****
Risa diam membisu. Pikirannya kosong.
" Kita tidak bisa memaksa, beri mereka waktu" kata ibu Diana akhirnya bicara.
Pak Irawan mengantar ibu Diana dan anaknya pulang. Raka dan istrinya membagi tugas untuk bicara dengan Risa dan Rere.
Raka membujuk Risa duluan karena ia memang lebih dekat dengan adik bungsunya.
"Kakak paham kalau kamu dan Rere kaget, tetapi pikirkan ayah Kita juga. Beliau sudah tua, suatu saat kamu dan Rere menikah, kalian akan dibawa suami kalian masing-masing, lalu ayah? ayah akan kesepian" kata Nadia pada Risa.
" Aku tidak akan meninggalkan ayah walaupun sudah menikah" tegas Risa.
Ia berusaha meyakinkan dirinya untuk terus menolak alasan Nadia.
" Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan" lanjut Nadia.
Dalam hati Risa tidak ingin ayahnya bersedih, namun ia juga tidak siap dengan kehadiran ibu tiri. Gadis itu tidak bisa mengungkapkannya hingga terus memendamnya dalam hati.
" Tenangkan pikiran dulu, saat sudah dingin baru ambil keputusan yang tepat"
Nadia mengajak suaminya keluar dari kamar Risa dan beranjak ke kamar Rere.
***
Dikamar Rere
Raka mendapat penolakan Rere.
Sifat tegas Rere diturunkan dari Pak Irawan. Suka tidak suka Rere akan langsung tanpa basa basi mengatakannya. Apalagi jelas jelas sikap genit Sandy padanya tadi secara diam-diam mengelus kakinya di meja makan membuatnya makin keras menolak.
"Putuskan nanti saat emosimu reda, kakak pamit dulu, Alisya harus sekolah esok" Kata Raka berdiri. Ia tidak bisa memaksakan adik-adiknya. Rere tidak merespon. Ketika sudah hampir didepan pintu berbalik,
" Pikirkan kebahagiaan ayah kita, Almarhumah Ibu pasti mengerti" nasehat Raka sesaat sebelum keluar pintu.
****
Akibat kejadian kemarin, semuanya menjadi bisu mendadak secara berjamaah
" Ayah akan membatalkan kalau kalian menolak, tante Diana akan mengerti" kata ayah membuka percakapan.
" Beri Risa waktu ayah" ujar Risa tidak tega mendengar nada bicara ayahnya, Rere terlihat melototinya.
" Benarkah?"
ayah terlihat sangat gembira membuat Risa makin tidak tega, hampir meralat menjadi menyetujui pernikahan ayahnya.
"Rere pamit mau ke kampus Ayah" kata Rere berdiri. Ia masih memakai motor Risa ke kampus.
Hari ini Risa ada kuliah siang hari, jadi tidak buru-buru. Ia biasa menggunakan jasa ojek online.
Suasana kampus mengalihkan perhatiannya sejenak namun saat teringat lagi ia jadi tidak fokus kuliah, setiap kata dari dosennya hanya sepotong-sepotong masuk dikepalanya.
Ia pura-pura mencatat sebagai kamuflase didepan dosennya saja. Lamunannya melayang setinggi langit berlanjut sambil berjalan ke kantin.
Tanpa sengaja ia bertabrakan dengan punggung pemuda. kepalanya langsung terangkat,
Oh Daren.
Katanya dalam hati mengenali siapa yang ia tabrak.
"Sorry " kata Risa sambil lalu.
Daren menengok Risa, ia mengenal gadis mungil setinggi 154 centi ini sejak pertama kali masuk kampus. Siapa yang tidak kenal Marisa, cewek imut, cerdas sekaligus cuek.
Daren adalah kakak tingkat Risa terkenal sebagai Pangeran kampus yang tampan nan tajir. Cewek yang mengejarnya sangat banyak tetapi rata-rata dipacarinya dalam waktu singkat, rekor paling lama adalah seminggu dan paling cepat sejam.
Tidak heran Daren juga terkenal sebagai playboy
Flashback On
Awal mula Daren Mengenal Risa adalah saat masa OSPEK dikampus, ketika Risa menolak ditindas bahkan membanting kakak senior yang mencoba mengganggunya.
Bayangkan Risa yang tingginya 154cm bisa membanting seniornya yang ukuran tingginya 187cm. Daren tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah pucat temannya. Pemuda itu suprise melihat tingkah gadis imut itu.
Elu salah pilih lawan bro! dapat Singa betina, wkwkwkw
Daren tertawa sampai perutnya terasa sakit. Sejak saat itu diam-diam Daren selalu memperhatikan Risa dan cewek imut itu malah cuek bebek lupa masalah itu.
Flashback Off
Sambil gonta-ganti cewek, Daren tetap mengawasi Risa dari jauh. Mengamati siapapun yang dekat dengannya dan merasa tidak nyaman saat Risa sedang tertawa dengan teman prianya.
Jangan ketawa seperti itu dong! ntar kamu makin imut dimata mereka.
Dalam hati Daren menggerutu.
Pernah satu kali Daren pacaran dengan teman sekelas Risa agar punya alasan bisa ke kelas Risa setiap hari.
Aduh Ya Ampun aku ngenes banget! cewek imut ini seperti vitamin bagiku. Kalau ga liat sehari brasa gimana gitu.
Lagi-lagi Daren hanya mampu bicara dalam hati. Risa tidak mengetahui kalau playboy sudah jatuh cinta pada nya. Daren menangkap ada kesedihan diraut wajah Risa,
" Pasti sedang terjadi sesuatu" tebak Daren.
Maksud hati ingin mendekati namun ia mati kutu tidak ada nyali memulai pembicaraan.
" Kamu kenapa Sa? " tanya Bela teman cewek Risa. Mereka duduk tidak jauh dari tempat duduk Daren.
" Gapapa" Terdengar suara Risa agak lesu menjawab
" Yakin? tumben diem biasanya kamu yang paling antusias kuliah Pak Teddy tadi" kata Bela.
Gadisitu dan Risa beda jurusan tetapi kebetulan mengontrak matakuliah dosen yang sama
Risa hanya menjawab jika ia kurang tidur saja, Bela tersenyum nakal
" Jangan-jangan" Bela memotong katanya.Risa menengok
" Lagi jatuh cinta ya?" tebak Bela.
Daren terkejut tetapi menutupinya dengan pura-pura maen game online.
" Apaan sich, jangan asal deh" Risa minum jus alpukat nya
" Lalu apa dong? Segeralah cari pacar biar hidup lebih berwarna Merah kuning ijo gitu, Kamu tahu sayang? Cinta membawa inspirasi" Bela bicara sok puitis.
" Kalau gitu silahkan lebih dulu, Kita ini sama-sama jomblo" Risa tertawa
" Ini juga lagi nyari, hihihi ga ada yang kena dihati " Bela ikut tertawa.
Risa akhirnya menceritakan jika ayahnya akan menikah kembali, Bela memahami hal itu, ia sendiri hidup bersama ibu tiri namun tidak ada masalah dengan hal itu.
Bela terdiam lalu senyum kemudian
" Bagus dong! Paman menemukan orang yang akan menemani masa tuanya, selama ini kan beliau selalu memikirkan kebahagiaan kalian, sekali-sekali giliran kalian dong mikir paman juga butuh teman hidup untuk saling berbagi " Bela bicara panjang lebar.
" Ibuku" Risa murung
" Sa' jangan egois gitu ah, posisi Tante tidak akan tergantikan dihati paman. Percaya deh" Bela tersenyum menguatkan.
Ia sendiri punya ibu tiri sejak ia SMU dan kompak dengan ibu tirinya.
Risa merasa mendapat pencerahan. Bela Benar. Aku tidak boleh egois.
****
BRUK!
Untuk kesekian kalinya Risa menabrak punggung orang.
" Kamu hobi melamun juga sambil jalan ya" ujar orang yang ditabraknya.
Risa mengangkat wajahnya.
Daren LAGI???
" Sorry"
" Bisa bilang kata lain ga selain sorry?" tanya Daren.
Cewek lain ditatap seperti itu pasti gugup ataupun ge-er tetapi Risa menatap lurus tanpa menunjukkan perubahan ekspresi apapun.
"Maaf" kata Risa lagi lalu pergi.
Daren asli bengong dikacangin, pesonanya tidak berpengaruh untuk seorang Marisa Kusuma. Padahal cewek dikampus selalu salah tingkah saat disampingnya. Sekarang malah Daren yang mati kutu mencari cara mendekati cewek mungil satu ini.
Bikin tambah penasaran.
****
Setelah selesai kuliah Risa memutuskan untuk tidak langsung pulang. Ia menuju toko ayahnya. Langkahnya terhenti melihat ayahnya sedang bersenda gurau dengan Ibu Diana di toko.
Sudah lama ayah tidak sebahagia itu
Risa tidak jadi masuk. Ia memilih putar arah. Tidak jauh dari tempat nya berdiri ternyata Rere juga tengah mengamati ayahnya.
" Kak Rere " Risa mendekati Rere
" Kakak cuma lewat saja! Mau kemana sekarang?" Rere menolak dikatakan memata-matai ayahnya.
Setelah pulang kampus, Rere dan Risa secara kompak singgah di Toko, ternyata mereka melihat ayahnya begitu bahagia bersama calon ibu tiri mereka.
" Ayookk! Samaan yuk! Suntuk nih! Revisi melulu dari dosen" keluh Rere.
" Sabar Kak, jalanmu jalanku juga nantinya, Yah Nanti akupun bakalan pusing revisi juga" kata Risa
Risa menurut ikut kakaknya. Mereka mampir ke sebuah Mall sekedar cuci mata.
" Kak Rere, Aku kepikiran Ayah" kata Risa saat duduk istrahat di cafe selepas jalan-jalan
Rerepun memikirkan hal yang sama. Risa mengajak kakaknya untuk tukar pikiran
" Apa kita egois menolak ayah menikah lagi?"
" Jangan mencoba membujuk kakak, kamu ini mudah sekali ditipu" Rere melotot marah. Risa sudah terbiasa dengah hal itu.
" Kak Rere Liat ayah tadi kan? "
Rere terdiam sebenarnya dilema. Andaikan tidak ada "insiden" Sandi kemarin maka dia akan menerima Tante Diana. Naluri nya langsung waspada dengan Sandi yang begitu berani mengelus kakinya dengan dibawah meja
" Kakak tidak suka Sandi.." Rere akhirnya
" Bagaimana dengan Ayah?"
" Oke! Oke! kita lihat dulu sebulan ini " kata Rere menyerah. Risa tersenyum bahagia.
" Mari kita bicara dengan ayah malam ini "
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Mut Mainah
ikutan nyimak ya thor
2022-12-07
0
ani nurhaeni
masiihh binguung tokoh utama nya disini siapa Rere apa Risa
2021-10-12
0
mamah shafa
playboy pacaran satu jam? itu mah ngobrol bukan pacaran
2021-06-20
2