Satu bulan kemudian, Oca dan Firman saling menyimpan nomor hijau mereka dan memindah obrolannya ke aplikasi hijau. Oca memanggilnya Haris, agar berbeda dari teman-temannya.
Haris mengajak Oca bertemu di kota, pada hari Minggu pagi, karena dia libur tugas. Oca mulai bimbang untuk menjawabnya. Dia bercerita ke ibunya, tetapi sang ibu hanya diam dan memasrahkan keputusan ditangan Oca sendiri.
"Terserah kamu, Ca. Yang terpenting harus tetap berhati-hati dan waspada. Sebab tidak semua Polisi itu baik dan kejahatan bisa datang dari mana saja, dimana saja dan kapan saja," ujar sang ibu.
Karena Oca sendiri juga tipe orang yang curigaan dari kecil, menjadikannya sangat bersahabat dengan introgasi. Sehingga, dalam perkenalannya, ada sebuah jawaban yang membuat Haris tercengang sekaligus tertawa.
Oca : Mohon maaf, Bapak. Boleh lihat KTA nya? Saya VC ya, Pak .. " Balasan Oca atas pesan ajakan Haris untuk bertemu.
Awalnya dia merasa ragu untuk mengatakan itu pada Haris. Perasaan takut menyinggung, dan lain sebagainya datang bermunculan. Namun ternyata, Hatis tidak bertanya apapun. Dia sudah paham maksud Oca dan dia bersedia dengan mudahnya, menunjukkan KTA miliknya.
***
Minggu, tepat jam sepuluh pagi, Oca menemui Haris di sebuah tongkrongan wilayah asrama polisi kota. Dia mengajak Meli karena tidak terbiasa kemanapun sendiri. Apalagi bertemu dengan seorang pria.
Sesampainya di lokasi, Caca dan Meli sedikit kebingungan mencari posisi Haris.
"Ca, kayaknya orang baju putih itu, Ca ... orangnya. Wah, ganteng banget, Ca ..." ujar Meli.
"Udah lupain aja, Dev tengil itu, Ca. Kali aja Haris naksir nantinya sama kamu," ucap Meli lagi dengan wajah sumringah cerah.
Oca cuma bisa nyengir saja, lalu mereka berdua masuk ke kafe dan Oca mengirim chat ke Haris. Ternyata benar, kata Meli. Baju kemeja putih adalah Haris.
"Aduh ..., kenapa jadi keringat dingin begini, sih. Pakai acara dag dig dug segala, lagi," tutur batinnya. Dia dan Meli berjalan mendekati Haris.
"Maaf, Pak Haris ya? Saya Oca," ucap Oca.
Haris menengoknya, "Iya, benar. Oca yang janjian sama saya dari aplikasi ungu?" tanya Haris.
"Iya, Pak." Oca tersenyum.
Haris mempersilakannya duduk dengan sapaan yang sangat ramah.
"Maaf ya, saya kesini sama teman saya," ujar Oca.
"Tidak apa-apa, Ca. Hitung-hitung nambah teman. Ini teman kerja atau gimana?" tanya Haris sambil tersenyum pada Oca.
"Ini teman sekolah dulu, Pak, sekaligus teman kerja. Biasanya bantu saya produksi pakaian. Dia kerja paruh waktu."
"Bukannya kamu Guru PG ya?"
"Iya Pak, saya memang mengajar. Tapi saya juga punya brand dan butik sendiri kecil-kecilan. Kalau cuma andalkan gaji guru, gak mungkin cukup, Pak. Hehe"
"Wao, hebat dong kamu. Keren, Ca. Btw, jangan panggil 'Pak' dong, kesannya tua banget ya .. Haha "
"Gak papa lah, sebagai tanda penghormatan saja. Mana ada mas Polisi?" Oca terkekeh.
Tidak lama kemudian, pelayan datang dan mereka melanjutkan perbincangannya, setelah memesan makanan, sambil menunggu makanannya datang.
Oca dan Haris saling diam hingga beberapa menit. Rasa canggung menyelimuti hati keduanya.
"Haduh, kamu garing banget sih. Gak asyik, Ca. Aku aja meleleh lihat senyumannya. Ya Tuhan .. Nikmat mana lagi yang bisa kudustakan. Gombalin dikit, kek," bisik Meli kepada Oca dengan suara lirih.
"Yang diajak kenalan aku, kenapa kamu yang ganjen, sih? bikin ilfil," ucap Oca sambil nyengir.
***
Pulang dari kafe, Meli tidak ada hentinya menceritakan Haris dan menyanjung - nyanjungnya. Oca merasa sangat heran dengan Meli yang bisa semudah itu menilai orang, padahal baru kenal dan bertemu beberapa jam saja.
Oca hanya bisa diam–mendengarkan nyanyian Meli yang sedang terpesona. Meski didalam hatinya sendiri, dia juga sangat terpesona dengan ketampanan Haris, tetapi Oca berusaha keras menjaga harga dirinya, agar tidak dianggap murahan.
"Eh, tapi ..., kamu merasa ada yang aneh, gak sih?" tanya Oca.
"Aneh kenapa?"
"Baru kali ini, ada Polisi serius ngajakin aku kenalan," ujar Oca.
Meli tertawa keras, saat mendengarnya. Baginya, pertanyaan Oca adalah sebuah kekonyolan yang baru pertama kali dia dengar dari mulut Oca–sahabatnya.
"Kamu itu yang aneh, Ca. Namanya orang pengen kenal, mana ada yang pandang ini itu, Ca. Positif thinking aja, lah ..."
Mereka berdua saling pandang, sesaat.
Pyar! Suara pecahan kaca terdengar sangat jelas dan keras.
"Ibu, Mel!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments