Enjoy and
...°...
...°...
...°...
...°...
...°...
...°...
...°...
Anggin sepoi sepoi menerbang rambut hitam legam milik Adam, matanya menatap kosong luasnya lautan.
Sudah hampir satu jam lebih pria itu berdiri dipembatas jalan yang telah rusak itu menatap kejurang yang dibawahnya terdapat lautan lepas...
Semua Tim SAR dan anak buahnya telah ia kerahkan untuk mencari tubuh Azizzah yang menurutnya masih ada dibawah laut sana,
Meski ia tahu didalam lautan itu pasti ada hewan laut yang berbahaya, bahkan tak jarang ada buaya, tapi ia yakin jika tubuh Azizzah masih ada disana.
Penampilan pria itu sungguh sangat berantakan, bahkan rambutnya terlihat acak acakkan, tak berbeda jauh dengan keluarga Arya, semua orang masih menangis, terlebih Ayra, ia tak menyangka jika sang Kakak pergi meninggalkannya begitu cepat.
Jika saja ia bisa memutar beberap waktu yang lalu ia tak akan membiarkan kakaknya pergi bersama sang sopir, ia pasti akan menemani kakaknya, Ummi Salma memeluk anak bungsunya itu.
Mama Anita menghampri Adam, wanita itu mengelus pundak putranya.
"Kamu harus sabar Dam, ini sudah takdir, mungkin Zizzah memang bukan jodohmu, Mama yakin dibalik ini semua Allah telah merencanakan jauh lebih baik untukmu" ujar Mama Anita.
Adam menatap Mamanya bingung,"Apa maksud Mama?".
"Kamu tetapa akan melanjutkan pernikahan ini" jawab Mama Anita manatap serius wajah putranya.
Adam mengerutkan alisnya,"Apa maksud Mama, bagaimana Adam melanjutkan pernikahan ini sedangkan Azizzah belum ditemukan Mah" seru Adam.
"Mama ngak bilang kamu akan melanjutkan pernikahan dengan menikahi orang yang jelas jelas sudah meninggal"ujar Mama Anita.
"Mama, jangan berbelit belit, apa yang Mama rencanakan?"
"Mamah!" Papa Leo memegang bahu sang istri, ia tahu apa yang akan istrinya katakan, ia jauh lebih tahu bagaimana istrinya.
Mama Anita melihat suaminya, ia mengelus tangan sang suami, lalu kembali melihat putranya.
"Kamu akan menikah, tapi bukan dengan Azizzah, melainkan dengan adiknya Azizzah, Ayra!"
Kedua mata Adam melebar mendengar ucapan Mamanya,"Apa apaan? Ngak..Adam ngak mau, Papa..apa apaan ini, bagaimana bisa Mama berpikir seperti itu disaat tubuh Azizzahpun belum ditemukan?" seru Adam tak percaya.
Papa Leo hanya bisa pasrah dengan sang istri,"Mama ngak mau tahu, mau tarok mana wajah Mama ini, kamu ngak liat berapa banyak tamu undangan disana? kamu mau buat Keluarga kita Malu?, pokoknya kamu harus menikah dengan Arya titik" ujar sang Mama tanpa terbantahkan.
Adam mengusap wajahnya frustasi.
Kini semua orang telah kembali kegedung yang tadi,semua orang terlihat lesu, sedangkan percarian masih dilakukan "Maaf Pak Leo, sepertinya pernikahan ini harus dibatalkan" ujar Abi Taffa.
Baru saja Papa Leo membuka suaranya, sang istri lebih dulu memotongnya,"Tidak bisa, pernikahan ini tetap harus dilanjutkan"
Mendengar itu semua orang menatap bingung kearah Mama Anita.
"Tapi Jeng, bagaimana caranya? Sedangkan Azizzah belum ditemukan" tanya Ummi Salma wajah wanita itu masih meninggalkan sisa sisa air mata.
Mama Anita tak langsung menjawab, semua orang menunggu jawabanya dengan harap harap cemas, begitu juga dengan Ayra, entah kenapa mendadak perasaannya mulai tak enak.
Sedangkan Adam hanya diam, mau membantahpun ia tak bisa jika sang Mama sudah memutuskan.
"Pernikahan akan berlanjut jika pengantin wanitanya digantikan?" ujar Mama Anita.
Semua orang kembali menatap wanita itu,"Maksud jeng pengantinnya diganti? Tapi siapa?" tanya Ummi Salma.
Mama Anita tersenyum puas, lalu ia menatap Ayra yang berada tak jauh dari nya.
"Adam akan menikah hari ini juga dan untuk pengantin penggantinya adalah Ayra!" jawab Mama Anita dengan tegas.
Kembali semua orang dibuat terkejut atas perkataan Mama Anita, Ayra pun ikut mendongak dan menatap wajah wanita yang ia pikir akan menjadi ibu mertua kakaknya.
"Tidak!" Abi Taffa maju selangkah.
"Mohon maaf sebelumnya, Buk Anita, apa yang sedang anda bicarakan? keluarga saya sedang berduka atas kehilangan putri pertama kami, dan ibu mengatakan mau menjadikan putri berharga sajmya sebagai pengganti? Tidak saya tidak akan setuju" tukas Abi Taffa meolak dengan tegas.
Ia tak akan membiarkan putri berharganya menderita dalam pernikahan yang terpaksa ini.
Mendapat penolakan bukannya marah, Mama Anita malah tersenyum,"Maaf Pak Taffa tapi saya tak menerima penolakan, saya tak ingin keluarga saya malu, apa bapak tak memikirkan seberapa banyak tamu undangan yang telah kita undang?"
"Saya siap menanggung malu dari pada merenggut kebahagian putri bungsu saya, saya tetap menolaknya" tagas Abi Taffa, Ayra yang melihat sang Abi begitu besar kasih sayangnya membuat gadis itu menangis.
"Maaf buk, saya selaku Kakak tertua kedua adik perempuan saya, saya juga tak membenarkan saran anda, saya tahu ini demi menutup malu, tapi kami juga tak ingin adik bungsu kami menderita" ujar Maliq yang sedari tadi hanya diam.
"Baiklah kalau kalian menolaknya" ujar Mama Anita.
Semua orang bernafas lega, begitu juga dengan Adam, namun itu hajya sebentar kala Mama Anita melanjutkan ucapannya.
"Maka saya akan menarik semua saham yang ada diperusahan Bapak".
Lagi lagi keluarga itu terkejut atas perkataan Mama Anita, Ayra yang mendengar itupun menggeleng kepalanya, ia tahu betul perusahaan milik keluarganya bisa berdiri dan sesukses sekarang itu semua berkat bantuan keluarga Bramansyah, jika mereka menarik sahamnya maka perusahan Abinya akan...tidak ia tak akan membiarkan perusahaan yang dirintis sang Abi dari nol hancur begitu saja.
"Mah!" tegur Papa leo.
Mama Anita mendekat kearah Ayra yang masih terlihat syok.
"Maaf ini memang sedikit kejam, tapi hanya ini yang bisa Mama lakukan, Mama hanya meminta pernikahan ini dilanjutkan dan pengantinya Ayra sendiri, Ayra bagaimana menurutmu nak?" tanya Mama Anita dengan penuh harap.
Wanita itu menatap mata Ayra yang berembun dan meneteskan air matanya, Mama Anita menghapus air mata itu dengan begitu lembut, Ayra bisa melihat ketulusa dikedua mata wanita didepannya ini.
Semua orang menunggu jawaban Ayra.
"Tidak papa jawablah Nak, jika kamu menolak Mama tidak akan memaksa lagi" ujar Mama Anita.
Orang orang kembali melongo atas perkataan Mama Anita, jadi yang barusan itu hanya ancaman?
"Jika Aya menolak, apa Tante akan menarim saham diperusahaan Abi?" tanya gadis itu dengan suara yang parau, bahkan isak tangis masih terdengar.
Mama Anita tersenyum lembut, wanita itu mengelus lembut pipi basah milik Ayra, wanita itu menggeleng,"Ngak akan, yang tadi Mama hanya becanda" jawab Mam Anita, terdengar helaan nafas lega dari gadis didepanya.
Mama Anita kembali tersenyum.
Adam yang menyaksika interaksi mereka menatap bingung Mamanya, kenapa Mamanya begitu suka dengan gadis itu, padahal ini baru pertama kali mereka bertemu.
Karena tak ada jawaban dari gadis didepannya Mama Anita menghela nafasnya,wanita itu memeluk Ayra"Baiklah kalau begitu, Mama dan yang lainnya akan pamit,jaga dirimu baik baik, semoga kedepan Mama dapat menantu yang seperti dirimu" bisik Mama Anita diujung kalimat.
Mama Anita melepas pelukannya, lalu berbalik baru saja hendak melangkah, sebuah ucapan Ayra membaut senyum diwajah Mama Anita terbit lagi, sedangkan yang lain dibuat kaget
"Aya akan menikah dengan mas Adam!"
'Yaps..umpan tertangkap!' batinnya puas.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments