Agak ragu, Flora menjawab dengan anggukan tapi dia tidak bisa menolak ucapan dari suaminya.
"Jika begitu lo segera bersiap sekarang, tadi gue sudah izin sama orang tua lo buat bawa lo pergi bersama gue."
Tidak ada bantahan dari Flora, diriya segera masuk ke kamarnya dan memebreskan buku serta baju yang hendak dia bawa ke dalam tas. Kini gadis itu sudah siap dengan semua perlengkapan yang dia bawa. Dirinya hanya mengikuti llangkah suaminya namun tetap dalam keadaan menunduk.
Shane kini mengetuk pintu kamar kedua orang tua Flora, tampak dari air muka wanita paruh baya itu masih belum menerima kepergian putrinya untuk dibawa oleh suaminya yang baru saja sah di mata agama dan negara.
"Kamu dan Rara sudah mau pergi, Nak?" tanya pria paruh bya itu bertanya dengan nada ramah kepada menantunya.
"Iya, Pak, gue sama Flora mau pergi sekarang, kelihatannya sudah ada yang menjemput saya di luar sana."
"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusanmu, bapakmdan Ibu tidak bisa melarang kalian untuk tetap bersama kami, tapi jika nanti kamu tidak keberatan, mampirlah untuk menginap di sini bersama Rara, Nak."
"Baik, Pak. Kalau begitu gue sama Flora pamit dulu."
Shane mencium punggung kedua orang tua istri sahnya, dari belakang Flora ikut mencium punggung tangan kedua orang tuanya yang selalu sayang kepada dirinya hingga kini.
"Jaga diri baik-baik, Nak."
"iya, Pak, Rara akan jaga diri baik-baik," sahut gadis canti berhujab itu pada kedua orang tuanya.
"Kalau kamu rindu sama ibu, pulang lah, Nak ajak suamimu untuk menemani," terang wanita paruh baya itu pada putrinya.
"Iya, Bu. Nanti Rara akan bilang sama suamu Rara."
"Flora ayo," ajak Shane yang sedang menenti Flora di ambang pintu.
Gadis cantik itu berjalan mendekati suaminya dan dia menatap lagi kedua orang tuanya. Sulit bagi dirinya untuk berpisah dengan bapak serta ibunya, tetapi dia ingat pesan dari sang bapak, jika dia kelak sudah menikah jangan bergntung pada mertua dan juga orang tuanya, melainkan ikut suami dengan ruamah sendiri meski rumah itu sangat kecil.
"Ayo masuk."
Shane membukakan pinu mobil untuk istrinya yang baru saja dsah menjadi miliknya.
"Bu, Pak, kami pergi dulu ya," ujar Flora yang tidak bisa menahan tangis di matanya.
"Iya, Nak hati-hati," sahut pria paruh baya yang harus re;a melepas putri semata wayangnya tersebut.
Shane dan Flora yang diantar oleh sopir segera melajukan kendaraannya untuk pergi kerumah pemuda tersebut.
Ditengah jalan sang sopir bertanya pada Shane.
"Maaf Tuan Shane, kita akan ke mana? Rumah Tuan Besar atau rumah anda sendiri?" tanya pria paruh baya itu dengan begitu sopan pada Shane.
"Ke rumah gue sendiri saja, Pak Anton, dan tolong jangan bicarakan ini pada Ayah dan dia-ibu tiri Shane," pinta pemuda itu ramah.
Diperjalanan menuju rumah Shane, Flora masih saja diam, jika suami sahnya itu tidak mengajaknya berbicara, gadis muda yang hidupnya berubah 360 derajat itu juga tidak membuka suaranya.
"Flora," sapa Shane membuka percakapan.
"Iya, Shane," sahut gadis cantik di sebelah Shane dengan nada lirih.
"Maaf jika kehadiran gue tempo lalu membuat lo harus jauh dari kedua orang tua, namun gue akan berusaha menjadi suami yang bisa membuat lo bangga dan bahagia bersanding dengan gue nantinya," terang Shane pada istrinya.
"Terima kasih, Shane."
Perjalanan yang lumayan panjang membuat badan Shane dan Flora tampak lelah.
"Sebentar lagi kita sampai rumah, tunggu sebentar lagi ya," terang Shane pada Flora dengan lembut.
"Iya."
Dua jam berlalu, mereka akhirnya sampai di rumah milik Shane.
"Kita sudah sampai, Tuan muda."
Shane membantu Flora membukakan pintu mobil, pertama kali yang dilihat Flora adalah bangunan tinggi dan juga mewah terpampang di depannya.
"I-ini rumahmu yang kata kamu kecil?" cecar Flora yang kagum dengan suaminya.
Dia baru mengenal orang yang rendah hati dengan apa yang dimilikinya.
"Iya, ini rumah gue dari hasil kerja keras gue sendiri," terang Shane dengan senyum ramah.
"Ayo masuk," ajak pemuda itu dengan wajah ceria.
Tangan Flora dan Shane bertaut, pemuda itu sungguh sangat bersyukur dipertemukan dengn gadis sederhana seperti Flora.
"Tasku belum aku ambil," tolak gadis muda itu, dirinya ingin mengambil barangnya yang di dalam mobil.
"Tidak usah, nanti ada pelayan yang akan membawakan barang lo untuk dimasukkan ke dalam kamar.
"Itu merepotkan," tolak Flora lagi karena merasa tidak enak.
Shane memegang bahu Flora dia menatap lembut manik hitam istrinya.
"Gue sudah berjanji pada Bapak untuk melindungi lo dan membuat lo bahagia, tolong hargai cara gue untuk membuat lo nyaman berada di rumah gue ini," jelas Shane yang ingin membuat Flora bahagia.
Flora akhirnya mau mengerti, dia mengikuti langkah suaminya dan kini berada di ruang dasar dari bangunan dua lantai tersebut.
Keduanya kini sampai di sebuah taman, di sana ada gazebo yang mengarah langsung ke taman yang ditumbuhi berbagai macam pohon serta bunga, ada juga kebun sayur kecil yang tampak indah dipandang.
"Lo lelah? Jika iya istirahatlah dulu, gue akan masuk ke dalam meminta Bibi Mina menagntarkan minuman segar dan beberapa potong buah untuk lo," ucap pemuda yang sudah menjadi suami Flora tersebut.
Gadis cantik yang tengah duduk di gazebo dengan pakaian muslimah lengkap dengan hijabnya tersebut melihat kearah langit biru yang berhias awan putih.
"Ya Allah apakah ini semua takdir yang sudah Engkau rencanankan untukku, jika iya, ikhlaskan aku untuk menjalani semua ini dan ajarkan aku untuk menghormatinya sebagai seorang istri," monolog Flora yang tengah menatap ke arah langit biru.
Shane datang dengan wanita paruh baya yang tadi dia panggil dengan nama Bibi Mina.
"Siang Nona muda, ini sedikit air dingin untuk mengurangi rasa haus Nona, dan beberapa buah yang sudah kami kupaskan untuk Nona," terang wanita paruh baya itu pada Flora.
"Terima kasih, Bu," sahut gadis muda itu dengan ramah.
Asisten rumah tangga itu kembali ke dalam rumah setelah pekerjaannya selesai.
"Jika perlu apa-apa, lo bisa bicarakan pada gue," ucap Shane menatap manik hitam istrinya.
"Hmm, bolehkah aku bertanya?" ucap Flora dengan nada lirih.
"Tanya saja," sahut Shane yang membuang mukanya kesegala arah.
"Ini sudah jam satu siang, apakah kamu bisa mengimamiku sholat berjamaah," ujar Flora dengan nada takut.
"Tidak masalah, gue akan mengimami lo sholat dzuhur sekarang."
Sejenak Flora terkejut, namun setelaj itu dia tersenyum tulus pada suaminya.
"Terima kasih, Suamiku," ucap Flora ramah dengan rona merah menghiasi pipinya.
Shane juga merasa hangat saat istrinya memanggilnya dengan sebutan suami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
senangnya
2023-08-02
1
Nona RayLov
huwaaaaa meleyooooyytttt
2023-04-29
2