TERAPUNG

Nathan tersenyum sinis saat melihat bagaimana wajah Elouise saat ia mengatakan itu. Tubuhnya bergetar dan Nathan sangat yakin wanita itu pasti ketakutan.

Nathan sebenarnya hanya mengancam wanita itu. Ia tak akan sembarangan memberikan tubuhnya pada wanita, apalagi wanita itu tidak dikenalinya, bahkan bisa jadi penyusup yang ingin menghancurkannya.

“Apa maksud anda, Tuan?” tanya Elouise. Ia ingin memperjelas dan mempertegas apa yang tadi dikatakan oleh Nathan.

“Puaskan aku dengan tubuhmu, maka aku akan membantumu bersembunyi. Wanitaku akan mendapatkan keamanan serta kenyamanan. Bagaimana?”

Aku bisa gila jika seperti ini. Keluar dari kandang macan, malah terjebak di dalam kandang buaya. Aku sudah susah payah keluar dari sana untuk menghindar dari pria itu, tapi aku sampai di tempat pria dengan sikap yang tak ada bedanya. Lalu, untuk apa aku lari lagi jika hasil yang kudapat akan sama. Maka pilihanku hanya satu kan? - batin Elouise.

“Cepat jawab!” kini Nathan sudah mulai berteriak dan wajahnya sudah menampakkan kemarahan.

Elouise sangat tahu bahwa ia tak bisa diam saja. Ia harus membuat pilihan dan memberikan jawaban dari pertanyaan pria itu.

“Aku … tidak akan memberikan apa apa padamu!!” teriak Elouise. Lalu ia berlari ke pinggir jurang yang langsung berbatasang dengan laut. Tanpa berpikir lagi, ia pun terjun ke bawah.

Jantung Nathan langsung berdegup dengan kemcang saat melihat itu. Seorang wanita yang lebih rela mati daripada memberikan tubuhnya pada seorang Nathan.

Nathan ikut berlari ke pinggir jurang itu dan berpegangan pada salah satu pohon di sana. Ia menoleh ke bawah dan yang ia dapatkan hanyalah laut yang berwarna gelap, karena matahari sudah tenggelam.

“Sam!” teriak Nathan.

“Ada apa, Tuan? Di mana wanita itu?” tanya Sam yang merasa heran.

“Periksa ke bawah, cari wanita itu!”

“What?! Apa dia terjun?” Sam ikut melihat ke arah bawah dan tak menemukan apapun.

Nathan langsung masuk ke dalam villa miliknya dan masuk ke dalam kamar tidurnya. Bayangan saat wanita itu melompat, masih dengan jelas ia ingat. Bahkan wajah wanita itu terlihat tak memiliki keraguan sedikit pun. Ia terus berlari dan tak berhenti sesaat di pinggir jurang.

Apa dia sudah gila?! - batin Nathan.

Dua jam berlalu, Sam yang ikut dalam pencarian telah kembali. Ia langsung menemui Nathan.

“Apa yang kamu temukan, Sam?” tanya Nathan.

“Tak ada, Tuan. Aku tidak menemukan wanita itu di manapun. Bisa jadi ia tenggelam,” jawab Sam.

“Lalu apa yang bisa kamu temukan?”

“Sebuah kalung, di dalam tas ransel yang ia bawa.”

Nathan mengambil kaling tersebut, kemudian membuka buah kalung tersebut.

“Ini …?”

“Ya, Tuan. Sepertinya wanita tadi adalah adik dari Tuan Robert King.”

Nathan mulai merasa bersalah di dalam hatinya karena Robert adalah salah satu sahabatnya. Oleh karena itu juga Nathan membangun villa yang bersebelahan dengan Mansion besar milik Keluarga King, di mana Robert tinggal bersama kakeknya.

“Apa yang sebenarnya terjadi, Sam?” tanya Nathan.

“Saya juga belum mengetahuinya, Tuan. Kabar terakhir yang saya dengan bahwa Keluarga King sedang pergi ke luar negeri,” jawab Sam.

“Kamu harus memeriksanya dengan teliti, Sam. Aku yakin ada sesuatu yang terjadi,” kata Nathan.

“Baiklah, saya mengerti,” Sam meninggalkan kamar tidur Nathan. Ia segera pergi ke ruang kerja dan mulai mencari informasi dengan beberapa komputer canggih yang ada di sana.

Sementara di dalam kamar tidurnya, Nathan kembali melihat kalung yang tadi ia terima dari Sam. Terbayang di pikiran Nathan, wajah sendu Elouise dengan beberapa luka di tubuhnya.

Maafkan aku, Rob. Aku tak bisa menjaga adikmu, malah mengancamnya dan membuat ia memilih jalan yang lain. - batin Nathan.

Nathan menggenggam buah kalung tersebut dan kalau saja ia bisa berharap waktu diputar kembali, mungkin ia akan bertanya lebih jelas dulu. Pasalnya tadi ia sudah tersulut emosi oleh surat kaleng yang ia terima.

**

Keesokan paginya,

Nathan terbangun, masih dengan pakaian yang ia gunakan semalam. Ia tertidur tanpa sempat mengganti pakaiannya.

Ia segera bangkit dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, ia langsung pergi ke ruang kerjanya. Ia tahu semalaman Sam memeriksa informasi mengenai Keluarga King.

Ceklekkk

Pintu ruang kerja terbuka dan tampak Sam yang tengah berbaring di sofa sambil menutup mata dengan lengannya.

Tak ingin mengganggu Sam, Nathan berjalan ke arah meja kerja di mana terdapat beberapa kertas dan layar komputer yang masih menyala. Mata Nathan memicing saat melihat apa yang ditemukan oleh Sam.

“Tak mungkin! Mereka tak mungkin melakukan itu pada Robert,” ujar Nathan.

Ucapan Nathan membuat Sam mengerjapkan matanya. Ia melihat atasannya itu sedang duduk sambil memperhatikan informasi yang ia dapatkan.

“Anda sudah di sini, bos?” tanya Sam sambil mengusap matanya.

“Katakan padaku ini semua tidak benar, Sam!”

“Saya sudah meretas semua CCTV yang ada di dalam mansion dan juga di sekitar mansion.”

“Lalu ke mana mereka membawanya?” tanya Nathan.

“Saya belum mencari lebih jauh, tapi hari ini pasti akan saya dapatkan informasi itu,” kata Sam.

“Lalu adik Robert?”

“Clementine Elouise King, putri bungsu Keluarga King.”

“Hari ini, perintahkam mereka untuk mencarinya lagi, Sam,” perintah Nathan.

“Pasti akan kulakukan, Bos, tenang saja.”

“Hari ini aku akan kembali ke Switzerland. Ada hal yang harus kulakukan,” kata Nathan.

“Baiklah.”

*****

Seorang gadis tampak mengerjapkan kedua matanya. Ia masih bisa mencium aroma laut di indera penciumannya.

“Nona sudah bangun?” tanya seirang wanita paruh baya dengan rambut yang sebagian besar sudah memutih.

Elouise memegang kepalanya yang terasa sakit. Ia bisa merasakan bahwa kepalanya diperban.

“Aku di mana,” tanya Elouise.

“Di rumah Grandma,” kata wanita paruh baya itu.

Elouise membuka matanya lebih lebar dan melihat ke sekeliling. Ia melihat bahwa ia berada di sebuah rumah yang terbuat dari kayu dengan celah-celah pada setiap pertemuan kayu tersebut.

“Apa yang terjadi denganku?” tanya Elouise. Hal terakhir yang bisa ia ingat hanyalah bahwa ia terjun dari atas bukit.

“Suamiku menemukanmu terapung di permukaan laut. Ia langsung memberikan pertolongan pertama, kemudian membawamu pulang. Ia bahkan membuang sebagian ikannya karena perahunya tak akan mampu membawa beban terlalu banyak.”

“Maafkan aku,” kata Elouise, “Aku akan segera pergi dari sini.

“Mau ke mana kamu? Kamu itu masih terluka dan tubuhmu belum fit. Tetaplah di sini, aku yang akan merawatmu.”

“Boleh aku tahu namamu, Grandma?” tanya Eloise.

“Mina. Panggil aku Grandma Mina saja.”

“Thank you, Grandma Mina,” kata Elouise.

“Kalau begitu beristirahatlah. Aku sedang membuatkanmu sup. Setelah ini makanlah.”

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

s

s

seorang

2024-11-16

0

s

s

yang saya dengar

2024-11-16

0

Jonry S

Jonry S

bagus

2023-12-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!