HSPTI-03

Enjoy and

...°...

...°...

...°...

...°...

...°...

...°...

Dunia sunggu sangat sempit, Adam tak menyangka jika gadis yang sempat berurusan dengannya beberapa menit yang lalu adalah pemilik butik ini dan yang lebih mengejutkan adalah gadis yang tadi sempat dia anggap sombong adalah calon adik iparnya sendiri.

"Akhh sial!."

Adam melihat kearah Dev yang sedang menahan tawanya, pria itu merutuki asistennya itu, ini semua gara gara Dev yang tak becus.

Begitu juga dengan Ayra, ia tak menyangka jika pria sombong barusan adalah calon kakak iparnya dan calon suami kakaknya sendiri.

Apa kakaknya tak salah memilih Calon? Kenapa harus dengan pria sombong nan arogant ini?

Gadis itu menghela nafas, suasa semakin canggung, bahkan Tika yang tak tahu apa apapun ikut merasa canggung.

"Ekhem!" Adam bedehem menyadarkan Ayra.

"Mana baju yang harus aku tes?" tanyanya dengan wajah datarnya.

Ayra menghela nafas untuk kesekian kalinya, lalu ia menyuruh Tika mengambil baju yang telah lama ia rancang, dan menyerahkan pada Adam.

"Dicoba dulu, kalau ada yang tidak pas atau merasa tidak nyaman nanti saya akan memperbaikinya" ujar Ayra tanpa menatap wajah Adam.

Adam yang melihat itu semakin meranggapan jika gadis ini sangatlah sombong, bahkan saat berbicara gadis ini tak menatapnya, sungguh tidak sopan.

'Berbeda jauh dengan kakaknya, untung dia hanya adik iparku dan setelan menikah aku akan membawa Zizzah tinggal bersamaku disini, entah apa yang akan terjadi jika dia yang jadi istriku, ckckck..!'

"Bagaimana?" tanya Ayra.

Adam berdecak,"Pas, langsung kirim keban-"

"Tidak perlu, baju itu akan dikirim ke rumah saya juga, jadi saya sendiri yang akan membawanya dan calon anda itu adalah kakak saya" jawab Ayra memotong ucapan Adam.

Rahang Adan mengeras mendengar itu, pria yang biasanya selalu sombong dan angkuh dan mendominasi lawannya kini hanya bisa menahan emisinya hanya karena gadis didepannya ini.

Jika itu orang lain, mungkin sudah beda ceritanya.

Karena tak ada lagi yang perlu dibahas, Adam dan Dev memilih pamit dan pergi dari sana.

Setelah kepergian Adam, Ayra bernafas lega, sebenarnya ia bukannya tak ingin menatap lawan bicaranya, hanya saja mengingat kejadian tadi dijalan itu membuat dirinya sedikit jengkel.

"Hhhiiss..sudahlah lupakan" ujarnya pelan.

Lalu ia menyuruh Tika mengambil kotak P3K dan meminta tolong mengobati lukanya yang belum sempat ia obati.

Sedengkann Adam setelah meninggalkan butik Ayra, pria itu langsung kembali kerumah utama.

"Adam kamu udah pulang?" ujar seorang wanita setengah baya yang masih terlihat muda yang sedang menuruni tangga.

"Iya Mah, Adam kekamar dulu" jawab pria itu lalu berlalu dari sana begitu saja dan masuk kedalam kamarnya.

Sedangkan Anita, menatap bingung sang anak, tidak biasanya Adam begitu, Mama Anita melihat Dev dan meminta penjelasan pada asisten anaknya itu.

Dan dengan senang hati pula Dev menceritakan semua kejadian yang menimpa sang Boss hari ini tanpa ketinggalan sedikitpun.

Mama Anita tertawa pelan mendengarnya,kini wanita itu dan Dev sedang duduk di sofa ruang keluarga,"Benarkah? Adam pasti merasa diremehkan, dan kamu bilang tadi gadis itu adiknya Zizzah?" tanya Mama Anita.

"Iya Nyonya, saya pun terkejut pas melihatnya, soalnya jauh banget sama Nona Zizzah" jawabnya.

Mama Anita mangut mangut, mereka semua tahu jika Azizzah memiliki dua orang kakak laki laki yang sudah menikah dan satu adik perempuan yang masih berkuliah, meski sering mengunjungi tempat tinggal Azizzah yang dibandung namun mereka tak pernah melihat gadis itu karena adiknya itu melanjutkan studinya di ibu kota mesir, Kairo.

Bahkan foto foto keluarga yang terpajang di setiap dinding rumah tak ada satupun wajah gadis itu, itu karena Ayah Azizzah memang tak ingin putri bungsunya dikenal banyak orang, jika ingin melihat foto Ayra, hanya ada didalam kamar gadis itu.

'Ahh..jadi penasaran sama gadis itu'

...****°°°°°°°...

Pagi ini Ayra langsung berangkat dari jakarta menuju bandung mobilnya yang ada dibutik.

Setelah menempuh perjalanan tibalah dirumah yang telah lama ia tinggalkan ini, terlihat sudah ada beberapa orang dirumahnya, pernikahan kakaknya hanya tinggal dua hari lagi, setelah memarkirkan mobilnya, dengan tanpa sabaran gadis itu turun dan menghampiri keluargnya yang sedang menyambutnya didepan teras rumah.

"Ayaa!!!"

Sang kakak berlari dan langsung memeluknya, Ayra membalas pelukan kakaknya.

"Astaga, kakak gak nyangka kalau kamu bakal sebesar ini" ujar Azizzah setelah melepas pelukannya.

Ayra tersenyum,"Kakak juga semkain cantik aja" ujarnya.

"Kamu mah bisa aja, ayo masuk!" Ayra mengangguk lalu ia berjalan menghampiri yang lainnya.

"Assalamu'alaikum Abi, Ummi, Abang Abang dan Kakak kakak ipar Aya yang cantik cantik sekalian!" ucapnya sambil mencium punggung tangan mereka secara bergantian.

"Wa'alaikumsallam" sahut mereka.

"Ya Allah nak, hampir tadi Ummi ngak kenal lagi sama kamu" ujar Ummi Salma kembali memeluk putri bungsunya itu.

"Hu'um Kakak aja tadi hampir ngak kenal loh sama Adek" ujar Alika istri Maliq.

"Makin cantikkan kak?" sambung Ayana istri Fauzzan.

Gadis itu hanya tersenyum,Abi, dan Ummi apa kabar?" tanyanya.

"Abi sama Ummi Alhamdulillah baik Nak, adek sendiri?" tanya Abi Taffa sambil mengelus sayang kepala putri bungsunya yang berbalut jilbab itu.

"Alhamdulillah Adek juga baik!" jawabnya.

"Ekhem..Abi sama Ummi aja nih yang ditanya,Zan sepertinya kita udah ngak dianggap lagi" ujar Maliq sambil menyikut kecil lengan Fauzzan.

"Iya bg, dari tadi yang di tanya sana mulu, padahalkan kita juga kangen ya!" jawab Fauzzan mengikuti Abang tertuanya untuk menggoda sang adik.

Mendapat sindiran dari kedua Abangnya, Ayra langsung saja membuka kedua tangannya lebar labar, melihat itu Maliq dan Fauzzan langsung memeluk adik bunggu mereka, meskipun sudah berumur, dimata mereka semua, Ayra itu masih kecil yang harus mereka sayangi dan jaga.

Azzizah yang melihat itupun tak mau kalah ia pun ikut bergabung berpelukan, yang lain hanya bisa tersenyum, bahkan orang orang yang ada disana ikut tersenyum senang melihat keharmonisan keluarga tersebut.

"AUNTY AYAAA!!!!!!!"

Mendengar suara itu mereka melepas pelukan, Arya menoleh kebelakang, ditaman sana ia melihat lima keponakannya berlari kearahnya, dengan senang hati Ayra menyambut pelukan mereka.

...°°°°°...

Menjelang maggrib Ayra masuk kedalam kamar yang sudah sangat lama ia tinggalkan.

Ceklek!!!

"Assalamu'alaikum!" sapanya, ia masuk kedalam kamar bernuansa biru putih itu, Ayra menatap setiap sudut kamarnya, terlihat rapi nan wangi bahkan debu pun tak ada sedikitpun itu tandanya kamarnya ini selalu dibersihkan meski dirinya tak ada.

"Masih sama dengan yang terakhir kali aku lihat" gamamnya.

Ya kamarnya masih sama saat pertama kali ia tinggal pergi kekairo, hanya saja tempat tidurnya yang sudah terganti dengan yang jauh lebih besar.

Ayra membongkar isi kopernya dan menyusun baju bajunya kedalam lemari, ia akan tinggal selama seminggu disini setelah acaran dan cutinya selesai ia akan kembali ke Kairo.

Bertepatan dengan Azan maggrib ia menyelesaikan beres beresnya, lalu Ayra memilih untuk membersihkan diri, gadis itu membuka pasminanya yang sedari tadi membalut rambut hitam bergelombang miliknya.

Kemudian ia meraih handuk lalu masuk kedalam kamar mandi, ia juga tak lupa membawa baju ganti beruba piama tidur lengan pendek dan celananya diatas lutut

Tak berapa lama Ayra langsung menunaikan kewajibannya sebagai ummat islam.

...°°°°°°°...

Foto by: Pin

Bersambung........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!