Suara derap langkah kaki yang terkesan sedang terburu-buru.mulai terdengar saat seseorang mulai memasuki ruangan rawat VIP ini. Dan sebenarnya hal ini cukup membuat Yuuri merasa sangat gugup karena mengira jika Seijuro Shin akan datang kembali dan berubah pikiran, yaitu melenyapkan dirinya karena sudah mengetahui rahasia besarnya.
Untuk beberapa saat Yuuri menahan nafasnya, namun dia terlihat lega ketika melihat sosok yang datang ternyata adalah Yuki, sang kakak.
"Yuuri! Apa yang terjadi? Kakak mendengar kabar dari temanmu jika kamu memasuki rumah sakit ini! Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Apa kamu sedang sakit? Kamu terluka?" tanya Yuki panik, karena tiba-tiba saja dia mendengar jika adiknya pergi ke rumah sakit selarut ini.
Yuki menelisik tubuh Yuuri, namun Yuki sama sekali tak melihat ada luka pada tubuh sang adik. Dan ini cukup membuatnya bingung.
"Aku baik-baik saja kok, Kak." jawab Yuuri seadanya dengan senyum yang kaku.
Bagaimana tidak gugup? Jika saja Seijuro Shin sedikit terlambat saat meninggalkan ruangan rawat ini, pasti mereka berdua akan benar-benar bertemu? Seorang aparat polisi bertemu dengan orang yang selama ini dicarinya? Pasti cukup membuat Yuuri merasa canggung dan bingung. Ya, meskipun Yuki belum tau tentang identitas Seijuro Shin sih.
"Lalu? Mengapa kamu datang ke rumah sakit? Siapa yang sakit?" Yuki celingukan mencari sosok lainnya yang berada di dalam kamar ini, namun dia juga tak menemukan orang lain di dalam ruangan ini kecuali dia dan adiknya saja.
"Itu ... ano ... temanku mengalami kecelakaan kecil, dan aku mengantarnya kesini, Kak." ucap Yuuri meringis kaku, dan masih saja terlihat sedang menyembunyikan sesuatu.
"Lalu dimana dia sekarang? Kakak tidak melihat siapapun disini." sahut Yuki masih berusaha untuk melihat-lihat kamar rawat ini.
"Uhm ... dia sudah pulang, Kak. Karena kondisinya sudah membaik. Sebaiknya kita juga segera pulang yuk, Kak!" ajak Yuuri sambil menggandeng kakaknya untuk meninggalkan ruangan rawat ini.
Tak ada pilihan lain, akhirnya Yuki menurut saja. Toh Yuuri rupanya juga baik-baik saja dan tidak sedang terluka saat ini.
...🍁🍁🍁...
Di dalam sebuah rumah sederhana yang ada di kawasan perumahan yang cukup jauh dengan perumahan, terlihat seorang pria paruh baya sedang memeriksa luka bagian punggung seorang pemuda. Sebuah luka memanjang terlihat masih begitu nyata menghiasi punggung kokohnya.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Apa kamu bertarung melawan seseorang?" tanya pria paruh baya itu yang tak lain adalah Yamato Takeru.
"Argghh ..." pemuda itu memekik pelan disaat pria paruh baya itu menekan luka pada punggung pemuda itu. "Tidak, Paman. Aku tidak mau berurusan dan bertarung dengan orang lain di luar pekerjaan."
"Lalu? Darimana kamu mendapatkan luka ini? Bahkan kamu sampai pergi ke rumah sakit? Ini sangat berbahaya. Bagaimana jika ada seseorang yang mencurigaimu?"
"Ini salahku, Paman. Aku menolong seorang gadis kecil dan aku tertimpa papan reklame raksasa. Bahkan hingga membuat aku pingsan dan tak sadarkan diri. Seseorang malah membawaku ke rumah sakit. Maafkan aku, Paman. Aku sangat ceroboh dan bodoh ..." ucap Seijuro Shin terlihat begitu menyesal dan berbalik menatap pria paruh baya itu.
"Selanjutnya hal seperti ini tak boleh terjadi lagi! Semua orang sudah mencurigai sosok pria bertopeng dan mereka juga sudah berusaha untuk mencari tau kamu. Kamu harus lebih berhati-hati dan jangan sampai wajahmu terekspos oleh siapapun, terutama media. Walau bagaimanapun, pekerjaanmu cukup berbahaya."
Ucap Yamato Takeru menatap dalam pemuda itu.
"Baik, Paman. Aku akan memastikan tidak akan ada hal seperti ini lagi terjadi!" jawab pemuda itu menegaskan.
"Bagus! Karena hanya dengan pekerjaan inilah kita bisa tetap bertahan hidup di dunia yang kejam ini!"
TRING ...
Sebuah notifikasi pesan mulai terdengar dari ponsel Seijuro Shin. Dia segera membuka dan membaca pesan itu.
Target selanjutnya, peracik alat peledak yang selama ini sudah menghancurkan beberapa pos kepolisian di beberapa prefektur di Tokyo. Target diperkirakan akan ada di Menara Tokyo saat jam 1 AM untuk melakukan aksinya selanjutnya. Selesaikan dia dengan baik, karena ratusan nyawa sudah dia lenyapkan sebelumnya. Master X.
Pesan itu disertai juga dengan sebuah foto yang akan menjadi target Korudokira saat ini.
Yamato Takeru menatap pemuda itu dengan lekat.
"Apa kamu sudah bisa melakukannya lagi? Jika belum, maka biarkan aku yang menyelesaikannya kali ini. Kamu pulihkan saja dulu tubuhmu." ucap Yamato Takeru mengkhawatirkan Seijuro Shin.
"Tidak, Paman. Aku bisa melakukannya kok. Paman beristirahat saja." ucap Seijuro Shin sembari melihat jam pada ponselnya. "Aku masih memiliki waktu 2 jam. Aku akan bersiap dulu." imbuhnya lalu meninggalkan Yamato Takeru dan mempersiapkan dirinya.
...🍁🍁🍁...
Sementara itu, di dalam sebuah kamar di kediaman Yagami, terlihat Yuuri sudah merebahkan dirinya di atas pembaringan.
Pikirannya bergerilya jauh sambil menimang-nimang kalung berliontin bola basket itu. Dia kembali mengingat aksi heroik Seijuro Shin dan aksi pembunuhan sadis itu.
"Aku sudah memutuskan untuk tidak berhubungan apapun dengan dia. Tapi ... bagaimana caranya aku mengembalikan kalung miliknya ini? Lagipula aku juga tidak tau dimana dia tinggal dan bagaimana aku bisa menemukannya." gumam Yuuri masih menimang-nimang kalung itu.
"Huft ... sudahlah! Sebaiknya tidak usah dikembalikan! Dan biarkan saja dia kehilangan! Dan sebaiknya aku segera tidur!" ucapnya kembali lalu menyimpan kalung itu di dalam sebuah kotak penyimpanan kecil dan menyimpannya di dalam laci nakas.
Setelah itu Yuuri mematikan lampu kamarnya dan segera tidur.
.
.
.
Seorang pria berpenampilan serba hitam dan mengenakan sebuah topeng hitam mulai berjalan mendekati Yuuri yang sedang berada di taman kota seorang diri. Perlahan dia mulai menarik sudut-sudut bibirnya hingga menyembulkan sebuah seringai kelam.
"Bukan hanya mengetahui rahasia besarku, namun kamu malah mencuri kalung berhargaku! Benar-benar mau mati kamu ya?!" ucap sosok pria bertopeng itu mulai mengeluarkan sebuah pisau lipat dan memainkannya berputar-putar dengan cepat dan terampil dengan tangan kanannya.
"Ti-tidak. A-aku tidak mencuri kalungmu. A-aku menemukannya saat di rumah sakit." ucap Yuuri terbata dan gelagapan karena merasa takut luar biasa.
"Jika pencuri mengakui setiap perbuatannya, maka penjara akan penuh. Aku akan memberikan pelajaran langsung dengan kedua tanganku sendiri." ucap pemuda bertopeng itu menyeringai misterius.
Dia melenggang semakin mendekati Yuuri dan masih mempermainkan pisau lipat kesayangannya.
Yuuri terpojok di dinding dan pria bertopeng itu kini telah menguncinya dengan tangan kirinya. Dia menodongkan pisau lipat kesayangannya mendekati wajah ayu nan mulus itu, hingga membuat sepasang mata bening Yuuri membuat sempurna dan nafasnya tercekat
"Sebelum melenyapkanmu. Aku ingin merusak wajah cantikmu dulu. Sepertinya ini akan sangat menyenangkan." ucapnya masih dengan seringai menakutkan
Sosok bertopeng itu semakin mendekatkan pisau lipat itu hingga ujung dari pisau lipat itu mukai menyentuh pipi Yuuri.
"TI-TIDAAKKKKK ..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩႮოi⛅ͧ ͫ ͥ
menolong orang bkn salah paman oii, kalung siapa sama kamu tu yuuri jgn kata shin punya pla yaa
2023-06-10
1
🔥⃞⃟ˢᶠᶻsᥲᥒ𝗍іE𝆯⃟🚀🦚⃝⃟ˢᴴ
mungkin kedepannya kamu akan terus berhubungan dengan pemilik kalung itu yuuri Karena kalungnya ada padamu
2023-05-27
1
🍁𝕬𝖓𝖉𝖎𝖓𝖎•𖣤᭄æ⃝᷍𝖒❣️HIAT
masih selamat seijuro belum waktunya di tangkap
2023-05-11
1