"Pa.." Panggil Vio dengan khawatir saat wajah Papanya itu seperti menahan rasa sakit dibagiin dada.
Haris berdiri dari kursinya dengan tangan satunya yang memegang punggung kursi untuk membantunya berdiri "Papa tidak menyangka kamu berbicara dengan nada tinggi Vio. Baiklah kalau kamu maunya seperti itu, Papa akan batalkan perjodohannya, Papa enggak akan mengatur kamu lagi Vi, Maafkan Papa" Dengan tangan yang masih memegangi dadanya, Haris segera berbalik dan berjalan dengan perlahan menuju arah tangga.
Vio mengepalkan tangannya kuat, menahan semua rasa yang ada. Ia merasa sangat berdosa tadi telah membentak Papanya dengan lancang. Sekarang apa yang harus dirinya lakukan? Menuruti kemauan Papa atau menjadi anak yang durhaka untuk kali ini saja.
Kenapa nasibnya begini? Mama kenapa pergi meninggalkan Vio sendirian Ma? Seandainya Mama ada disini, Vio yakin Mama pasti bisa bujuk Papa agar jangan lanjutkan perjodohan ini tanpa Vio harus kasar.
Ia menatap Papanya yang mulai menjauh. Sebelum mengucapkan kata kembali, Vio lebih dulu menarik nafasnya dalam-dalam "Oke, Vio terima perjodohan itu"
Satu kata itu mampu membuat seorang Haris berhenti, ia membalikkan badannya dengan tangan yang masih memegangi dadanya.
"Papa puas kan?" Lalu Vio pun segera pergi meninggalkan meja makan menuju arah tangga dengan setengah berlari. Melewati sang Papa dengan wajah yang menahan air matanya. Selalu dan selalu diatur dan dikekang oleh Papa.
Setelah melewati Papa nya barulah Vio berlari menaiki tangga dengan air mata yang terurai membasahi wajah cantiknya.
Brak!
Ia menutup pintu kamarnya dengan keras, meluapkan semua kepedihan serta emosi dalam dirinya. Melawan salah, tidak melawan dirinya yang akan tersiksa. Mengalah dan selalu mengalah dengan segala aturan yang dibuat Papa.
"Hiks...hiks...hiks..kenapa aku selalu diatur" Vio menyenderkan tubuhnya dipintu dengan perlahan mulai jatuh kelantai. Ia kemudian memeluk lututnya sendiri, menenggelamkan wajahnya diantara pahanya."Aku benci dikekang! Hiks.."
Malam ini hanya menangis yang bisa Vio lakukan, menerima dengan lapang dada akan dijodohkan dengan laki-laki yang tidak ia kenal.
Drttt!
Drttt!
Drttt!
Vio menghapus air matanya dulu sebelum ia merongoh ponsel yang ada didalam jaket Levis nya. Ia membaca siapa peneleponnya "Arga" Gumam Vio. Ia bimbang antara mau mengangkat atau tidak teleponnya.
Selang beberapa menit, sudah lebih dari 10 kali pacarnya itu menelepon, akhirnya Vio pun mengangkatnya "Iya Ga?"
📱"Vi, kamu kok belum dateng? Balapan udah mau mulai" Ucap Arga diseberang telepon dengan melihat kanan kiri, berharap Vio sang kekasih yang sudah 8 bulan dipacarinya sudah datang ketempat dirinya akan melakukan balapan liar.
Vio menggigit bibirnya, sebelum menjawab ia lebih dulu menetralkan hatinya agar tenang dan Arga tidak curiga bahwa dirinya habis menangis.
📱"Vi, kamu denger aku kan?" Tanya Arga dengan sedikit mengeraskan suaranya karena ramai.
"Ee..Maaf Ga, kayaknya aku kali ini enggak bisa temenin kamu balapan. Papa larang aku karena ada acara keluarga"
📱"Ya udah Vi, aku cuman bisa berdoa yang terbaik. Aku matiin ya, 2 menit lagi balapan mulai, semoga kamu baik-baik ya.."
Vio mengangguk"Maaf ya Agra, semoga kamu juga baik-baik. Aku doain semoga menang balapannya biar kamu bisa bantu temen kamu yang butuh biaya itu"
📱"Amin, makasih Vi. Aku matiin, love you girlfriend"
"Too boyfriend" Jawab Vio.
Setelah panggilan itu mati, Vio meletakkan ponselnya dilantai, ia kembali menangis sejadi-jadinya malam itu.
"Kalo aku nikah, gimana sama kamu Arga...Aku cinta sama kamu, aku cuman pengen nikahnya sama kamu Ga..." Vio menarik rambutnya frustasi.
"Kalo itu cowok jahat gimana Ga?" Vio kini semakin menangis sejadi-jadinya. Harus bagaimana sekarang? Dia cinta pada pacarnya Arga, tapi tidak bisa menetang kemauan sang Papa, orang paling berkuasa atas hidupnya.
Hingga kini waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Vio yang sudah sangat lelah menangis pun perlahan mulai memejamkan matanya, ia tidur dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Pipi yang masih basah oleh air mata, tidur dengan posisi duduk bersandar pada pintu dan wajahnya ia letakkan diatas lutut yang ia tekuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments