Enjoy and
...°...
...°...
...°...
...°...
...°...
...°...
...~•••••~...
Seorang gadis cantik yang menggunakan pasmina coksu itu baru saja tiba di bandara Soekarno-Hatta setelah beberapa jam menempuh penerbangan.
Berencana langsung kembali kebandung namun ia harus berada disini terlebih dulu karena harus mendatangi butiknya untuk mengambil baju pengantin sang kakak yang akan menikah beberapa hari lagi.
Dengan semangat empat lima dengan senyum dibibirnya gadis yang memiliki tinggi badan sekitar 165cm itu menarik kopernya menuju luar bandara.
Ia harus segera mendapatkan taksi supaya lebih cepat tiba di butiknya, hanya saja sudah hampir sepulih menit menunggu tak ada satupun taksi yang lewat.
"Ya Allah ini taksi pada kemana ya, kenapa satupun ngak ada" gumamnya sambil celingukan kesana kemari.
Sesekali ia melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
"Sebentar lagi mau Dhuzur!" baru saja ia katakan suara azan berkumandang begitu merdu.
Dan akhirnya gadis itupun memilih untuk melaksanakan empat raka'atnya terlebih dulu, gadis itu melihat ada sebuah masjid diseberang jalan dimana dia berdiri saat ini.
"Alhamdulillah Masjid nya ngak jauh ternyata!" ucapnya tersenyum.
Melihat tak ada kendaraan yang akan lewat dengan hati hati gadis itu menyebrang jalan sambil menyeret koper miliknya, namun ketika di pertengahan jalan tiba tiba sebuah mobil melaju dari arah berlawanan dan menyenggol tubuhnya.
Ciiiiiiittttttt!!!!
Bruukk!!!
Suara decitan ban mobil yang bergesekan dengan aspal mengundang perhatian orang orang.
"Ada apa?" tanya sebuah suara berat pada sang asisten, dia yang tadi sedang mengecek beberapa email diponselnya menjadi terganggu karena mobilnya berhenti mendadak.
"I..itu Tuan sepertinya ki..kita menabrak seseorang" jawab pria itu dengan gugup.
Terdengar helaan nafas kasar dari sang pria,sebenarnya dia harus segera pergi kebutik milik adik tunangannya atau lebih tepatnya calon adik iparnya dimana baju pernikahannya dirancang tapi asisten bodohnya ini malah menabrak orang.
"Turun dan lihat jika terluka kasih saja uang!" ujarnya tanpa ekspresi tanpa menatap kegaduhan diluar sana, ia kembali menyibukkan dirinya dengan ponselnya.
Mendapat perintah pria itu langsung keluar mobil dan melihat situasinya.
"Hei, Masnya yang punya mobil itu ya?" tanya seorang pejalan kaki.
Bukannya menjawab, ia malah menghampiri gadis yang ia yakini sebagai korbannya.
"Nona ngak papa?" tanyanya khawatir.
"Apanya yang gak papa, apa Mas gak liat siku dan tangannya berdarah?" bukanya gadis itu yang menjawab melainkan pejalan kaki yang lain.
Pria itu juga bisa melihatnya, dia menghela nafasnya, lalu ia mengeluarkan beberapa uang tunai dari dompetnya.
"Nona saya minta maaf, ini kesalahan saya karena sedang terburu buru tolong terima uang ini sebagai biaya pengobatan" ujarnya menyodorkan beberapa uang itu.
"Eh..ngak usah Mas, saya baik baik saja kok, ini hanya luka kecil saya bisa sendiri!" jawab gadis itu menolaknya.
"Tapi-"
"Dev, kenapa lama sekali?" belum sempat pria yang dipanggil Dev itu berucap,suara berat sang Boss terdengar dibelakangnya.
Dev menoleh kebelakang tak hanya dirinya yang lain pun ikut melihat kearah pria jangkun tersebut.
Beberapa perempuan yang melihat kedatangannys terpesona,dan mereka juga mengenal siapa pria itu, dia adalah Sultan Adam Bramansyah putra tunggal Bramansyah, pewaris satu satunya Tuan Leo Bramansyah.
Begitu juga dengan Gadis yang sudah menepi itu, ia sempat terpesona hanya saja dengan segera ia mengalihkan tatapannya dan beristighfar sebanyak banyaknya dalam hatinya.
'Ya Allah begitu sempurnanya ciptaanmu ini, Astaghfirullah!"
"Maaf tuan muda, saya sedang bernegosiasi dengan Nona ini, dan memberikan beberapa uang kompensensi hanya saja Nona ini menolaknya" jawab Dev apa adanya, hanya saja jawabannya itu disalah pahami oleh pria jangkun tersebut.
Adam menaiki sebelah alisnya, ia menatap kearah gadis yang menjadi korbannya, biasa saja menurutnya, bahkan luka ditubuhnya tergolong ringan,tapi dia malah menolak uang yang diberikan asistennya?
Beberapa orang yang tadi hendak menghakimi Dev pun sudah bubar, mereka tak ingin terlibat dengan pria itu, kini hanya tinggal mereka bertiga.
"Berepa yang kau inginkan?" tanya Adam langsung tanpa basa basi, sambil mengeluarkan dompetnya.
Dev yang mendengar itu melotot tak percaya, kenapa tuannya ini malah semakin menawar, apa perkataanya tadi mengundang kesalah pahaman bagi tuannya?
Hendak bersuara namun lebih dulu gadis itu yang berkata.
"Maaf Mas, saya tahu mungkin anda memiliki banyak uang," imbuhnya sambil melirik mobil mewah yang digunakan pria ini.
"Tapi saya menolak pemberian Mas ini bukan karena kurang cukup atau lebihnya, itu karena saya baik baik saja dan ini hanya luka kecil, saya masih sanggup untuk mengobatinya sendiri, dari pada anda memberikan pada saya, saya beri saran lebih baik anda memberikannya kesana, karena disana ada orang orang yang lebih membutuhkannya, kalau begitu permisi, Assalamu'alaikum!" setelah mengatakan itu, dengan jengkel gadis itu langsung berlalu dari sana menyebrang jalan, dangan tujuan yang masih sama.
Gadis itu tak menyangka bahwa tadi dia sempat mengagumi wajahnya yang tampan namun sayang sifatnya sungguh sangat sombong.
Adam terdiam ditempatnya, begitu juga dengan sang asisten, mereka menatap kemana perginya gadis itu dengan menyeret koper dan masuk kedalam area masjid.
Dan kembali mereka manatap dimana tempat yang di tunjuk gadis itu barusan.
"Panti Asuhan?" ujar Dev.
Adam berdecak, ia kembali menutup dompetnya, barusan gadis kecil itu meremehkannya??
"Lihatlah Dev, kakinya sudah pincang pincang begitu dan dia masih sok sokan menolak pemberianku? dan dia baru saja meremehkanku ? Ck..dasar gadis sombong!" ujarnya lalu kembali menuju mobilnya.
Sedangkan Dev hampir saja menyemburkan tawanya, ini baru pertama kali ia melihat gadis selain tunangan dan ibu sang Boss,berani memberinya saran.
'Bukannya kau yang terlalu sombong Tuan? Dan Aku harus melapornya pada Nyonya Besar!'
...****°°°°°°°...
Sedangkan Gadis yang tak lain adalah Ayra, setelah melaksanakan empat raka'atnya, gadis itu langsung pergi dari sana menuju butiknya, untung saja tadi ia mendapatkan sebuah taksi.
Dan kejadian tadi ia suah melupakannya, ia lebih memilih membuka Al-qur'an kecil yang selalu ia bawa kemana mana dan membacanya, hingga suara ponselnya berbunyi.
Ayra tersenyum saat mendapati sang kakak yang menelponnya, dengan segera ia menggeser ikon berwarna hijau tersebut.
"Hallo, Assalamu'alaikum kakak!" sapanya dengan lembut.
'Wa'alaikumsallam Dek, udah dijakarta?'
"Alhamdulillah Aya sudah tiba kak, dan ini sedang menuju butik!"
'Bagus kalau begitu'
"Apa kakak udah beritahu Ummi kalau Aya ada dijakarta?"
'Ummi sama Abi udah tahu, udah kakak kasih tahu semalam'
"Benarkah? Alhamdulillah kalau begitu!"
'Oh iya Dek, hari ini Calon suami kakak bakal datang kebutik kamu, mungkin dia lagi dijalan'
"Benarkah?? wah Aya udah ngak sabar buat ketemu calon kakak ipar!"
'Hihi..kau ini bisa saja, yasudah kalau begitu hati hati!'
"Iya iya, yasudah Aya tutup ya Kak, assalamu'alaikum"
'Wa'alaikumsallam'
Setelah memutuskan sambungan telpon, gadis itu kembali menatap Al-qur'annya, hingga tak berapa lama ia tiba didepan butiknya.
Setelah membayar, gadis itu melihat ada beberapa mobil yang sudah terparkir dihalaman butiknya, ia yakin jika itu milik calon suami kakaknya.
Dengan penuh senyum gadis itu langsung memasuki butik yang bertuliskan Aya collectiont itu.
Suara gemericing bell yang ada diatas pintu itu berbunyi, bertanda ada orang yang masuk.
"Assalamu'alaikum!!!" sapanya dengan sopan.
Seorang karyawan yang mengenalnya langsung menghamprinya.
"Wa'alaikumsallam, Mbak Aya?" ujarnya.
"Hai Lis, apa kabar mu? lalu dimana Tika?" tanyanya.
"Kabar saya baik Mbak, oh itu Mbak tika ada diruangan Mbak bareng calon kakak ipar Mbak Aya!" jawabnya.
Ayra mangut mangut,"Kalau gitu aku keatas dulu ya, semangat kerjanya" ucap Ayra, lalu ia menaiki tangga menuju dimana ruangannya berada.
Tok! Tok! Tok!
"Assalamu'alaikum!" sapanya, tiga orang didalam sana menoleh kebelakang kala mendengar ucapan salam tersebut.
"Wa'alaikumsa-"
"KAMU??"
...°°°°°°...
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments