Sholat Berjamaah

Pasangan pengantin baru itu kini bersiap untuk menuju lantai dua, di sana Flora dibuat takjub dengan semua desain dan juga inteior yang ada.

"Apa lo nyaman dengan keadaan rumah gue yang sederhana ini apa tidak?" tanya Shane disela-sela menuju ruangan kecil tempat sholat dengan air wudhu yang terpisah.

"Ini lebih dari nyaman," sahut lembut Flora pada pemuda yang berstatus sebagai suaminya.

"Kamarku ada di mana? Aku mau ambil mukena lebih dulu," tanya Flora yang menanyakan dimana letak kamar miliknya.

"Tidak usah mencari di dalam kamar, di almari kecil itu ada mukena baru yang tadi sempat gue minta belikan salah seorang ART sewaktu kita berada di taman belakang," terang Shane pada Flora yang tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Terima kasih, Suamiku," sahut Flora dengan begitu tulus.

Keduanya bergantian untuk mengambil air wudhu, selesai dengan memakai peralatan sholat, keduanya tampak khusuk untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.

Shane mengimami Flora dengan begitu baik, hingga membuat hati istrinya begitu takjub dan juga bersyukur menikah cepat dengan pemuda itu.

Flora mengambil telapak tangan suaminya, dia mencium punggung tangan Shane dengan begitu lembut dan juga tak lupa terselip sebuah doa untuk kekasih halalnya.

'Maaf, jika gue masih belum bisa menjadi imam yang baik buat lo, tapi mulai sekarang gue akan belajar menjadi yang terbaik untuk lo dan keluarga kecil kita,' batin Shane sambil menatap pucuk kepala istrinya yang begitu teduh meski tertutup mukena.

"Lo sudah siap untuk makan siang?" tanya Shane saat Flora sudah melepas mukenanya.

"Sudah, tapi aku belum masak apapun untukmu," sahut Flora dengan wajah sedih.

"Tidak apa, lo bebas dari pekerjaan rumah karena ada beberapa ART yang bertugas untuk menyiapkan semuanya," terang Shane pada istrinya.

"Bukan itu, aku mau memasak untukmu, agar aku mendapatkan pahala dan juga doa darimu," jelas Flora pada pemuda di depannya.

Shane tersenyum tulus, baru kali ini dia merasa spesial, ada rasa haru yang membuat pemuda itu semakin nyaman dengan Flora.

'Jika lo dah ikhlas dengan pernikahan kita, gua bakal peluk lo sekarang juga, namun gue takut jika gue belum ada di hati lo, Ra,' batin Shane yang hanya bisa membayangkan bisa memeluk istrinya.

"Lo bisa masak, jika lo mau dan tidak kelelahan, karena bagi gue, jika lo lelah, rasanya gue sudah membunuh kepercayaan Bapak untuk menjaga lo," ucap Shane dengan nada lembut meski sedikit aneh di telinga Flora dengan kata lo gue.

"Terima kasih, tapi bolehkah aku sedikit memberi saran," jawab Flora dengan menundukkan pandangannya, takut jika pemuda di depannya akan marah.

"Apa yang ingin lo utarakan?" tanya Shane pada istrinya.

"Bisakah bicara kamu sedikit diubah lebih halus, maksudku kosa kata panggilan lo gue diganti aku dan kamu saja," saran Flora dengan nada lirih.

"Lo kurang nyaman sama panggilan gue ya, nsnti gue coba buat belajar pakai aku dan kamu seperti yang lo mau."

Flora menghembuskan napasnya pasrah, mungkin pemuda di depannya ini belum terbiasa untuk memenuhi ucapannya.

"Jangan cemberut, aku akan belajar mulai detik ini," ujar Shane dan membuat garis lengkung yang cantik di bibir Flora.

"Terima kasih."

"Dari tadi kamu terus bilang terima kasih, sudah mirip petugas mini market di seberang kantor gue...." ceplos Shane pada Flora.

"Kamu bekerja di kantor?" selidik Flora yang baru tahu jika suaminya sudah bekerja.

"Bukankah kemarin kamu bilang ke Bapak jika masih kuliah, kenapa sekarang jadi bekerja?" cecar Flora yang masih belum puas dengan ucapan suaminya yang terpotong.

"Baiklah, aku akan mengaku padamu, aku memang kuliah tapi juga bekerja sambilan di kantor, aku mengambil SKS dengan jalur 3 tahun saja," jelas Shane pada akhirnya.

Flora sedikit terkejut, sebegitu cerdas dan juga pandainya suaminya itu. Dia seakan menerima kejutan demi kejutan atau bisa disebut shock terapi namun dalam hal positif.

"Kamu marah atau bagsimana, jika sudah tahu apa yang menjadi rahasiaku hari ini?" tanya Shane pada istrinya.

Flora menggeleng pelan, "Aku bahkan bangga punya kamu, selain bekerja sambilan dan kejar sarjana dalam waktu 3 tahun, kamu juga termasuk redah hati dengan apa yang kamu miliki," puji Flora dengan tulus.

Shane hanya tersenyum menanggapi pujian istrinya.

"Sebelum kita kebawah untuk makan, aku mengantarmu ke kamarmu nanti, tapi kamarmu dan juga kamarku sama," ucap Shane takut.

"Bukankah seharusnya memang begitu, tapi jujur saja a-aku masih takut jika kamu meminta hakmu," tutur Flora pada akhirnya.

Shane paham apa yang membuat istrinya seperti itu, dia menggenggam erat tangan Flora untuk memberikan kekuatan.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!