Indah berjalan menuju kamar dan ia mengetuk pintu kamar sebelum membukanya.
Ia melihat Dirga sedang berbaring sambil memainkan handphonenya tanpa melepaskan sepatu lebih dulu, lalu ia segera duduk untuk melepaskan sepatu yang dikenakan suaminya.
"Apakah acaranya sudah selesai?" tanya Dirga tanpa melihat Indah.
"Sudah, apakah Mas mau makan sekarang?" tanya Indah pelan.
"Aku datang kesini bukan untuk minta makan. Katakan apa yang ingin kamu bicarakan!" ucap Dirga sambil duduk.
"Aku ingin bertanya mengapa Mas tidak datang saat aku melahirkan. Aku sangat menunggu kehadiran Mas Dirga," kata Indah sambil duduk di kursi yang berada didepan suaminya.
"Hanya itu yang mau kamu bicarakan. Buang-buang waktu ku saja," kata Dirga jengkel.
"Apakah aku salah Mas? Aku hanya bertanya."
"Ya kamu salah. Karena aku sangat tidak menyukai wanita yang banyak bertanya. Apa kamu tahu selama aku dan Zenia menikah, tidak sekalipun ia bertanya apa yang aku lakukan saat aku tidak bersamanya," ucap Dirga marah.
"Tapi aku bukan Zenia Mas, aku ingin bertanya mengapa kamu tidak bisa dihubungi dan baru sekarang kamu datang?"
"Lalu? Baiklah kalau kamu ingin tahu mengapa aku tidak bisa datang. Aku sedang menikmati malam pertamaku dengan Naina. Apa kamu tahu siapa dia? Dia adalah sekretaris penggantimu dan dia tidak sepertimu yang mengharapkan keturunan dariku."
"Apa? Kamu sudah menikah lagi? Mengapa kamu tidak mengatakannya padaku?" tanya Indah tidak percaya.
"Siapa dirimu. Aku hanya memerlukan izin dari Zenia," ujar Dirga tertawa.
"Aku benar-benar tidak percaya kamu berbuat seperti itu Mas."
"Sudahlah. Kamu urus anakmu dan jangan pernah menggangguku serta menanyakan kabarku. Kamu tidak perlu khawatir, aku akan tetap memberi nafkah kecuali kamu menikah lagi," kata Dirga dan ia memakai sepatunya dan langsung meninggalkan rumah tanpa melihat putrinya lagi.
"Ternyata kami samasekali tidak berarti baginya. Bagaimana aku bisa memilih dia sebagai suamiku? Ternyata aku benar-benar buta. Dan benar apa kata Ayah dan Abi aku begitu keras kepala dan tidak mau mendengar apa pun kata mereka," Indah duduk terpaku menatap keluar jendela kamarnya.
Tidak berapa lama ia mendengar pintu kamarnya diketuk dari luar disusul dengan ibunya yang memasuki kamarnya.
"Mengapa Dirga pergi begitu cepat? Apakah kalian bertengkar?" tanya Shinta pelan.
"Aku sudah kehilangan dirinya Bu, dan dia tidak akan pernah datang kerumah ini lagi," jawab Indah lirih.
"Mengapa begitu? Kalian masih suami isteri yang syah, apalagi sekarang ada Laras?"
"Semua sudah tidak ada artinya lagi setelah aku hamil Bu, karena dia tidak pernah menginginkan anak lain selain yang dilahirkan oleh Zenia."
"Ibu benar-benar tidak mengerti. Kalian sama-sama isterinya."
"Karena Zenia adalah wanita yang dicintainya sedangkan aku wanita penghibur baginya," jawab Indah pelan.
"Ya Allah..., bagaimana mungkin Dirga bisa mempunyai pikiran seperti itu? Jadi bagaimana perkawinan kalian selama ini?"
"Hanya kebahagian bila dilihat dari luar Bu. Bu apakah aku harus menuntut cerai dari Mas Dirga?" tanya Indah mengejutkan.
"Kalau kamu bertanya pada Ibu, ibu samasekali tidak setuju. Dirga sudah berbuat tidak adil padamu. Mengapa kamu tidak membalasnya dengan memberikan bukti padanya bahwa kamu bukan wanita yang bisa diabaikan begitu saja."
"Maksud ibu?"
"Jadilah wanita yang kuat untuk mu dan juga anakmu. Jangan biarkan Dirga menyakiti dirimu dengan semua tindakan nya. Kamu dinikahi secara syah secara agama maupun secara hukum. Buat dia memenuhi kewajibannya sebagai suami, dan bila dia nanti menceraikan mu buat dia menyesal. Yang penting jangan meminta cerai darinya lebih dulu."
"Tapi Bu, bukankah aku malah akan merasakan sakit bila harus membiarkan tindakan Mas Dirga?"
"Siapa yang mengatakan kalau kamu harus diam saja? Ibu bilang buktikan bahwa kamu wanita yang tidak mudah diabaikan. Untuk caranya ibu yakin kamu tahu mana yang terbaik."
"Baiklah Bu, aku ucapkan terima kasih meskipun aku belum tahu apa yang akan aku lakukan nanti."
"Sekarang turunlah, Zenia dan Amora datang bertamu dan ingin bertemu denganmu?" ucap Shinta mengejutkan.
"Apa! Zenia dan putrinya ada disini? Apakah dia tidak tahu kalau Mas Dirga sudah pergi? Dan mengapa ibu baru mengatakannya sekarang?"
"Apa kamu percaya kalau ibu katakan ibu lupa," jawab Shinta tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
yulia ari
aku mampir bw like , semangatt mari saling dukung 🙏
2020-07-05
0
Raini Sidarra aceh
lanjut kk
2020-07-05
0
Aryani Disa
seruuu...ini....hihi....lnjut mb...
2020-06-15
0