak istimewa sebagai istri ku," katanya lagi sambil mencium bibir Indah dengan kasar dan bergerak kebagian tubuh yang lainnya tanpa lupa meninggalkan jejak.
Dirga melepaskan Indah disaat tubuh isterinya tidak berdaya dan ia berjalan keluar kamar sambil tertawa puas.
"Kamu brengsek Mas. Tapi aku sudah tahu kelemahan mu dan akan menggunakan nya dengan baik, tidak perduli aku bagimu sebagai apa, selama aku tetap isteri sah mu yang diakui oleh negara." ucap Indah tersenyum sinis.
Waktu terus berlalu dan kini Larasati Sasono sudah berusia 12 tahun dan sekolah disalah satu SMP favorit yang berada di Jakarta.
"Laras, hari ini kamu langsung pulang ya," ucap Indah pada putrinya.
"Kenapa Mam, aku mau main kerumah Om Abi dulu. Aku sudah janji untuk menemani Adik Keyla dirumah," jawab Laras sambil meminum susunya.
"Hari ini Papa mu akan pulang, dan ia ingin bertemu denganmu ," beritahu Indah.
"Oh, aku pikir Papa lupa sama kita. Kenapa aku harus ada dirumah saat dia pulang, selama ini apakah dia tahu kita sedang ngapain," ucap Laras kesal.
"Kita tidak perlu memaksanya untuk mengetahui apa yang kita lakukan. Kita sudah terbiasa hidup berdua tetapi kita juga tidak bisa menolak saat dia datang," kata Indah memberi pengertian pada putrinya.
"Laras akan menemuinya bila Mama berkata jujur. Apakah Mama selama ini mengharapkan kedatangan Dia? Pernahkah Mama merindukannya? Dan mengapa Mama menyebut ' Dia ' pada saat kita bicara?"
"Mama selalu mengharapkan kedatanganya dan juga merindukan nya karena Mama sebagai isteri nya, tetapi apakah selalu mengharapkan? Tidak. Mama tidak ingin kecewa dengan mengharap yang berlebihan. Mengapa Mama menyebut 'dia ', Laras sudah besar dan Mama rasa mengerti maksudnya," jawab Indah dan ia segera mengambil tas sekolah milik putrinya dan meletakkan di atas meja.
"Baiklah, aku akan menghubungi Om Abi dan bilang tidak jadi kerumahnya," kata Laras sambil meraih tas sekolahnya.
"Anak pintar," kata Indah sambil mengulurkan tangannya saat Laras berpamitan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Mutie Cutie
aku mampir thor...
2020-07-06
0
Aryani Disa
dududu....😀😀
lnjuut mb...
2020-06-15
0