Sahara tertidur lanataran capeknya. Dia terbuai dialam mimpi lagi, ibunya sampai keheranan karna tumben tumbenan anaknya tertidur di sore hari..
Anggun hanya geleng geleng kepala, Sahara di didik sejak dini jika tidur di biasakan di siang hari bukan menjelang maghrib.
Tepat jam tujuh malam Sahara sudah bangun dan keluar makan malam bersama keluarganya. Anggun ingin bertanya tapi dia tahan setelah melihat wajah bete putrinya.
Selesai makan malam Sahara kembali melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda...
Ke esokan paginya Sahara kembali beraktifitas seperti biasa dia akan ke kampus. Tapi dia mencari cari sesuatu dan tidak di temukan dimana saja. Semua sudah di periksa rak buku sudah diacak acak laci pun tak luput dari acakan nya...
"Duh kemana sih itu barang, udah mau di pake malah gak keliatan dan kohilang nya gak tanggung tanggung ya..." Sahara mencak mencak dalam kamarnya.
Lima belas menit setelahnya belum juga ketemu... sekarang dia beralih sama keranjang pakaian kotornya. Dia kembali mencarinya di dalam keranjang itu. Tapi belum juga ketemu dia mengeluarkan semua pakaian kotornya..
Prannngggg....
Benda itu jatoh dari saku baju yang dia pakai kemarin. "Akhirnya ketemu juga kan loh..."
Benda itu slalu di bawa kemana mana oleh wanita. Dimana pun benda tersebut tak pernah ketinggalan. Dia mencium wangi parfum yang menempel di bajunya. .
"Huummmm.
Wangi sekali," Sahara mencium wangi bajunya seakan akan dia tidak mau melepaskan wangi baju itu..
Wanginya semakin lama semakin candu. Tok.... tokkk.... tokkk....
"Sahara.... Sahara .... Sahara....
Ini sudah jam berapa sudah siap belum...."
Sahara menegang mendengar suara ibunya. Dia menyimpan baju itu dalam lemari takutnya bi Ima mencucinya.
"Iya bu Sahara sudah siap..."
Anggun mengangguk. "Ayo ibu antar saja ke kampus pulang juga nanti pulang ibu jemput saja.."
Sahara berangkat ke kampus diantar sama ibunya, lumayan lah tidak cape nyetir. Sudah sampai, "bu Sahara ngampus dulu ya. ."
Setelah mencium tangan ibunya Sahara keluar dari mobil untuk melanjutkan masuk dalam kampus, setelah itu Anggun pergi ke kantornya.
Sahara seperti biasa jalan seorang diri, Sahara orangnya pendiam tapi sedikit bar bar.. dari arah yang berlawanan ada sahabat lakinya..
"Sendiri saja Sar....?"
Sahara tersenyum, "iya Bara, kamu ngapain di sini bukannya kelas kamu ada di sana ya....?"
"Iya nih Sar lagi jalan jalan saja lagian dosennya katanya tidak hadir hari ini jadi saya jalan jalan dulu."
Bara memang sahabat Sahara sejak SMA, mereka itu kompak kemana mana slalu berdua dan tak jarang mereka di jodoh jodohkan sama teman teman sebaya mereka.
Bara sebenarnya kagum dengan Sahara tapi sekarang malah suka. Yah dalam persahabatan antara laki laki dan perempuan sudah pasti salah satunya melibatkan perasaan.
"Bar saya duluan soalnya kelas sebentar lagi.." Bara hanya melihat punggung Sahara yang semakin jauh.
Bara ingin mengutarakan Niatnya tapi dia sedikit kecewa setelah melihat Sahara diantar jemput sama musuhnya. Yah musuhnya karna yang antar jemput Sahara kemarin Boy.
Boy dari geng merah sedangkan Bara dari geng hitam. Mereka lah yang bikin onar di jalan raya kalau sudah ketemu. "Ingat Boy kamu sudah merebut wanitaku dan saya akan hancurkan kamu."
Bara ternyata menyimpan dendam. Dia tidak ingin Sahara jatuh ketangan orang lain. Sahara harus jadi miliknya seorang...
Setelah jam kuliah selesai Sahara menelpon ibunya tapi lagi dan lagi tidak ada respon akhirnya Sahara memilih pulang naik Taxi saja. Lagian ibunya lagi sibuk sibuknya kalau jam segini dan mungkin saja ibunya lupa. Biasanya Anggun pelupa.
Belum sempat memesan Taxi online sudah ada dua motor yang berhenti di depannya. Sahara mengenali Boy walaupun dia ganti motor dan juga helemnya. Boy sengaja tidak membuka helemnya.
"Boy... guman Sahara nyaris tak terdengar. Dua laki laki itu kompak membuka helem masing masing dan menampakan senyum mereka yang misterius...
Sahara jatungnya berdetak kuat setelah mata mereka saling terkunci satu sama lain. Bara sebenarnya geram tapi tidak mungkin kan kalau dai bertindak ceroboh di depan Sahara.
Melihat dua manusia yang saling tatap tatapan itu seolah tidak ada orang lain di samping mereka.
"Ekkkhhmmm
Kalian mau pulang atau mau seperti ini sampai pagi..." sewot Bara dari mata mereka ada rasa yang tak pernah dia lihat jika Sahara menatapnya.
"Ayok pulang ajak Boy...."
Sahara belum sempat menolak tangannya sudah di genggam itu yang membuat Bara yang hampir lepas kendali. Boy yang melihat musuhnya itu kebakar jenggot semakin pula dia rangkul dan semakin erat sehingga Sahara tak mampu meronta.
"Aku akan membalasmu.." Bara berbisik di telinga Boy. Boy kali ini hanya diam dan tak memberi respon apa pun. Sahara malah betah karna wangi parfumnya yang membuatnya ingin lama lama.
"Kok kamu peluk aku nempel pula.." Sahara mendengar sindiran itu langsung buru buru melepas Boy. Dia melihat sekelilinnya hanya tinggal berdua di gerbang kampus.
Sahara hendak memesan taxi tapi hpnya sudah di rebut kembali. Mas boy kenapa sih... batin Sahara.
"Pulangnya sama saya saja. Jangan pesan taxi buang buang uang saja."
Sahara enggan untuk pulang bersama dengan Boy bahkan dia malah diam seribu bahasa. Dia tidak mau di bawa di tempat lain seperti kejadian kemarin.
"Ayolah Sahara janji deh langsung antar kamu pulang. Sumpah deh..." Boy sambil mengangkat jarinya tapi respon Sahara sama saja. Boy tidak membuang buang waktu mendekat kearah Sahara.
Sahara mundur kebelakang. Bahkan menatap tajam kearah Boy. Boy melihat tingkah Sahara membuatnya gemas... "ternyata butuh waktu wanita ini untuk takluk sama saya.." batin Boy..
Sahara mengambil ancang ancang untuk lari tapi tangannya sudah di pegang sama Boy...
"Apaan sih mas lepas tau. Sakit tangan saya...!" Bentak Sahara...
"Ampun galak amat... ni cewek.." batinnya.
Setelah melewati banyak drama Sahara akhirnya mau juga diantar pulang. Sahara memang keras kepala orangnya hanya orang tertentu yang bisa membuatnya menurut.
"Pegangan ya. Jangan malu malu saya tinggal kalau kamu jatoh di tanah..."
"Hisss.... untung ganteng kalau nggak udah ku tendang ni orang, heran saya kadang lembut kadang keras.." sahara menjerit dalam hati. .
Ya ampun Sahara emang itu adonan kue kadang lembut kadang keras. Ada ada saja kamu Sahara sok jual mahal lagi padahal lagi nyaman nyamanya. Emang ya cinta sama nyaman itu beda tipis sampai tidak bisa di bedakan.
Sahara memeluk Boy semakin erat. Dia tak ingin jatoh soalnya karna dia masih ingin hidup.
"Waduh ini orang ngajak menuju Neraka deh..." batin Sahara....
Boy senyum senyum sendiri. Rezeki emang tak pernah jatoh ketangan orang lain. Dua puluh menit sudah sampai di depan rumah sahara..
"Turun sampai kapan kamu mau peluk saya seperti ini. Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan..." Boy meledek dengan suara datarya padahal inginnya belum berakhir..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments