Yuuri terbangun dari mimpi buruknya di tengah malam. Nafasnya menjadi naik turun dan pelipisnya sudah basah karena peluhnya. Dia benar-benar tidak bisa tidur dengan tenang semenjak menyaksikan pembunuhan di villa itu.
Dengan nafas yang masih memburu, Yuuri meraih segelas air mineral yang berada di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Namun karena begitu terburu-buru dan pergerakannya yamg masih tidak stabil, dia malah menjatuhkan segelas air mineral itu hingga pecah.
PRANG ...
"Ughh ... lagi-lagi aku mimpi buruk. Ini semua terjadi dan mengganggu kehidupanku akhir-akhir ini karena aku yang melihatnya saat itu. Huft ... andai saja aku tidak pernah melihat semua itu. Pasti hidupku akan menjadi tenang dan damai. Mengapa aku begitu sial?!" Yuuri menggerutu dan mengurungkan niatnya untuk minum.
Namun dia kembali mengatur nafasnya dan setelah merasa lebih baik akhirnya dia memutuskan untuk mencari sesuatu untuk ia minum di dapur.
Dapur Yuuri memiliki sebuah jendela kecil dengan bahan dasar kaca bening yang bisa tembus pandang. Dan dari dapurnya ini, dia bisa melihat beberapa landmark kota Tokyo yang tentunya sangat menakjubkan.
Segelas susu hangat sudah dihabiskan oleh Yuuri yang masih duduk di salah satu bangku dapur itu sambil memandangi landmark kota Tokyo yang berjarak tak begitu jauh dari kediamannya.
Dia menghembuskan nafasnya ke udara dan perlahan menyunggingkan senyum tipis.
"Aku benar-benar bisa gila jika dia selalu saja hadir dalam mimpi burukku. Bagaimana aku bisa terlepas dari semua ingatan itu?" gumamnya lirih.
Namun tiba-tiba saja Yuuri melihat ada sebuah percikan cahaya merah yang meluncur tinggi dan berasal dari puncak Tokyo Tower. Sepasang mata Yuuri memicingkan sepasang matanya menatap cahaya merah kecil yang berasal dari Tokyo Tower itu.
"Cahaya apa itu? Apakah telah terjadi sesuatu di Menara Tokyo?" gumam Yuuri curiga.
Namun dia segera menepis semua pemikiran sia-sia itu, dan segera kembali ke kamarnya. Karena Menara Tokyo selalu saja dijaga ketat oleh keamana. Dan tidak mungkin sampai ada seorang penyusup bukan?
Namun siapa sangka, jika pemikiran dan firasat dari Yuuri sebelumnya rupanya adalah benar? Sebuah tempat yang selalu dijaga dengan ketat dan terlihat aman, bisa jadi menjadi tempat yang berbahaya.
Karena Menara Tokyo yang terkenal sebagai simbol kota Tokyo dan sebagai objek wisata daripada sekaligus sebagai menara antena pemancar TV analog (UHF/VHF), TV lokal digital, dan radio FM, malam ini telah menjadi target peledakan seorang buronan negara.
...🍁🍁🍁...
Tokyo Tower 1 AM ...
Seorang pria berperawakan sedikit tambun dan memakai pakaian jaket serta celana bermotif army dan mengenakan topi hitam terlihat sudah memasuki Menara Tokyo setelah mengecoh dan menjatuhkan beberapa keamanan Menara Tokyo.
"Ckk ... setelah menghancurkannya, pemancar dari siaran televisi dan radio akan rusak. Struktur penunjang antena besar untuk televisi dan radio di Jepang ini seketika akan mengalami kerusakanan. Dan disaat itulah aku akan merasa lebih puas untuk membuat kalian semua menderita. Gyahaha ..." pria tambun berpakaian dengan corak army itu tertawa seperti seorang psikopat.
Pria tambun itu mulai berniat untuk memasang dan mengaktifkan sebuah benda kecil yang memiliki beberapa kabel berwarna-warni. Namun belum sempat pria tambun itu melancarkan aksinya, tiba-tiba saja di hadapannya ada sebuah kabut asap yang cukup tebal dan pekat.
Dari dalam kabut asap itu tiba-tiba saja terlihat sosok siluet seorang pemuda yang berjalan di dalamnya. Semuanya terlihat gelap, dan hanya sepasang matanya saja yang terlihat menyorot mengkilap saat terkena oleh cahaya lampu. Bahkan dia juga mengenakan topeng hitam seperti biasanya.
Terdengar sebuah tawa singkat dalam helaan nafasnya yang sedikit berembun karena dingin.
"Ka-kau!! Korudokira ... bagaimana mungkin kamu bisa datang ke tempat ini?" ucap pria tambun itu cukup terkejut.
Namun pada detik berikutnya dia mulai menyeringai kelam.
"Aku sudah muak untuk menjalani hidupku! Semenjak polisi sialan itu membunuh kakakku saat itu, aku juga sudah tidak ingin hidup lebih lama lagi. Namun sebelum aku pergi, tentunya aku sangat ingin membuat kalian semua menderita dan kalian para polisi menjadi kalang kabut. Gyahahaha ... hhm ... bagaimana jika kita mati bersama saja disini malam ini? Aku rasa itu tidak buruk juga." sahut pria tambun itu berniat untuk menekan sebuah tombol yang mungkin adalah alat kontrol dari alat peledak itu.
"Jangan mimpi kamu bisa melakukan semua itu!" gumam sosok pria bertopeng itu mulai melesat cepat ke arah sang pria tambun, hingga membuat alat peledak serta remot kontrolnya terlepas dari tangannya dan melayang di udara.
Dan disaat itu mereka saling berebut untuk mengambil remot pengendali itu. Mereka berdua saling melompat tinggi di udara, namun sang pria tambun malah membenturkan kepalanya hingga mengenai kepala Seijuro Shin hingga berdarah.
Tak mau diam saja, disaat sang pria tambun hampir mendapatkan remot pengendali alat peledak itu, disaat itulah Seijuro Shin segera melayangkan tinjunya hingga mengenai perut pria tambun itu.
Mereka berdua terjatuh bersama di atas lantai atap Tokyo Tower. Alat peledak itu sudah terjatuh di pinggiran atas lebih awal. Sementara remot pengendali itu malah terjatuh di dekat sang pria tambun.
Karena sangat dekat sekali dengan si pria tambun, pria itu dengan cepat meraih remot pengendali itu kembali dan bersiap menekannya. Seijuro Shin yang kalah cepat dan malah berada di dekat alat peledak itu akhirnya memutuskan untuk menggulingkan tubuhnya beberapa kali untuk mendekati alat peledak itu.
Dan tepat disaat sang pria tambun menekan tombol merah, disaat itulah Seijuro Shin menghempaskan alat peledak itu hingga melambung tinggi di udara dengan sekuat tenaganya. Dan Seijiro Shin sengaja mengarahkannya pada sisi samping setinggi-tingginya untuk meminimalisir kerusakan akibat ledakan itu.
DUARR ...
Sebuah dentuman yang sangat keras mulai terdengar dan menggema di udara malam yang sangat dingin dan sunyi ini.
Kabut asap pekat itu memenuhi atap Tokyo Tower selama beberapa saat. Dan masih belum ada tanda-tanda dari pria bertopeng itu masih bertahan.
Sementara sang pria tambun yang rupanya masih selamat karena berada agak jauh dari ledakan itu, akhirnya menarik sudut-sudut bibirnya penuh dengan kemenangan.
Namun semua itu hanya berlangsung selama beberaoa detik saja. Karena tak membutuhkan waktu lama, akhirnya terlihat sosok pemuda bertopeng yang keluar dari kabut asap itu. Sepasang matanya kembali menyorot tajam dan dia melenggang semakin mendekati pria tambun itu.
"Ka-kau ... bagaimana mungkin masih bisa bertahan?" ucap pemuda tambun itu menatap lekat sang pria bertopeng.
"Kau sudah sangat membuatku kerepotan malam ini. Aku tak akan mengampunimu lagi!!" dengan santainya Seijuro Shin segera mendorong tubuh sang pria tambun itu hingga mereka jatuh bersamaan dari ketinggian yang cukup fantastis.
Seulas senyuman miring dan mengerikan mulai terlukis menghiasi wajah pria bertopeng, dan saat itu dia memberikan tekanan dengan mendorong tubuh pria peracik bom itu, sementara Seijuro Shin mulai mengulurkan tangan kanannya ke sisi samping.
Dan disaat itulah sebuat benang dan besi berbentuk seperti cakar yang terbalik, mulai meluncur dari sarung tangannya lalu menancap pada sebuah tembok bangunan. Seketika tubuh Seijuro Shin tertahan dan bergelantungan pada dinding gedung itu. Sementara tubuh pria peracik alat peledak itu terjatuh ke dasar dan mati mengenaskan.
...🍁🍁🍁...
Ilustrasi Seijuro Shin. Sesuai dengan setting tempat ya visualnya. Jika kurang suka dengan visual bayangan author, bisa dibayangin masing-masing. Hehe ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Itsaku
keren... kereeeen...
2023-06-26
1
🍭ͪ ͩႮოi⛅ͧ ͫ ͥ
tak cocok jdi pembunuh jika tu shin🤭🤭 ,shin jka di arahkan bru dia melakukannyaa bkn untuk suka2nya saja
2023-06-10
1
Asma
wibu.... 😁😁😁😁😁
2023-06-03
1